BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Rapat Persiapan Piala Adipura tahun 2013 Tertibkan Kereta Kelinci dan PKL

Walikota H.M.Buchori didampingi Kepala BLH Budi Krisyanto, memimpin rapat persiapan Piala Adipura tahun 2013, di ruang Sabha Bina Praja, kemarin.

Dalam rapat kali ini hadir beberapa Kepala Satker terkait, seperti DPPKA, Dishub, Badan Pelayanan Perijinan, Diskopindag, Bagian Hukum, Satpol PP, serta Ketua Payuban PKL dan Ketua Paguyuban tukang becak, hasil dari konggres becak.

Kepala BLH Budi Krisyanto mengatakan bahwa, dasar pemikiran dari rapat persiapan Piala Adipura kali ini adalah, upaya menata kawasan alun-alun, untuk pemantauan Adipura tahap 1, serta pemantapan instruksi Walikota berkenaan dengan Car Free Day ( CFD ). "Sangat diharapkan masing-masing penanggung jawab titik pantau, ada kesiapan yang lebih untuk mengantisiasi nilai, " kata Kepala BLH.

Budi Kris mengatakan untuk kereta kelinci yang beroperasi di kota, perlu mendapat pengetahuan tentang rute biar tidak mengganggu yang lain, seperti lewat masjid Jamik waktu sholat, sehingga mengganggu kenyamanan.

Walikota H.M.Buchori mengatakan karena dirinya merasa mendapat amanah, untuk mengelola Kota Probolinggo, termasuk dari segi kebersihan, Walikota mengatakan akan melakukan tindakan tegas, biar tidak menjadi preseden buruk. "Berkaitan dengan keadaan kota yang nyaman, ada simpul-simpul tertentu yang masih mengganggu, misalkan pemasangan spanduk di Brak depan Rumdin, serta Randu Pangger, masih kelihatan semrawut dan tumpang tindih, " kata Walikota.

Suami dari anggota DPR RI Hj Rukmini ini juga mengoreksi, Sabtu dan Minggu parkir kereta kelinci masih rebutan tempat, dan PKL juga semrawut. "Saya sudah meminta Wawali bergerak, kereta kelinci hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu tolong di tertibkan, dan Kopindag sebagai pembina PKL supaya menjaga kebersihan," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini juga diungkapkan bahwa, Car Free Day sesuai instruksi Walikota akan dilakukan di Jalan Suroyo depan Kantor Pos, Timur Flora, serta barat perempatan dr Saleh. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

BLH Bondowoso Kunjungi Kota Probolinggo

Kurang lebih 20 orang dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bondowoso, melakukan kunjungan ke Kota Probolinggo. Hal tersebut dalam rangka mencari informasi tentang sekolah adiwiyata. Kunjungan BLH Bondowoso diterima oleh Sekretaris BLH Siti Masitoh dengan di dampingi Kepala UPT Informasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup (IPLH) Diah Sajekti Widowati di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL).

Menurut Kepala UPT IPLH Diah Sajekti Widowati, kunjungan kali ini adalah mencari informasi sekolah adiwiyata, walaupun Kabupaten Bondowoso sudah memiliki persiapan-persiapan, menuju sekolah adiwiyata.

"Tujuannya adalah mencari informasi tentang sekolah adiwiyata, walaupun Bondowoso sudah memiliki persiapan-persiapan menuju sekolah Adiwiyata ", kata Diah Sajekti.

Setelah dari TWSL tim dari BLH Bondowoso melakukan kunjungan ke 3 sekolah, diantaranya SMA N 1, SMK N 1 dan SMPN 1.Sementara itu perwakilan BLH Bondowoso mengucapkan terima kasih, karena mendapatkan masukan tentang kebijaksanaan masalah dalam lingkungan dan penunjang-penunjang, menuju sekolah Adiwiyata.

Tahun 2012 ini di Kota Probolinggo terdapat 12 sekolah adiwiyata nasional, diantaranya 6 sekolah dengan predika tingkat Nasional, dan 6 sekolah adiwiyata mandiri. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Energi Alternatif Briket Plastik

Ketersediaan sumber energi alam, diantaranya batu bara, minyak bumi bahkan elpiji mulai menipis. Bilamana tidak ada upaya kongkrit secara dini untuk penghematan, maka krisis energi akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Perlu diberikannya pemahaman akan menipisnya sumber daya energi kepada masyarakat, sehingga masyarakat mau berhemat dalam penggunaannya. Selain itu juga diharapkan agar masyarakat mau usaha dengan menggunakan energi alternatif.

Untuk memfasilitasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Probolinggo menghelat acara Pelatihan Pembuatan Briket Plastik, yang diadakan di TWSL Kota Probolinggo, pagi tadi (15/10). Kegiatan ini ditujukan kepada Kelompok Tani tembakau Sumber Hidup dari Kelurahan Sumber Wetan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Dyah Sajekti, Kepala UPT. TWSL Badan Lingkungan Hidup, bahwa kegiatan ini untuk mensosialisasikan tentang manfaat, penggunaan, serta pembuatan briket arang agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan plastik yang diubah menjadi briket arang, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “ Salah satu bentuk pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik. Plastik dapat mencemari tanah, air, dan juga butuh proses yang lama dalam penguraiannya” ulas Dyah.

Agar lebih paham tentang bagaimana proses pembuatannya, Panitia mendatangkan narasumber dari ITS (Institut Teknologi Surabaya), Rachmat Boedusantoso. Sebelum Dosen IYS memjelaskan dengan detail proses pembuatannya, Budi Krisyanto, Kepala BLH memberikan arahan tentang peduli lingkungan dan pengolahan limbah. Di Kota Probolinggo sudah banyak dikembangkan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Komposting, energi alternatif kotoran ternak, energi alternatif gas methan dan banyak lagi lainnya. “Setiap limbah masih memungkinkan untuk dijadikan sumber energi alternatif, paling tidak dapat dijadikan sebagai tambahan ekonomi” terang Budi Kris. Selanjutnya Budi Kris memberikan bantuan alat pres briket kepada kelompok tani yang bersumber dari dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.

Untuk pembuatan Briket, banyak bahan yang bisa digunakan, diantaranya serbuk kayu, bonggol pisang, bonggol jagung, kulit kop, bahkan plastik. Selain itu tepung kanji sebagai perekat, natrium nitrat dan bentonit. Tahap demi tahap dijelaskan oleh Rachmat, tampak para petani antusias mendengarkan dengan seksama. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Workshop Kota Probolinggo Sebagai Kota Berketahanan Terhadap Perubahan Iklim

Hari ini (10/10) Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo meghelat gawe besar, yaitu Workshop Mewujudkan Kota Probolinggo sebagai Kota Berketahanan Terhadap Perubahan Iklim.

Tidak tanggung-tanggung, cara tersebut mendatangkan narasumber dari Luar Negeri (Amerika Serikat) yaitu Omar Saraho yang merupakan Director Urban Development dan Climate Advisor lembaga Mercy Corp.

Workshop tersebut diawali dengan sambutan dari Budi Krisyanto, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Dalam sambutannya Budi Krisyanto menyampaikan bahwa bulan November mendatang aka nada 3 agenda besar yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup. “ada 3 kegiatan yang akan dihelat pada bulan November mendatang secara berurutan yaitu: tanggal 3 November ada kegiatan Raker Tukang Becak tentang Lingkungan Hidup, tanggal 4 November ada Sutjipto Widjojo yang akan memaparkan tentang Lingkungan Hidup, dan tanggal 5 November diadakan kegiatan Penanaman Pohon dalam rangka Hari Puspa dan Satwa” kata Budi Kris.

Acara itu dilanjutkan pemberian sambutan oleh perwakilan dari lembaga Mercy Corp, Omar Saraho. Dalam sambutannya Saraho memuji Indonesia yang telah mengambil langkah kongkrit untuk menghadang laju perubahan iklim.

“Indonesia adalah pionir terhadap penanggulangan perubahan iklim. Saat Amerika Serikat masih mempertanyakan apakah climate change itu nyata atau tidak, Indonesia sudah mengambil langkah kongkrit untuk menanggulanginya.” tegas Saraho.

Sebagai pamungkas adalah sambutan dari HM Buchori, Walikota Probolinggo. Dalam sambutannya, Buchori kembali menegaskan pentingnya peran serta masyarakat untuk dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pelestarian lingkungan semacam ini.

“Kegiatan untuk penanggulangan perubahan iklim ini hendaknya dapat merubah perilaku masyarakat. Harus ada upaya untuk mengikut sertakan masyarakat untuk merawat lingkungan hidup, sebagaimana merangkul tukang becak dan komunitas lainnya” tegas Buchori.

Workshop ini diharapkan akan membangun sebuah mindset dan mendorong langkah kongkrit untuk mewujudkan penanggulangan dampak serius atas terjadinya perubahan iklim. Semoga dapat terwujud. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Taman Wisata Study Lingkungan Kota Probolinggo Sedot Ribuan Pengunjung

Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo atau yang lebih akrab disebut Kebun Binatang Probolinggo, mampu menarik hingga ribuan pengunjung.

“Bila hari-hari libur, seperti hari minggu, atau hari-hari besar nasional, jumlah pengunjung yang datang ke TWSL Kota Probolinggo mencapai 1000 pengunjung, terdiri dari anak-anak dan oreng dewasa,” ujar Ratna Fatmawati mewakili pengelola TWSL.

TWSL merupakan kebun binatang mini, dalam management pengelolaannya berada dibawah naungan Pemerintah Kota Probolinggo. TWSL difungsikan sebagai paru-paru Kota probolinggo, karena sebagai kebun binatang satu-satunya di Kota Probolinggo. Koleksi fauna TWSL mencapai 240 jenis yang meliputi unggas, mamalia, ikan dan reptil.

TWSL menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Probolinggo, terlebih pada hari libur, dan hari-hari besar nasional lainnya. “Pengunjung TWSL terdiri dari anak-anak dan orang dewasa, dengan tarip murah dan terjangkau, anak-anak dikenakan tarip tiket Rp 2000 dan untuk dewasa Rp 3000,” ujar Ratna Jumat (5/10), di TWSL yang terletak di Kecamatan Mayangan.

Di TWSL juga menyajikan film-film animasi, yang bisa menarik perhatian anak-anak sekolah, terutama anak-anak SD dan SMP. “Film-film yang disajikan, biasanya film-film yang bertajuk kelestarian lingkungan hidup,” tutupnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Sudsidi Kompos 50 Persen Untuk Petani Kota

Pemkot melalui BLH, memberikan subsidi 50 persen untuk pupuk kompos, merek biokompos Bayuangga Lestari, buatan BLH yang sudah mengantongi sertifikat produk dari Kemenkumham, yaitu sertirikat merek tahun 2009.

Menurut Kepala BLH Budi Krisyanto, melalui Kepala UPT sampah dan limbah Dwi Agustin Pudji Rahayu, subsidi hanya diberikan kepada petani yang ada di Kota Probolinggo, untuk petani yang berada di luar Kota Probolinggo

"Kalau kota ada subsidi bayarnya hanya 50 persen, dari harga 750 rupiah per kilogram, petani kota hanya bayar 375 rupiah saja, kalau luar Probolinggo harga tetap, Kompos kita bermerek biokompos Bayuangga Lestari, yang sudah memiliki sertifikat produk dari Kemenkumham yaitu sertifikat merk tahun 2009, dan saat ini sedang kita daftarkan ijin edar di Kementan, dan sekarang masih uji mutu" Kata Yayuk panggilan akrabnya.

Perempuan berjilbab ini menjelaskan beberapa keuntungan kompos diantaranya, menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menurunkan aktifitas mikro organisme yang merugikan, menghemat pemakaian pupuk buatan, meningkatkan komposisi mikroorganisme tanah, media pertumbuhan mikroba, menurunkan dampak kekeringan, meningkatkan daya ikat tanah, juga mengurangi dampak negatif akibat pemakaian bahan kimia secara terus menerus.

"Keuntungannya buat tanaman adalah, menyediakan unsur hara, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi dan kualitas hasil produksi, serta menekan tingkat serangan penyakit dan menguatkan batang tanaman " Pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.