BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Tak Berizin, Saluran Limbah Ditutup Warga

Warga Perumahan Kademangan Asri, Kota Probolinggo, menutup saluran pembuangan limbah pabrik keramik Paolo. Pasalnya, pembuangan limbah tersebut mengakibatkan sedimentasi (endapan) pada saluran drainase sekaligus mengakibatkan banjir pada musim hujan.

Warga bersama Ketua RT 03/RW IV Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Moch Subiantopan, sejak Minggu (3/6), menutup saluran pembuangan limbah Paolo. Saluran drainase di Jl. Brantas yang mengalir ke arah utara itu mereka bendung dengan endapan dari pabrik. Selain itu warga juga bergotong royong mengeruk endapan pada saluran drainase sepanjang sekitar 200 meter di sebelah utara pabrik.

Warga sebenarnya tidak mempermasalahkan bertetangga dengan pabrik. "Tetapi, kalau limbahnya mengganggu lingkungan sekitar, ya kami jelas keberatan," ujar Subiantopan, Senin (4/6) malam. Awalnya Paolo hanya membangun show room di Jl Brantas. Sedangkan keramik hias seperti tabung air minum, asbak, dan hiasan rumah tangga itu diproduksi di pabriknya (workshop) di Jl Prof HAMKA, Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. "Belakangan, sekitar setahun lalu, ternyata bukan show room yang pindah ke sini, tetapi pabrik," terang Subiantopan.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo melalui Kasubid Pengembangan Peraturan dan Penegakan Hukum Lingkungan, Taufiq Hidayat, Selasa (5/6) mengatakan, hasil investigasi pihaknya ke perusahaan Paolo mendapatkan fakta bahwa IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah) pabrik itu tidak sesuai dengan standar. Selain itu, Paolo belum memiliki IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair). "Sepertinya IPAL yang ada itu hanya sekadarnya saja. Padahal untuk itu harus menyesuaikan dengan kapasitas produksi yang ada. Untuk itulah akan terus dilakukan penanganan dan pemantauan," kata Taufiq. "Dalam waktu dekat kami akan mengundang pihak perusahaan agar segera mempresentasikan produksinya berikut bahan baku serta hal lainnya yang menyangkut masalah lingkungan," lanjutnya.

Christ Paulus selaku pemilik pabrik mengatakan sebenarnya sudah ada pengolahan limbah cair di pabriknya. "Ada sejumlah kolam penampungan air limbah kok, setelah air jernih baru dibuang ke saluran drainase," ujarnya. "Kita secara rutin juga mengeruk endapan di saluran drainase. Kalau tidak salah setiap minggu dikeruk, masak masih dikeluhkan masyarakat, sehingga terjadi penutupan," ujarnya. Sumber Berita

No comments:

Post a Comment

Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.