BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Inovasi Pemerintah Kota Probolinggo

Dinilai berhasil dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayahnya, Kota Probolinggo kerap jadi rujukan daerah lain untuk belajar lingkungan. Tidak hanya lembaga masyarakat yang berkunjung, kepala daerah pun turun langsung. Inovasi Pemkot Probolinggo di bidang lingkungan diakui secara nasional bahkan lembaga dari luar negeri. Komitmen pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup inilah yang membuat nama kota ini dikenal banyak daerah. Terbukti, berbagai daerah berbondong-bondong belajar tentang pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo. Masyarakat dari luar kota pasti dibikin berkesan saat memasuki Kota Probolinggo, karena akan disambut pemandangan tamanisasi yang kini menjadi ikon Kota Probolinggo yaitu Kota Seribu Taman.

Program tamanisasi sendiri mulai digalakkan sejak tahun 2006. Tamanisasi ini terbentuk berkat partisipasi berbagai instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pendidikan bahkan partai politik. Dari tamanisasi ini dapat diperoleh manfaat sebagai salah satu sarana melepas kepenatan, menciptakan nuansa iklim investasi sehingga berpeluang menarik investor. Program ini juga untuk menyadarkan masyarakat peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini berhasil menyulap wajah kota menjadi sehat, nyaman, asri dan sehat. Lokasi yang digunakan untuk program tamanisasi dimulai tahun 2006 sampai 2011 secarabertahap. Mulai dari Jl Soekarno Hatta, Jl Brantas, Jl Lumajang, Jl Raya Bromo, Jl Panjaitan, Jl A Yani, Jl Raya Bromo (selatan terminal) dan Jl Anggrek. Total jumlah taman di Kota Probolinggo sampai 2011 adalah 405 lokasi/kavling.

Selain tamanisasi, pengelolaan sampah juga menjadi rujukan studi khusus bagi daerah lain. TPA (tempat pembuangan akhir) terletak di Jl Anggrek, Mayangan memiliki luas 4 hektar. Meski menjadi tempat berkumpulnya sampah dari segala penjuru Kota Probolinggo, memasuki kawasan ini tidak akan mencium bau tidak sedap dan lalat bertebaran. Volume sampah yang masuk ke TPA setiap hari sekitar 42,70 ton/hari (sumber: BLH-bidang P2DPLH tahun 2010). Sampah berasal dari perumahan, industri, pasar, toko, restoran, taman, pengairan dan rumahsakit. Pengolahan akhir sampah memakai sistem sanitary landfill. Sistem penimbunan sampah secara berlapis-lapis lalu sampah ditutup tanah secara bertahap. Dengan ini (sistem) mencegah timbulnya bau dan berkembang vektor penyakit seperti lalat. Di sini juga dilengkapi perpipaan gas methan, pengelolaan lindi dan drainase.

TPA bekerjasama dengan paguyuban peduli sampah (Papesa) mengurangi jumlah sampah dengan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas. Sasarannya komunitas masyarakat (rumahtangga) menggunakan pengelolaan sampah dengan cara pemilahan dan pengolahan. Tahun 2010 lalu disosialisasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dapat menunjang percepatan pengelolaan sampah di Kota Probolinggo.TPST itu untuk kegiatan penggunaan ulang, pendauran ulang, pengumpulan, pemilahan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Saat ini sekitar 8 TPST yang tersebar di seluruh wilayah, Skala menengah di UPT pengelolaan sampah dan limbah serta Unit Pengolahan Sampah Pasar Terpadu Ungup-Ungup. Sedangkan skala kecil di perumahan Asabri, Bromo, Kopian, STI, Sumbertaman dan UPT IPLH. Kelebihan dari pengelolaan sampah di kota Probolinggo adalah sampah di olah menjadi pupuk organik dan kemudian dimanfaatkan untuk memupuk taman-taman di kota Probolinggo sehingga terbangun sinergitas program dan kemandirian pupuk, tidak tertutup kemungkinan dikemudian hari pengelolaan sampah menjadi pupuk organik ini bisa menjadi unit pendapatan sendiri bagi Kota Probolinggo.

Latar belakang program adalah masih rendahnya komitmen pemerintah daerah dalam hal pengelolaan lingkungan. Adapun tujuannya adalah terciptanya lingkungan kota yang sehat dan nyaman serta meningkatnya partisipasi semua komponen warga kota dalam pengelolaan lingkungan hidup. Output yang dihasilkan adalah terciptanya program pembangunan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan kesehatan sehingga suasana kota semakin bersih, hijau dan sehat. Sedangkan outcome yang muncul adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan yang sehat, bersih, dan nyaman. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Kunjungi Kota Probolinggo, Staf Khusus Presiden Kagumi Tamanisasi

Rabu (2/11) lalu Kota Probolinggo kedatangan tamu dari kalangan istana Presiden RI. Ialah staf khusus presiden bidang publikasi dan dokumentasi Brigjen Achmad Yani Basuki. Mantan pejabat di TNI ini bersilaturahmi dengan Walikota Probolinggo HM Buchori.Bertempat di Puri Manggala Bakti silaturahmi yang dihadiri pejabat di lingkungan pemkot Probolinggo dan kepolisian setempat itu berlangsung cukup gayeng. “Ini sebenarnya bukan kunjungan resmi beliau. Kebetulan pulang ke Kraksaan jadi mampir kesini. Sebelumnya kami bertemu di suatu kesempatan dan ditindaklanjuti sekarang silaturahminya,” ujar Walikota Buchori. Buchori menceritakan kalau mereka sebenarnya pernah bertemu, dalam pertemuan tersebut walikota memngajak Brigjen Achmad Yani bertandang ke Kota Probolinggo apabila berkesempatan datang ke Jawa Timur.

Setelah sambutan singkat dari orang nomor satu di Kota Probolinggo ini, dilanjutkan staf khusus presiden memberikan sambutan. Malam itu, Achmad Yani Basuki menceritakan sedikit tentang keluarganya, bahwa istrinya berasal dari Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo. Kesan positif tentang Kota Probolinggo pun disampaikan staf khusus ini. Dia mendengar kalau kota mangga ini kerap menerima berbagai penghargaan di bidang lingkungan seperti Adipura dan hutan kota. “Saya jalan di Kota Probolinggo ada taman-taman yang indah. Ada kavling taman dan namanya. Ini merupakan bentuk rasa memiliki pada lingkungan,” ungkap Achmad Yani yang mengaku bisa “pulang kampung” karena presiden sedang ada tugas ke luar negeri dan dirinya tidak ikut serta.

Banyak hal yang disampaikan oleh staf khusus presiden bidang informasi dan dokumentasi ini. Katanya, media massa saat ini memiliki banyak karakter dalam memberitakan sesuatu. Yang terjadi adalah kesuksesan jarang diberitakan dibanding hal yang buruk. “Memang tidak semua media demikian,” cetusnya. Akibatnya masyarakat makin merasa bingung dan dibuat terkecoh oleh pemberitaan. “Pemberitaan yang tidak sebagaimana adanya dan tidak ada tabayun ditambah situasi pers yang pesimis tidak mengajak kemajuan. Saya ngeri kalau negara kita dituduh negara haram, negara korupsi atau pemerintah tidak hadir di kegiatan acara. Kadang-kadang (pemberitaan) tidak seimbang. Pernah presiden kita bermuhasabbah malah dibilang bohong,” jelas Achmad Yani Basuki.

Achmad Yani kembali bertutur, jika zaman orde lama, ada pemberitaan yang menjelek-jelekkan pemerintah, keesokan harinya wartawan itu dipanggil dan kena omel. Tapi, sistem seperti itu sudah tidak bisa diterapkan di zaman orde baru seperti sekarang ini. “Kalau sekarang, kita malah yang mikir besok wartawan menulis apa ya?,” ucap dia sambil disambut tawa tamu undangan. Malam itu diinformasikan pula sedikit tentang aktifitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bekerja luar biasa. Pasalnya, presiden RI ini tidak pernah libur dan tidak pernah cuti. Berbeda dengan presiden-presiden di luar negeri. “Presiden di dunia itu kenal cuti, bahkan menawarkan negaranya didatangi saat presiden liburan. Nah, disini (Indonesia) tidak ada libur,” tegasnya.

Tidak hanya berbicara tentang bidang yang dijabatnya, dia juga menegaskan tentang empat pilar negara Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Pancasila merupakan dasar negara, apabila ada seseorang yang melakukan penyimpangan dan tidak sesuai dengan pancasila, maka harus diakui kalau seseorang itu telah berprilaku menyimpang. Selain itu, ada beberapa komponen bangsa dalam islam yaitu ilmunya ulama, pemimpin yang amanah, usaha pedagang dan ibadahnya hamba. “Kita harus menjunjung tinggi NKRI. Waton kita itu Indonesia,” pungkas Achmad Yani Basuki menutup sambutannya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.