BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Tri Bangun Laksono Urusan Lingkungan Harga Mati

“Bunga mawar, bunga melati. Urusan yang lain boleh di tawar, tapi untuk lingkungan harga mati.” Demikianlah pantun yang sering didengungkan oleh Tri Bangun Laksono, Asisten Deputi Urusan Peran Serta Masyarakat di Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) RI dalam sambutannya pada acara Penguatan Kader Lingkungan Berwawasan Gender yang dilaksanakan di TPA Kota Probolinggo, Sabtu kemarin (17/3). Kedatangan Sonny, panggilan Tri Bangun Laksono, ke Kota Probolinggo memang bukan untuk yang pertama kalinya. Sebab pria dengan pembawaan tenang tersebut mengakui bahwa dirinya sudah berkali-kali datang ke Kota Probolinggo dan cukup mengenal kota mangga ini dengan baik.

“Terutama kaitannya dengan Adipura. Saya sudah mengenal Kota Probolinggo sejak Probolinggo menerima Adipura untuk kali pertama di tahun 2007. Lagipula kalau di Jakarta, orang-orang Jakarta itu sendiri sudah sangat akrab dengan kata-kata pro.” Demikian yang disampaikan oleh Sonny di hadapan para undangan yang hadir pagi itu. “Sebab Presiden SBY, dalam setiap pidatonya, beliau sering kali menyampaikan 3 pro. Tiga pro yang sering disampaikan Presiden SBY dalam setiap pidatonya, yakni: Pro-Growth, Pro-Job dan Pro-Poor. Lalu oleh Kementrian Lingkungan (KLH, red.) ditambah dengan Pro-Environtment. Dan kali ini, khusus untuk kesepatan pagi hari ini, saya tambahkan satu lagi, yakni Probolingo.” Ungkap Sonny melanjutkan penjelasannya mengapa kata pro itu sudah sangat dikenal oleh masyarakat Jakarta, yang langsung disambut tepuk tangan meriah oleh undangan.

Agenda yang merupakan lanjutan (baca: sirkuit kedua) dari rangkaian kegiatan GP Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan) Kota Probolinggo Tahun 2012 ini, kali ini memang sengaja ditempatkan di TPA. Tujuannya, semakin meningkatkan kepedulian kader lingkungan terhadap kondisi riil yang ada di masyarakat, utamanya masalah sampah atau limbah rumah tangga. Agenda yang berlangsung dari pukul 9 pagi itu juga dihadiri langsung oleh Walikota Buchori, Wakil Walikota Bandyk Soetrisno dan Anggota DPR RI Komisi VIII yang sekaligus juga Ketua TP PKK Kota Probolinggo dan salah satu pemateri, Hj. Rukmini Buchori.

Lebih lanjut, Sonny mengakui bahwa Kota Probolinggo selalu berhasil dalam melahap program-program nasional. “Saya heran dengan kota Probolinggo. Saya sampai mikir, kira-kira mau saya kasih program apalagi nih supaya (Kota Probolinggo) kesulitan.” Terang Sonny. “Saat daerah yang lain sudah kehabisan ide mengenai program atau kebijakan apalagi yang akan diberlakukan di daerahnya, Kota Probolinggo tiba-tiba muncul dan menyeruak dengan program baru. GP Darling. Hello, Darling” Ujar Sonny yang selalu memberi penekanan tersendiri pada saat mengatakan hello, Darling!, seperti sedang menyapa Kota Probolinggo sebagai kekasihnya saja.

Disindir oleh Kepala BLH, Budi Krisyanto seputar raihan Adipura Kencana 2012 untuk Kota Probolinggo, di awal Sonny menegaskan bahwa tujuannya ke Probolinggo kali ini adalah bukan untuk mengantar Kalpataru, Adipura maupun Adiwiyata yang selama ini diidam-idamkan oleh masyarakat dan juga Pemerintah Kota Probolinggo. Tapi Sonny mengungkapkan kalau Kota Probolinggo punya peluang besar untuk itu semua. “Saya datang ke (Kota) Probolinggo kali ini bukan untuk mengantar Kalpataru, bukan untuk mengantar Adipura, ataupun Adiwiyata. Tapi kalau (Kota) Probolinggo punya peluang untuk itu semua, iya.” Tandas Sonny.

Seperti yang diketahui, tahun 2012, Walikota Buchori dan Muchlis, Ketua Kelompok Tani Mangrove “Sinar Pagi” Ketapang, dicalonkan oleh Pemprov Jatim untuk meraih Kalpataru di bidang Pembina Lingkungan dan Pemerhati Lingkungan. Sirkuit kedua GP Darling ini sendiri bertujuan untuk menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun kesadaran lingkungan mulai dari tingkat terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Sumber Berita

No comments:

Post a Comment

Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.