BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Bank Sampah Dapat Dukungan Yayasan Danamon Peduli

Yayasan Danamon Peduli mendorong pendirian Bank Sampah yang dikelola secara mandiri oleh kalangan pedagang yang terhimpun Paguyuban Pasar Baru Kota Probolinggo. Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Bonaria Siahaan mengatakan pihaknya memang secara khusus telah melakukan pendampingan untuk program corporate social responsibility di mana salah satunya dilakukan di beberapa pasar tradisional di tujuh daerah. “Salah satu lokasi program CSR yang dilakukan YDP [Yayasan Danaman Peduli] berada di Pasar Baru Kota Probilinggo. Pasar tradisional di Kota Probolinggo ini merupakan salah satu dari tujuh pasar lainnya yang jadi lokasi sasaran program CSR yang telah berlangsung beberapa tahun ini,” kata Bonaria kepada Bisnis di Pasar Baru Kota Probolinggo hari ini.

Lokasi program pendampingan pasar tradisional lainnya diantaranya berada di Pasar Semampir Kraksan, Kabupaten Probolinggo, Pasar Baru Sragen, Pasar Besar di Kab. Payakumbuh, dan Pasar Besar di Pekalongan. Bonaria menerangkan keberadaan Pasar Baru Kota Probolinggo telah menunjukkan progres yang baik khususnya pada sisi kebersihan. “Ini [kebersihan pasar] tidak lepas dari keberadaan Bank Sampah di pasar itu yang telah mendorong semakin bersihnya pasar milik Pemkot Probolinggo. Bank Sampah yang berada di Pasar Baru Kota Probolinggo yang dikelola paguyuban pedagang pasar merupakan yang pertama di Indonesia. Semoga bisa direplikasi di daerah lain,” tegasnya.

Ketua Paguyuban Pedagang Psar Baru Kota Probolinggo, Hadi Purnomo menjelaskan proses perintisan bank sampah ini telah dilakukan pada 2010 lalu. “Alhamdulillah, pada Januari 2012 lalu Bank Sampah di Pasar Baru Kota Probolinggo bisa diluncurkan,” kata Purnomo kepada Bisnis pada kesempatan sama. Dia menjelaskan Bank Sampah Pasar tersebut juga memiliki regulasi dalam mengatur setoran sampah, baik terkait jenis sampah yang diterima, waktu setoran termasuk hak dan kewajiban nasabah bank tersebut.

“Bank ini [bank sampah] layaknya bank umum yang identik dengan uang, jadi bila bank umum ada cash flow uang yang keluar masuk maka di bank ini yang keluar masuk komoditas sampah,” katanya. Dia menjelaskan nasabah bank sampah ini mayoritas pedagang pasar dan memiliki nomor rekening. “Setiap nasabah ban sampah ada nomor rekeningnya, hanya hasil tabungan baru bisa diambil setelah berdurasi tiga bulan. Jadi ada masa ‘tenor’-nya. Cuman hasil penabungan sampah itu di kurs-kan dengan rupiah sesuai hasil kesepakatan harga yang berdasarkan patokan suku bunga sampah yang ditetapkan manajemen Bank Sampah,” tegasnya.

Untuk komoditas sampah yang diterima Bank Sampah, kata dia, dikategorikan pada sampah kertas dan plastik. “Waktu menabung telah ditetapkan pada Rabu dan Sabtu setiap minggunya. Proses menabung dilayani di kantor Bank Sampah yang berlokasi di tengah pasar tersebut. Hasil penabungan itu nantinya akan diserap oleh kalangan perusahaan termasuk yang memiliki kapasitas daur ulang.

Fasilitator pendirian Bank Sampah, Sukardi Mitho menerangkan hingga kini baru ada 43 pedagang yang terdaftar jadi nasabah bank sampah. “Insya Allah akan bertambah, karena total jumlah pedagang sebanyak 500 pedagang. Targetnya dalam 1-2 tahun ini semua pedagang akan menjadi nasabah,” ungkapnya. Mitho menjelaskan pengumpulan sampah seminggu tiga kali, namun penabungan dua kali seminggu.

“Hasil penyerapan sampah yang kemudian dipilih dan dipilah itu dalam satu bulan Januari 2012 menghasilkan 30 kg sampah plastik dan kertas. Nasabah bisa melakukan peminjaman atau menggunakan uang hasil tabungan sampah pasca tiga bulan mengendap,” ujarnya. Sumber Berita

No comments:

Post a Comment

Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.