BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

BLH Terangkan Perda Retribusi Sampah

Pemerintah kota melalui BLH menggelar sosialisasi retribusi layanan persampahan dan kebersihan sesuai dengan Perda Kota Probolinggo Nomor 3 tahun 2011 tentang retribusi jasa umum. Sosialisasi dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Matalil, didampingi Kepala BLH Budi Krisyanto, yang dihadiri oleh seluruh Kepala dinas, badan dan kantor di lingkungan pemerintah kota.

Dalam laporannya Kepala BLH mengatakan bahwa sosialisasi ini adalah rangkaian dari kegiatan GP Darling '12 ( Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan tahun 2012 ). Lebih lanjut dia mengatakan, retribusi kebersihan sebenarnya merupakan salah satu wujud dari tanggung jawab dan kepedulian masyarakat pelaku usaha terhadap upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

Oleh karena itu Pemerintah Kota Probolinggo telah menetapkan sejumlah kebijakan dan aksi nyata perihal tersebut. Salah satunya adalah retribusi kebersihan yang di atur di dalam Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2011, tentang retribusi umum. " Kebijakan ini tidak akan berarti tanpa dukungan masyarakat luas, untuk itu diperlukan motivasi kuat dari Pemkot, untuk mendorong semua pihak yang berkepentingan untuk bersama mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan" Pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Sosialisasi Program Adiwiyata di SMK Ahmad Yani

Program BLH Kota probolinggo pada tahun 2012 salah satunya adalah memperbanyak sekolah adiwiyata di kota probolinggo, ini membuktikan kepedulian pemerintah kota probolinggo terhadap pendidikan lingkungan hidup. SMK AHMAD YANI Kota Probolinggo merupakan salah satu dari beberapa sekolah dikota probolinggo yang akan dibina oleh BLH Kota probolinggo dan juga merupakan sekolah swasta pertamakali di kota probolinggo, ini dibuktikan adanya sosialisasi program adiwiyata pada tanggal 27 maret 2012 melalui UPT Informasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup. “Adanya target dan hasil yang riil setelah adanya sosialisasi dengan dibuktikan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan di SMK AHMAD YANI dan Kota probolinggo pada umumnya” ucap Bpk Warnoto, M.Pd selaku Kepala SMK Ahmad Yani.

Pada acara sosialisasi yang diselenggarakan dikampus 1 dan dikuti sebagian besar guru disampaikan juga oleh UPT Informasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo bahwasannya ADIWIYATA bukan merupakan suatu ajang lomba akan tetapi merupakan suatu program yang terencana. Di dalam adiwiyata diperlukan kekompakan team dan keihklasan karena program adiwiyata bukan hanya dikerjakan oleh team adiwiyata melainkan oleh seluruh masyarakat sekolah. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pemkot Bertekad Raih Adipura Kencana

Inovasi baru dari Badan Lingkungan Hidup yang ditandai dengan dilaunchingnya GP Darling (Gerakan Peduli Sadar Lingkungan), Car Free Day (hari bebas kendaraan bermotor) dan PSWLB (Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya), yang dilaunching di SMKN 1 Kota Probolinggo, pemerintah kota Probolinggo bertekad tahun ini harus meraih Adipura Kencana. Menurut Wali kota Probolinggo, HM Buchori Senin (19/3), tujuan kegiatan tersebut adalah untuk menyediakan media bagi peningkatan kepedulian dan penyadaran lingkungan bagi masyarakat Kota Probolinggo, meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap upaya peningkatan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Probolinggo. "Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan langkah-langkah dalam usaha penyelesaian persoalan lingkungan, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor dan mengurangi emisi gas buang. Upaya - upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi wisata yang dikemas dalam paket studi wisata ligkungan dan budaya," jelasnya.

"GP Darling, Car Free Day, dan Studi Wisata Lingkungan dan Budaya, merupakan gagasan yang bagus. ini hasil diskusi saya dengan Kepala BLH," terang Wali kota Probolinggo H.M. Buchori. "Saya tadi coba keliling. Banjir kemarin diakibatkan kita tidak peduli terhadap lingkungan. Banyak kita bangun fasilitas dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, taman-taman yang ada yang merupakan ikon Kota Probolinggo, hal tersebut perlu dijaga," ujar Buchori. "Sebagaimana yang disemboyankan oleh kepala BLH, Adipura Kencana, harus dong. Tetapi kalau kita tidak merawatnya, maka selamat tinggal adipura kencana " imbuh H.M. Buchori. "Apabila ingin GP Darling berjalan dengan sukses, mari kita bergerak bersama" tutupnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Pasal 9 dinyatakan bahwa luas ideal RTHKP minimal 20% dari luas kawasan perkotaan, maka berdasar pada peraturan tersebut dan sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan akan lahan hijau di Kota Probolinggo, Pemerintah terus berupaya mengembangkan luas lahan hijau melalui beberapa kegiatan antara lain:
  • Program Tamanisasi.
  • Pembangunan RTHKP Kedopok.
  • Pembangunan Hutan Kota Pada Kawasan Taman Wisata Study Lingkungan.
  • Pembangunan RTH Brantas.
  • Pengembangan Taman Manula “Monumen Suyoso”.
  • Penghijauan di Kanan dan Kiri Ruas Jalan Kota.
  • Pencanangan berbagi gerakan yang dapat menumbuhkan dan menggelorakan semangat masyarakat dalam menjaga Kelestarian dan mewujudkan Keindahan Kota, antara lain melalui: Gerakan Perempuan Tebar, Tanam dan Pelihara, Gerakan Sejuta Pohon, Gerakan Taruna Hijau, Gerakan Satu Orang Satu Pohon, Sekolah Hijau, Koridor Hijau dan Sehat, Gerakan Indonesia Menanam, dll.
  • Penyuluhan atau sosialisasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain melalui Surat Kabar, Radio, Kegiatan Rembug Kahbi dan Kegiatan Cangkru’an.
  • Perlombaan antar Kelurahan/RT/RW untuk meningkatkan apresiasi, partisipasi, dan responsibility terhadap ketersediaan tanaman dan terhadap kualitas lingkungan kota yang sehat dan indah, misalkan Penghijauan tingkat RW Se-Kota Probolinggo.
  • Mengadakan penanaman secara terus menerus sepanjang tahun melalui operasional rutin penyulaman/penggantian tanaman dan penanaman baru.
  • Meminimumkan perubahan fungsi tata ruang.
  • Rehabilitasi daerah pesisir pantai dengan penanaman mangrove, guna mengembalikan ekosistem daerah pesisir akibat perubahan fungsi lahan.

Baca Selengkapnya...

Tri Bangun Laksono Urusan Lingkungan Harga Mati

“Bunga mawar, bunga melati. Urusan yang lain boleh di tawar, tapi untuk lingkungan harga mati.” Demikianlah pantun yang sering didengungkan oleh Tri Bangun Laksono, Asisten Deputi Urusan Peran Serta Masyarakat di Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) RI dalam sambutannya pada acara Penguatan Kader Lingkungan Berwawasan Gender yang dilaksanakan di TPA Kota Probolinggo, Sabtu kemarin (17/3). Kedatangan Sonny, panggilan Tri Bangun Laksono, ke Kota Probolinggo memang bukan untuk yang pertama kalinya. Sebab pria dengan pembawaan tenang tersebut mengakui bahwa dirinya sudah berkali-kali datang ke Kota Probolinggo dan cukup mengenal kota mangga ini dengan baik.

“Terutama kaitannya dengan Adipura. Saya sudah mengenal Kota Probolinggo sejak Probolinggo menerima Adipura untuk kali pertama di tahun 2007. Lagipula kalau di Jakarta, orang-orang Jakarta itu sendiri sudah sangat akrab dengan kata-kata pro.” Demikian yang disampaikan oleh Sonny di hadapan para undangan yang hadir pagi itu. “Sebab Presiden SBY, dalam setiap pidatonya, beliau sering kali menyampaikan 3 pro. Tiga pro yang sering disampaikan Presiden SBY dalam setiap pidatonya, yakni: Pro-Growth, Pro-Job dan Pro-Poor. Lalu oleh Kementrian Lingkungan (KLH, red.) ditambah dengan Pro-Environtment. Dan kali ini, khusus untuk kesepatan pagi hari ini, saya tambahkan satu lagi, yakni Probolingo.” Ungkap Sonny melanjutkan penjelasannya mengapa kata pro itu sudah sangat dikenal oleh masyarakat Jakarta, yang langsung disambut tepuk tangan meriah oleh undangan.

Agenda yang merupakan lanjutan (baca: sirkuit kedua) dari rangkaian kegiatan GP Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan) Kota Probolinggo Tahun 2012 ini, kali ini memang sengaja ditempatkan di TPA. Tujuannya, semakin meningkatkan kepedulian kader lingkungan terhadap kondisi riil yang ada di masyarakat, utamanya masalah sampah atau limbah rumah tangga. Agenda yang berlangsung dari pukul 9 pagi itu juga dihadiri langsung oleh Walikota Buchori, Wakil Walikota Bandyk Soetrisno dan Anggota DPR RI Komisi VIII yang sekaligus juga Ketua TP PKK Kota Probolinggo dan salah satu pemateri, Hj. Rukmini Buchori.

Lebih lanjut, Sonny mengakui bahwa Kota Probolinggo selalu berhasil dalam melahap program-program nasional. “Saya heran dengan kota Probolinggo. Saya sampai mikir, kira-kira mau saya kasih program apalagi nih supaya (Kota Probolinggo) kesulitan.” Terang Sonny. “Saat daerah yang lain sudah kehabisan ide mengenai program atau kebijakan apalagi yang akan diberlakukan di daerahnya, Kota Probolinggo tiba-tiba muncul dan menyeruak dengan program baru. GP Darling. Hello, Darling” Ujar Sonny yang selalu memberi penekanan tersendiri pada saat mengatakan hello, Darling!, seperti sedang menyapa Kota Probolinggo sebagai kekasihnya saja.

Disindir oleh Kepala BLH, Budi Krisyanto seputar raihan Adipura Kencana 2012 untuk Kota Probolinggo, di awal Sonny menegaskan bahwa tujuannya ke Probolinggo kali ini adalah bukan untuk mengantar Kalpataru, Adipura maupun Adiwiyata yang selama ini diidam-idamkan oleh masyarakat dan juga Pemerintah Kota Probolinggo. Tapi Sonny mengungkapkan kalau Kota Probolinggo punya peluang besar untuk itu semua. “Saya datang ke (Kota) Probolinggo kali ini bukan untuk mengantar Kalpataru, bukan untuk mengantar Adipura, ataupun Adiwiyata. Tapi kalau (Kota) Probolinggo punya peluang untuk itu semua, iya.” Tandas Sonny.

Seperti yang diketahui, tahun 2012, Walikota Buchori dan Muchlis, Ketua Kelompok Tani Mangrove “Sinar Pagi” Ketapang, dicalonkan oleh Pemprov Jatim untuk meraih Kalpataru di bidang Pembina Lingkungan dan Pemerhati Lingkungan. Sirkuit kedua GP Darling ini sendiri bertujuan untuk menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun kesadaran lingkungan mulai dari tingkat terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Wisata Sampah Pas Diterapkan di Surakarta

Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, Jawa Timur dalam mengelola sampah dikatakan pantas untuk ditiru wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Pasalnya, selain tidak terlalu mengeluarkan biaya tinggi, dampak positifnya dirasa sedemikian besar. Pemerhati masalah lingkungan hidup sekaligus ketua Let’s Go Green Community (LGGC) Taufik Hendrawan mengungkapkan hal tersebut ketika berbincang-bincang dengan Timlo.net, di Pertigaan Ngadirojo, Wonogiri, Jumat (16/3). “Permasalahan sampah berikut penanganannya masih menjadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi sebagian daerah. Lahan sempit, minimnya SDM berkualitas, juga kurang kreatifnya para pemangku kepentingan menjadikan permasalahan itu kian membesar,“ ungkap Taufik Hendrawan.

Karenanya, lanjut Taufik, wilayah eks-Karesidenan Surakarta perlu kiranya meniru pola manajemen sampah dari Pemkot Probolinggo, di mana Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA) disulap menjadi wahana wisata dengan nuansa tropis perkebunan. “Lantaran telah disulap sedemikian rupa, tak perlu khawatir. Kita bakalan terbebas dari segala bau menyengat maupun kerumunan lalat seperti lazim terjadi di tempat lain. Yang tercium malahan bau semerbak bunga dan kesegaran rerimbunan daun yang tumbuh subur dengan pupuk yang juga diperoleh dari pengolahan sampah disitu,” ujarnya. Pengelolaan sampah model seperti itu tidak membutuhkan biaya tinggi. Yang diperlukan adalah kerja keras dan kemauan kuat para pemangku kepentingan. Bahkan dampak ekonomisnya cukup besar. Sebab masyarakat bisa diberdayakan sebagai agen pemasaran pupuk hasil olahannya ataupun menjadi petugas pemandu bagi pengunjung. Atau minimal membuka bermacam usaha di sekelilingnya.

“Tidak memerlukan tempat luas kok, dan saya rasa TPA-TPA di Surakarta bisa menerapkannya pula, cobalah sekali waktu berkunjung ke Probolinggo, dan rasakan beda suasana TPA di sana dengan di sini,” kata Taufik. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pemkot Probolinggo Meluncurkan GP Darling

Pemkot melalui BLH (Badan Lingkungan Hidup) setempat, baru-baru ini, me-launching GP-Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan), car free day (hari bebas kendaraan bermotor) dan PSWLB (Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya) di SMKN 1 Kota Probolinggo. GP-Darling 2012 dibuka Wali Kota Probolinggo H.M. Buchori didampingi Wakilnya H. Bandyk Soetrisno, Sekda H. Johny Hariyanto, dan Kepala BLH Budi Krisnyanto. Tidak ketinggalan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, seluruh Satker Kasek SMKN 1, sejumlah perusahaan, dan perbankan. Gerakan itu berisi tentang ajakan menggalakkan menanam dan merawat pohon, mengggalakkan bangun taman, menggalakkan tanam bunga dalam pot, membersihkan sampah-sampah liar, melaksanakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), mengumpulkan sampah, membersihkan selokan saluran terbuka, mengggalakkan gerakan 3M (menguras, mengubur, menutup), meningkatkan kualitas udara dan air, memahami dan mentaati peraturan/ketentuan perlindungan dan pelestarian lingkungan, mewujudkan kampung hijau bersih dan indah, serta menanamkan pendidikan lingkungan sejak dini.

Wali Kota Probolinggo menegaskan hujan deras yang mengakibatkan banjir di Kota Probolinggo beberapa waktu lalu, diakibatkan oleh ulah masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan. “Kita membangun fasilitas umum dalam rangka untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” katanya. Para pejabat yang terkait diminta Wali Kota turun untuk membantu memberikan solusi dan pemikirannya. Kepala BLH Budi Krisyanto menjelaskan tujuan dari launching GP-Darling adalah menyediakan media untuk peningkatan kepedulian dan penyadaran lingkungan bagi masyarakat, serta meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap upaya peningkatan kualitas lingkungan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Probolinggo. Selain itu, tambahnya, juga untuk memberikan langkah dalam usaha penyelesaian masalah lingkungan hidup di Kota Probolinggo yang semakin menurun dan mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Menuju Adipura Kencana, Launching GP Darling '12

Pemkot melalui BLH (Badan Lingkungan Hidup) melaunching GP-Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan), car free day (hari bebas kendaraan bermotor) dan PSWLB (Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya) Kota Probolinggo tahun 2012, di SMKN 1 Kota Probolinggo, di Jalan Mastrip, Senin (12/3). GP-Darling 2012 dilaunching langsung oleh Walikota Probolinggo H.M.Buchori, didampingi Wawali Bandyk Soetrisno, Sekda Johny Hariyanto, Kepala BLH Budi Krisnyanto. Juga. dihadiri oleh forum koordinasi pimpinan daerah, seluruh Kepala Dinas/Badan/Kantor dilingkungan Pemkot, Kasek SMKN 1 Sunardi, sekolah Adiwiyata, perusahaan dan perbankan serta seluruh Mitra BLH.

GP-Darling berisi tentang ajakan, ayo galakkan tanam dan rawat pohon, galakkan bangun taman, galakkan tanam bunga dalam pot, bersihkan sampah-sampah liar, laksanakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), kumpulkan dan oleh sampah, bersihkan selokan saluran terbuka, galakkan gerakan 3M ( menguras, mengubur, menutup), tingkatkan kualitas udara dan air, pahami dan taati peraturan/ketentuan perlindungan dan pelestarian lingkungan, wujudkan kampung hijau bersih dan indah, serta tanamkan pendidikan lingkungan sejak dini.

Kepala BLH Budi Krisyanto, dalam sambutannya mengatakan, tujuan dari launching GP-Darling ini adalah menyediakan media untuk peningkatan kepedulian, dan penyadaran lingkungan bagi masyarakat, serta meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan, terhadap upaya peningkatan kualitas lingkungan serta, meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Probolinggo. "Tujuan lainnya adalah memberikan langkah-langkah, dalam usaha untuk penyelesaian lingkungan di Kota Probolinggo, yang semakin menurun yang akan mengancam kelangsungan peri kehidupan manusia, dan makhluk hidup lainnya melalui kegiatan-kegiatan, yang mengarah pada upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup," kata Budi Krisyanto.

Sementara, Walikota H.M.Buchori, dalam sambutannya mengatakan, banjir yang terjadi di Kota Probolinggo beberapa hari yang lalu, diakibatkan masyarakat kurang peduli lingkungan. “Kita bangun fasilitas dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, taman-taman yang ada yang merupakan ikon Kota Probolinggo tolong dijaga, pejabat yang terkait pasca banjir, tolong turun untuk membantu pemikiran!," tegas Walikota. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

GP Darling: Adipura Kecana, Harus Dong !

Sebulan pasca pelantikan eselon II dilingkungan Pemkot Probolinggo, muncul sebuah inovasi baru dari Badan Lingkungan Hidup yang ditandai dengan dilaunchingnya GP Darling (Gerakan Peduli Sadar Lingkungan), Car Free Day (hari bebas kendaraan bermotor) dan PSWLB (Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya), yang dilaunching di SMKN 1 Kota Probolinggo, hari senin (12/03) lalu. Tarian peduli lingkungan menyambut kehadiran Walikota dan Wakil Walikota beserta pejabat pemkot dipintu masuk Sekolah Adiwiyata ini. Disertai dengan nyanyian Do Re Mi yang telah diubah liriknya, menggaung di sepanjang jalan. Permainan musik angklung, tak kalah menggaung. Penampilan peragaan busana daur ulang sampah, turut menghiasi kegiatan pagi ini. Selain itu, juga tarian tempeh serta paduan suara SMKN1 yang telah menjadi juara favorit se-Jawa Timur.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyediakan media bagi peningkatan kepedulian dan penyadaran lingkungan bagi masyarakat Kota Probolinggo, meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap upaya peningkatan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Probolinggo. “Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan langkah-langkah dalam usaha penyelesaian persoalan lingkungan, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor dan mengurangi emisi gas buang. Upaya – upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi wisata yang dikemas dalam paket studi wisata ligkungan dan budaya” jelas Budi Kris, kepala BLH, dalam laporannya.

“GP Darling, Car Free Day, dan Studi Wisata Lingkungan dan Budaya, merupakan gagasan yang bagus. ini hasil diskusi saya dengan Kepala BLH” terang Walikota Probolinggo. Kemudian H.M. Buchori menceritakan kegiatannya sebelum ke SMKN 1. “Saya tadi coba keliling. Banjir kemarin diakibatkan kita tidak peduli terhadap lingkungan. Banyak kita bangun fasilitas dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, taman-taman yang ada yang merupakan ikon Kota Probolinggo, tolong dijaga “ ujar orang nomor di Kota Probolinggo. “Sebagaimana yang disemboyankan oleh kepala BLH, Adipura Kencana, harus dong. Tetapi kalau kita tidak merawatnya, maka selamat tinggal adipura kencana “ imbuh H.M. Buchori. “Apabila ingin GP Darling berjalan dengan sukses, mari kita bergerak bersama” tutupnya.

Setelah itu, Walikota Probolinggo beserta undangan lainnya mengunjungi stand-stand sekolah yang telah mendaur ulang sampah menjadi barang kerjinan. Selanjutnya menanam pohon bersama sebagai wujud nyata kepedulian pejabat terhadap lingkungan Kota Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Walikota Sukabumi Kagumi Walikota Probolinggo

Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, Mohammad Muslih Abdussyukur berkunjung ke Kota Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (8/3). Muslih diterima langsung oleh Wali Kota Probolinggo HM Buchori. Dalam kunjungan itu Muslih menyatakan kekagumannya pada Buchori dan prestasi yang diraih Kota Probolinggo. Kunjungan dari Pemkot Sukabumi itu dalam rangka studi banding terkait perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah serta pengelolaan lingkungan. Buchori, yang dulu pernah bekerja sebagai tukang becak ini mengatakan, kekuatan APBD Kota Probolinggo tahun 2012 sebesar hampir Rp 600 miliar. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemkot Probolinggo menargetkan Rp 60 miliar. PAD itu bersumber dari bidang perdagangan, seperti pajak perhotelan dan pelabuhan.

"Kita memiliki sejumlah pelabuhan yang cukup potensial mendongkrak perekonomian. Ada Pelabuhan Pantai Perikanan (PPP), ada pelabuhan Tanjung Tembaga, dan sekarang sedang dibangun pelabuhan niaga besar. Kita memang punya visi Kota Probolinggo adalah Kota Investasi," jelas wali kota dua periode tersebut. Kata Buchori, Pemkot Probolinggo memiliki pelabuhan terbesar nomor dua di Jawa Timur di bagian timur. Untuk mendukung upaya menjadikan Kota Probolinggo sebagai Kota Investasi, Buchori melobi Gubernur Jawa Timur agar memperhatikan infrastruktur di wilayah timur.

"Alhamdulillah, infrastruktur jalan sekarang diperbaiki dan diperlebar. Karenanya, jalur transportasi Probolinggo-Surabaya sering macet. Tapi itu penting untuk masa depan," jelas Buchori. "Saya mengajak para pejabat untuk terus belajar, baik untuk keluarga, lingkungan, maupun untuk Pemkot Probolinggo. Tanpa belajar, tak mungkin kita meraih prestasi atas kerja keras kita selama ini," imbuh Buchori.

Wali Kota Sukabumi Muslih menjelaskan Pemkot Sukabumi sengaja berguru ke Kota Probolinggo yang meraih banyak prestasi dan sering dijadikan objek studi banding oleh pemerintah daerah lain. "Awalnya kami mau ke Sumatera, tapi saya putuskan ke Kota Probolinggo. Alasannya, Kota Probolinggo masuk 10 kota unggulan peraih penghargaan pengelolaan dan penyelenggaran pemerintah daerah. Jika Kota Probolinggo nomor tujuh, Sukabumi nomor sembilan. Jadi, Kota Probolinggo masih lebih hebat. Pak Wali Kota (HM Buchori) juga mampu memaksimalkan segala potensi yang ada," ujar Muslih.

Muslih terang-terangan menyatakan kekagumannya kepada Pemkot Probolinggo yang banyak mengalami kemajuan, meski berada di daerah pesisir. "Kota Probolinggo adalah Kota Seribu Taman dan Kota Sejuta Lampu. Tak mudah menjadikan pemerintah daerah semaju ini. Karenanya, saya dorong para pejabat dan staf saya untuk belajar ke Kota Probolinggo. Toh, Kota Probolinggo dan Sukabumi banyak memiliki kesamaan, baik secara geografis maupun demografis," ujarnya.

Setelah Wali Kota Probolinggo dan Sukabumi saling memaparkan penjelasan, kedua kepala daerah beserta rombongannya meninjau tempat pembuangan akhir dan tempat pembungan sampah di Kota Probolinggo. Maklum, Kota Probolinggo juga berjaya di bidang penghargaan lingkungan. Kota Probolinggo meraih piala Adipura selama empat tahun berturut-turut, walau penilaiannya semakin lama kian berat. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Ragam Wisata Lingkungan Kota Probolinggo

Kota Probolinggo memiliki berbagai macam hiburan alternatif, antara lain :

1. Alun Alun Kota
Alun-alun Kota Probolinggo merupakan salah satu tempat hiburan alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Alun-alun Kota Probolinggo terletak di tengah kota, sehingga sangat memudahkan masyarakat untuk berkunjung. Selain lapangan, di Alun-alun Kota Probolinggo juga terdapat wahana atau taman bermain untuk anak-anak. Tidak ketinggalan juga disediakan taman bunga yang semakin menambah keindahan dan keasrian Alun-alun Kota Probolinggo. Hal inilah yang sering membuat masyarakat menjadi gemar melakukan olahraga bersama pada setiap hari Jumat dan Minggu. Di tempat ini juga terdapat aneka jajanan bagi pengunjung yang gemar bersantai sambil menikmati jajanan khas pedagang kaki lima. Terutama di hari Minggu pada pagi hari terdapat event “Sunday Morning”, dimana pengunjung hanya akan menemui aneka jajanan yang hanya diperdagangkan pada hari itu saja. Selain itu pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan aneka tanaman hias yang diperdagangkan dengan harga terjangkau.

2. Taman Wisata Study Lingkungan (TWSL)
Berawal dari sebuah keinginan untuk dapat menyediakan suatu wahana rekreasi untuk bersantai dan wahana yang berwawasan studi lingkungan yang rindang, indah dan nyaman. Sangat cocok sekali untuk melepas kepenatan dunia kerja dan hiruk pikuk perkotaan. Maka dibuatlah Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL). Taman wisata ini selain menampilkan aneka dan beragam jenis satwa, juga menghadirkan beraneka jenis tanaman dan pepohonan sehingga para wisatawan dan pengunjung tidak hanya sekedar berekreasi dan bersantai, namun juga bisa menambah pengetahuan akan flora dan fauna. Selain disebut Taman wisata Studi Lingkungan (TWSL), masyarakat Kota Probolinggo juga mengenalnya dengan sebutan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Karena memang banyak terdapat pepohonan yang semakin menambah keasrian dan kesejukan.

3. Seribu Taman di Sepanjang Jalan
Untuk memanfaatkan lahan tidur di seluruh penjuru wilayah Kota Probolinggo, Pemerintah Kota Probolinggo bersama dengan segenap lapisan masyarakat guna mewujudkan Kota Probolinggo yang Bestari (Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi, Indah), maka membuat Seribu Taman di Sepanjang Jalan. Selain itu Seribu taman di Sepanjang Jalan juga dapat dimanfaatkan sebagai “rest area” (tempat istirahat) bagi masyarakat.

4. Taman Manula
Para manula (lanjut usia) di Kota Probolinggo berbahagia dengan didirikannya Taman Manula yang berada di jalan Soekarno Hatta. Di area taman ini dibangun suatu Jogging Track sebagai area berolahraga, jalan paving yang berbatu sebagai area olahraga dan Tempat Pijat dengan memanfaatkan sumber daya manusia lokal. Taman Manula ini sangat cocok diperuntukkan bagi manula, karena suasana tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan sehingga terasa teduh dan sejuk. Semakin menambah kenyamanan bagi manula maupun pengunjung lainnya yang datang ke tempat ini.

5. Komposting
Sampah merupakan sesuatu yang dihasilkan karena adanya aktifitas manusia. Sampah secara umum dapat dibagi menjadi beberapa unsur seperti organik, plastik, kertas, kaleng, kaca, B3 dan lainnya. sedangkan sampah organik merupakan prosentase terbesar dari unsur-unsur sampah tersebut. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan terlebih dahulu dijadikan kompos. Dengan pemanfaatan ini maka sampah yang terbuang akan bernilai ekonomis. Demikian pula terhadap jenis sampah lainnya. Pada UPT Pengeloalaan Sampah dan Limbah, sampah organic diproses agar menjadi kompos atau pupuk organik. Kompos yang dihasilkan dijadikan beberapa jenis bentuk misalnya butiran, pellet. Jenis-jenis tersebut disesuaikan dengan kebutuhan atau selera pengguna pupuk organik. . Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pemanfaatan Gas Methan di TPA Kota Probolinggo

Ada yang berbeda di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Kota Probolinggo sejak akhir tahun 2011 lalu. Kini di TPA terdapat ruang instalasi yang digunakan untuk pemanfaatan gas methan menjadi bahan bakar memasak dan tenaga listrik. Melalui gas yang telah diolah sedemikian rupa, pegawai di TPA memasak air atau memasak makanan setiap harinya. Kasubid Mobilisasi Penanganan Sampah dan Limbah Retno Widosari menuturkan Kota Probolinggo menggunakan sistem pengolahan sampah sanitary landfill. Tumpukan sampah yang ditutup menggunakan tanah mengeluarkan berbagai macam zat seperti SO2, air dan methan. Untuk menyaring gas yang dihasilkan sampah mereka memasang pipa paralon berukuran 4 dim sepanjang puluhan meter. Pipa itu dilubangi untuk menangkap gas yang keluar. Gas methan masuk ke pipa flaming (pembakaran gas methan) untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

“CH4 (gas methan) bila diolah bisa menjadi CO2 yang dibutuhkan tanaman. Gas methan ini 21 kali lebih berbahaya dari CO2. Gas methan digunakan untuk listrik sedangkan CO2 untuk memasak,” kata Retno. Retno menyebut proyek pemanfaatan ini adalah proyek coba-coba personil di TPA. Pasalnya, mereka punya keinginan untuk memanfaatkan gas methan dari sampah menjadi bahan bakar dan listrik. Berbekal informasi dari mengikuti rapat, sosialisasi dan internet mereka pun melakukan ujicoba alias bereksperimen sendiri. Sampai akhirnya mereka punya kesempatan studi banding ke TPA Talangagung Malang.

Tekad para personil pun berbuah hasil setelah ujicoba mereka berwujud nyata. Meskipun tidak ada anggaran khusus untuk pemanfaatan gas methan, proyek itu pun tetap berjalan. Bulan November 2011 instalasi penangkapan gas methan mulai beroperasi. Kapasitas methan yang digunakan untuk genset mencapai 1500 watt. Instalasi ini berada di bagian depan TPA, sebuah bangunan berwarna oranye di depan penimbangan truk. Dilarang terlalu dekat di instalasi itu karena gas CO2 dan methan masih keluar secara alami melalui paralon-paralon yang disetting mirip tempat wudhu di masjid atau musholla. Jika kran dibuka maka aliran gas akan keluar. Tinggal menyulut korek maka api pun menyambar.

Ada sekitar 5 kran gas. Dua kran diantaranya dialirkan ke sebuah kompor gas tanpa on off itu bisa memasak sesuatu tanpa pemantik. Sejak ada instalasi tersebut, personil dibawah naungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) ini hampir setiap hari masak-masak. Bikin kopi tinggal meletakkan panci di atas kompor. Ingin goreng lauk tinggal pasang wajan. “Tingkat kematangannya lebih baik dibandingkan api biasa. Apinya juga bagus, warnanya biru karena masih alami. Sangat aman untuk bahan bakar memasak,” ujar Retno. Instalasi penangkapan gas methan ini dibuat semata karena semangat untuk mengatasi pencemaran lingkungan di kawasan TPA khususnya. Sebab gas yang dihasilkan oleh sampah bila terbuang percuma bisa merusak lingkungan.

“Karena gas (keluar dari sampah) adalah penyumbang terbesar penyebab rumah kaca. Selain itu adanya instalasi ini juga menjadi nilai plus untuk mendukung penilaian Adipura 2012 mendatang,” tegas wanita berjilbab yang sudah berjibaku di BLH (dulu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup) sejak tahun 2005 lalu. Instalasi yang baru berusia tiga bulan ini masih perlu dilakukan uji laboratorium. Retno berharap tahun ini BLH bisa melakukan uji lab untuk mengetahui berapa kandungan methan yang dihasilkan sampah dan dapat kapasitas produksi selama satu hari satu malam. “Ini kan masih coba-coba jadi belum maksimal. Kami masih menggali,” imbuh dia. Tidak hanya di sanitari landfill saja, di tempat komposting juga dibuat instalasi serupa untuk menangkap gas methan tetapi masih berskala kecil (rumah tangga).

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala BLH Budi Krisyanto mengatakan ujicoba yang dilakukan pegawainya itu perlu diapresiasi dan ia akan mencoba untuk memantapkan instalasi penangkapan gas methan termasuk melengkapi mesin, blower dan instalasi listrik. Khusus untuk pemanfaatan gas methan, mantan Kepala Bappeda ini akan memenuhi blower yang sesuai spesifikasi agar gas yang dimanfaatkan bisa maksimal. “Ingin ada alat ukur untuk mengetahui berapa gas yang keluar dan kemampuannya sampai berapa. Sekarang ini teman-teman memang sedang coba-coba dan akhirnya berhasil,” ucapnya bangga.

Secara education Budi Kris berencana menjadikan TPA sebagai tempat studi bagi siswa-siswa di Kota Probolinggo dan daerah tetangga. Karena di TPA siswa dapat belajar banyak hal seperti pengolahan sampah, instalasi penangkapan gas methan, komposting. “Saya ingin menciptakan tour de Probolinggo yang isinya soal lingkungan dan budaya. Lokasi kunjungannya di TPA, TWSL (Taman Wisata Studi Lingkungan) dan berakhir di museum,” terangnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.