BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Walikota Probolinggo Launching Bank Sampah Pasar

Pemerintah Kota Probolinggo hari ini (11/01) melakukan terobosan baru dengan mengadakan acara pembukaan Bank Sampah Sejahtera Pasar Baru Kota Probolinggo. Walikota Probolinggo HM. Buchori. SH. MSi. yang melaunching Bank Sampah tersebut berlokasi didalam Pasar Baru, hanya sedikit menjelaskan dalam sambutannya bahwa “Bahwa Program Bank Sampah Berbasis Pasar ini dengan memberikan ganjaran berupa uang tunai kepada mereka yang berhasil memilih dan menyetor sejumlah sampah“ karena berbarengan dengan acara yang lain maka HM. Buchori hanya menharap dengan dilounchingnya bank pasar ini mudah mudahan pasar akan lebih bersih dan sehat.

Sebelum HM.Buchori meninggalkan tempat acara sempat sedikit disimulasi oleh Kepala Bappeda Ir. Budi Krisyanto dan juga ada nasabah yang menimbang sampah saat itu. Dikesempatan lain Ir. Budi Krisyanto yang diwakili oleh Stafnya Setio Rini Sayekti. SKM. MSi. menjelaskan bahwa pelaksanaan administrasi Bank Sampah adalah Pengurus Paguyuban Pedagang Pasar yang berjumlah 25 orang, untuk penggerak adalah Kader pasar berjumlah 30 orang, yang mewakili masing masing Blok.

Sedang nasabahnya adalah Pedagang, Masyarakat Sekitar dan Pembeli, (umum) adapun yang menjadi latar belakang Bank Sampah ini diadakan adalah : Karena jumlah volume sampah terus meningkat, pedagang bertambah banyak, dan barang dagangannya yang memungkinkan berpotensi sampah yang bernilai ekonomis, maka sampah tersebut dipandang perlu sebagai nilai tambah atau incame bagi para pedagang pasar dalam turut serta mengelola sampahnya sehingga tercipta pasar yang bersih dan sehat.

Setio Rini juga menjelaskan cara menjadi nasabah Bank sampah cukup mendaftar kepengurus dan Menyetor sampahnya , serta sampah yang disetor akan ditimbang dan per kilonya dihargai Rp 1000; untuk tahap awal baru dapat diambil setorannya selama 3 bulan , sedang sampah yang dapat disetorkan adalah jenis sampah kering / an organic yaitu : plastic, kertas, kardos, dan lain-lain. Adapun asset dana bank sampah tersebut berasal dari APBD sebesar Rp 435.450.000; sedang dari yayasan danamon peduli sebesar Rp 90.000.000; yang semuanya akan dipergunakan untuk Penguatan internal, fisik, dan lain-lain. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Bank Sampah, Inovasi Baru Pembuka Tahun 2012

Di pembuka tahun 2012, Pemerintah Kota Probolinggo telah melakukan inovasi baru. Berbarengan dengan peresmian pembukaan operasional pembantu BTN Syariah, Walikota Probolinggo juga melaunching Bank Sampah Sejahtera yang berlokasi di Pasar Baru Kota Probolinggo pagi tadi (11/1). "Program Bank Sampah atas kerjasama Pemerintah Kota dengan Yayasan Danamon Peduli merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis pasar, dengan memberikan ganjaran yang berupa uang tunai kepada mereka yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah" ujar H.M. Buchori, Walikota Probolinggo sebelum prosesi gunting pita, tanda diresmikannya Bank Sampah Pasar Baru.

Perlu diketahui, bahwa pelaksana administrasi Bank Sampah adalah pengurus paguyuban pedagang pasar yang berjumlah 25 orang, sedangkan penggerak program adalah kader pasar yang berjumlah 30 orang yang mewakili masing-masing blok. Untuk Nasabahnya adalah pedagang pasar baru dan masyarakat dilingkungan pasar dan dari lembaga di luar pasar. Proses yang mempengaruhi dalam perwujudan Bank Sampah telah dilakukan, antara lain dengan diadakannya pra kondisi Focus Group Discussion (FGD) dengan pengurus paguyuban pasar. Kemudian FGD dengan pedagang pasar yang diikuti oleh 120 pedagang sebanyak 3 kali, dan selanjutnya dilakukan rapat-rapat pemantapan teknis dan penyiapan tata kelola program.

Bank Sampah di pasar baru dilaksanakan karena berjumlahnya volume sampah akibat bertambahnya pedagang, pembeli dan jenis dagangan yang memungkinkan munculnya potensi sampah. Banyaknya sampah-sampah tersebut dipandang memiliki potensi ekonomi yang bisa menambah income bagi para pedagang baru. Tentunya, semua hal tersebut bertujuan untuk membangun unit ekonomi pedagang pasar melalui aktivitas pemilahan dan pengumpulan sampah pasar. Selain itu juga untuk membangun kesadaran pedagang pasar dalam turut serta pengelolaan sampah sehingga menghasilkan pasar yang bersih dan sehat. Dan juga meningkatkan ekonomi pedagang pasar melalui pengelolaan pasar.

Proses pelaksanaannya yaitu pedagang mendaftarkan diri menjadi nasabah ke pengurus paguyuban pasar baru, kemudian nasabah bersedia untuk menabung sampah dengan jenis sampah plastik, kertas dan kardus. Mengenai penyetoran sampah dilakukan setiap hari Rabu dan Sabtu di sekretariat dengan membawa buku rekening bank sampah. "Keuntungan sebagai nasabah Bank ini adalah uang tunai yang bisa diambil minimal setelah 3 bulan menabung" terang Budi Krisyanto, Kepala Bappeda Kota Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pacet, Bromo dan TWSL Diserbu Wisatawan

Tahun Baru 2012, Minggu (1/1) kawasan wisata pegunungaan di Kab. Mojokerto dibanjiri pengunjung. Sepanjang 3 Km jalan menuju Ubalan – Padusan Air Panas, Pacet selama 3 jam dipenuhi kendaraaan yang membuat arus berjalan padat merayap. Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Samirin ketika dikonfrmasi Minggu (1/1) sore mengatakan, untuk mengurai kemacetan itu polres Mojokerto memberlakukan system buka tutup kendaraaan. Selain itu, kendaraan besar seperti bus dilarang masuk kawasan Padusan Air Panas. Yang diperbolehkan hanya mobil pribadi dan motor saja. Libur Tahun Baru 2012 kemarin para pengunjung masih menjadikan kawasan wisata pegunungan di Pacet menjadi lokasi pilihan mereka dalam merayakan tahun baru.

Kondisi ini membuat jumlah pengunjung di berbgai tempat wisata pegunungan di Pacet dipadati pengunjung baik dari alam dan luar Mojokerto. Suripto (32) wisatawan domestik dari Benjeng Kab. Gresik mengatakan, dia bersama keluarga mengisi liburan di Pacet karena, lokasi wisata Pacet yang terletak di lereng Gunung Welirang dan Arjuno di Kabupaten Mojokerto ini, dinilai masih cukup alami. Hal ini, menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam dan luar Mojokerto seperti Gersik, Surabaya, Lamongan sampai Kalimantan Barat. Selain itu, udara di Pacet masih segar dan sejuk. “Ini yang membuat kami senang berlibur ke sini. Kami datang ke Pacet Minggu pagi hari, pulang malam. Agar tak terjebak macet,”katanya.

Sementara, dari Probolinggo dilaporkan, momen pergantian tahun 2011-2012 mendongkrak tingkat kunjungan objek-objek wisata di Probolinggo. Sisi lain, jalur wisata menuju Bromo di Kabupaten Probolinggo sedikit terganggu material proyek plengsengan. Gunung Bromo memang masih menjadi objek wisata favorit bagi mereka yang ingin merayakan momen pergantian tahun. Tercatat, hingga Minggu (1/1) siang, sebanyak 1.568 wisatawan masih bertahan menikmati panorama Gunung Bromo. “Sebagian besar didominasi wisatawan domestik, 1.535 orang ditambah sebanyak 33 wisatawan mancanegara,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo, Senin (2/1) pagi tadi.

Lalu lintas menuju Bromo sempat merambat di ruas Sukapura-Ngadisari (15 Km). Pemicunya, ada timbunan material proyek plengsengan jalan di dua titik sepanjang masing-masing sekitar 200 meter. Lalu lintas merambat karena kendaraan yang hendak turun dan naik Bromo berpapasan di ruas jalan sempit dan berkelok-kelok itu. “Untunglah, arus lalulintas yang merambat itu hanya berlangsung satu jam, pukul 09.00-10.00,” ujar Tutug.

Meski tidak seterkenal Bromo, Pantai Bentar di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo diserbu ribuan pengunjung. Sabtu (31/12) jumlah pengunjung pantai di pinggir jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu didatangi 650 orang. Pada Minggu (1/1) siang, jumlah pengunjung membeludak luar biasa. “Sekitar 4.700 orang mengunjungi Pantai Bentar,” ujar Tutug. Bahkan tempat-tempat wisata yang selama ini sepi pun terimbas momen pergantian tahun. Ranu Segaran di Kecamatan Tiris dikunjungi sebanyak 212 orang, Minggu (1/1), padahal sehari sebelumnya hanya 43 pengunjung.

Dari sekian tempat wisata di Probolinggo ternyata Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) di Jl. Basuki Rachmat, Kota Probolinggo memecahkan rekor jumlah pengunjung. Tempat wisata yang populer dengan sebutan Bonbin (kebun/kebon binatang) itu dikunjungi sekitar 8.000 orang, Minggu (1/1). ”Kami menyiapkan 5.000 tiket ternyata habis terjual. Kami kemudian mengeluarkan tiket dengan nomor seri 5.001-8.000,” ujar Diah Sajekti Widowati, Kepala Unit Pelaksana Teknis Informasi Pendidikan Lingkungan Hidup, yang mengelola TWSL. Meski tempat-tempat wisata diserbu pengunjung, arus lalulintas secara umum lancar. Hingga Senin (2/1) pagi tadi arus wisatawan dari Bali pun tidak terlihat peningkatan berarti. ”Syukurlah jalur Probolinggo-Pasuruan tidak macet lagi seperti Senin-Selasa (26-27/12) lalu. Mungkin yang pulang dari Bali usai tahun baruan bergelombang,” ujar seorang personel polisi lalulintas di Pos Ketapang, Kota Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.