BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Disperta Kota Probolinggo Libatkan Masyarakat Sukseskan Penanaman Satu Miliar Pohon

Dinas Pertanian (Disperta) Kota Probolinggo, melibatkan masyarakat dalam rangka menyukseskan penanaman satu miliar pohon (One Billion Indonesian Trees/OBIT). Dengan terlibatnya masyarakat, program tersebut diharapkan cepat terwujud, sehingga bisa menjadikan Kota Probolinggo yang hijau dan bebas dari polusi.

“Dalam hal penanaman satu miliar pohon atau OBIT, kami melakukan sosialisasi pada masyarakat dan melibatkannya, untuk tahun 2012 ini, terhitung sejak 1 Februari 2011 hingga 31 Januari 2012 kami bersama-sama masyarakat Kota Probolinggo sudah berhasil menanam 727.175 pohon yang kita sebar di daerah Kota Probolinggo,” ujar Ika Hudyawati Nugroho Kepala Bidang Kehutanan Disperta Kota Probolinggo, Jumat (9/11).

Ika Hudyawati Nugroho menjelaskan bahwa program penanaman satu miliar pohon tidak akan sukses tanpa melibatkan masyarakat, karena masyarakatlah yang nantinya akan menjaga dan merawat tanaman pohon tersebut.

“Bibit pohon yang kita tanam bersama masyarakat kita sebar di kanan-kiri jalan raya, supaya rindang dan sejuk, lalu kita sebar juga ke kawasan sungai yang ada di Kota Probolinggo, juga di daerah-daerah pusat kota, agar rindang dan hijau. Kesemuanya itu kita melibatkan masyarakat terutama yang berada di daerah sekitar tanaman pohon yang kita sebar, khusus untuk tanaman di kawasan perkotaan kita serahkan ke kelompok tani, biar kelompok tani inilah yang menjaga dan merawatnya,” jelasnya.

“Untuk menyukseskan OBIT 2013 kita akan mengadakan sosialisasi dan event berupa perlombaan penanman pohon kelurahan se Kota Probolinggo, tujuannya supaya masyarakat secara keseluruhan bisa terlibat,” pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Kota Probolinggo Koordinasikan Penyusunan Buku Non Fisik Adipura Tahun 2012-2013

Hari ini (08/11) bertempat di Aula Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo Kota, diselenggarakan rapat koordinasi penyusunan Buku Non Fisik Adipura Tahun 2012-2013 sebagai kelengkapan dalam penilaian Program Adipura tingkat nasional yang meliputi penilaian fisik dan non fisik.

Acara ini dibuka oleh Fitri, Kabid Pelestarian, Pengendalian & Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup pada BLH dan dihadiri oleh beberapa SKPD yang terkait langsung dalam pengisian kuisioner penilaian non fisik, yaitu BLH, Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, DPPKA, Diskoperindag, Badan Pelayanan Perijinan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kelautan dan Perikanan dan PDAM.

Dalam sambutannya Fitri menjelaskan bahwa pengisian kuisioner penilaian non fisik itu sangat penting, walaupun hanya memberikan kontribusi 20% dalam total prosentase penilaian program adipura akan tetapi pada kenyataannya menjadi perhatian tersendiri bagi tim penilai adipura. “Kami harapkan nantinya seluruh undangan yang hadir dapat mengisi form kuisioner yang telah disiapkan dengan data yang valid dan dilengkapi dengan lampiran pendukung dari kuisioner penilaian non fisik adipura ini” terang Fitri dalam sambutannya.

Acara dilanjutkan dengan cara pengisian item kuisoner yang disampaikan oleh Erwan, Ka.UPT Laboratorium Lingkungan. Dalam paparannya Endra menyampaikan tentang pembagian tugas/tanggungjawab SKPD dalam pengisian item kuisioner yang cukup beragam dan memerlukan kordinasi lintas SKPD. Seusai acara paparan ini, maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan para undangan yang hadir.

“Untuk penyampaian pengisian kuisioner penilaian non fisik ini, kami harapkan sudah dapat diterima secepatnya di BLH paling lambat rabu depan, sebelum libur panjang ya...” terang Fitri yang disambut senyum peserta rapat sekaligus menutup acara rapat koordinasi ini. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Yuk, Belanja Aneka Bunga dan Bibit Buah-Buahan di Kawasan TWSL

Bila berekreasi bersama teman atau keluarga ke Taman Wisata Study Lingkungan (TWSL) Mayangan, Anda bisa membeli aneka bunga dan buah-buahan di kawasan sekitar TWSL dengan harga murah dan terjangkau.

Sambil menikmati suasana TWSL yang rindang, sejuk, hijau dan terbuka dengan keanekaragaman satwa yang mempesona turut menambah nyaman akhir pekan Anda.

“Saya berjualan disini sudah cukup lama, kira-kira 3 tahun seiring dengan pembangunan TWSL ini oleh Pemkot Probolinggo. Saya disini menjual beraneka ragam bunga dan buah, seperti Mawar, Kuring, Andong, Anggur, Mangga, Duren, rumput juga saya jual, seperti rumput gajah dan rumput jepang,” jelas Wulan salah satu pedagang di Kawasan TWSL Mayangan saat diwawancaria PedomanNEWS, Rabu (7/11).

Wulan menambahkan, bahwa bunga, dan buah-buahan dijual dengan harga yang bervariatif dan murah. Misalnya bunga Mawar yang dijual dengan harga Rp5000 – Rp10.000 tergantung besar dan kecilnya bunga, Jambu Merah dengan harga Rp15.000, untuk duren Rp200.000, dan anggur dengan harga berkisar antara Rp75.000 – Rp100.000, wulan mejelaskan bahwa pengunjung cukup ramai terutama Sabtu dan Minggu.

“Jumlah pembeli perharinya tidak menentu, kebanyakan mereka membeli Mawar dan Anggur, untuk hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai ratusan orang,” ujarnya.

“Alhamdulillah, saya dengan teman-teman yang ada disini cukup diperhatikan oleh Pemkot Probolinggo. Saya disini hanya dipunguti biaya Rp250.000 per tahun, itupun listrik sudah ditanggung oleh Pemkot Probolinggo,” tutupnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Peduli Lingkungan Sekolah, Pemkot Kota Probolinggo Gelar Penilaian Adiwiyata

Dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang hijau, asri, dan berseri, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo giatkan konsep adiwiata sekolah. Sehingga siswa dan siswi bisa menikmati suasana belajar yang nyaman, dan memiliki wawasan lingkungan yang baik.

Dengan diterapkannya konsep adiwiata, berarti warga sekolah harus belajar menghargai lingkungan, dan bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan, terutama lingkungan hidup disekitar sekolah.

“Dalam rangka menjaga lingkungan hidup dan kebersihan sekolah, Pemkot Probolinggo mencoba menerapkan konsep Adiwiata, sehingga warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah bisa meniru konsep kearifan lingkungan, kami mencoba menerapkan konsep Adiwiata sekolah ini, dengan menggelar penilaian ke sekolah-sekolah, yang nantinya jika sudah berhasil menerapkannya, maka akan kami beri penghargaan Adiwiata Bestari,” ujar Budi Krisyanto, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo, Selasa (6/11).

Budi Krisyanto menjelaskan bahwa penilaian Adiwiata ini, bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan ideal, sehingga siswa dan siswi bisa belajar dengan nyaman, serta mereka secara tidak langsung belajar tentang lingkungan hidup dan kebersihan, dan tertanam tanggung jawab untuk menjaga lingkungan.

Anugrah Adiwiata Bestari ini nantinya akan diberikan ke sekolah-sekolah yang memiliki lingkungan sekolah terbaik, misalnya tanamannya rindang, tamannya terjaga dan terawat dengan baik, warga sekolahnya sudah memiliki kesadaran dan pemahaman lingkungan yang baik.

“Penilaian Adiwiata Bestari mudah-mudahan bulan November 2012 ini bisa rampung, dan tim penilai dihadirkan dari berbagai unsur, sepert dari Pemkot Probolinggo, dan media massa,” pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Probolinggo Gelar Rembuk Tukang Becak

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo, Sabtu (03/11/2012) sekitar pukul 9.00 WIB, menggelar Rembug Gawe Tukang Becak. Rembug yang mengusung tema, kujaga, kurawat kotaku Probolinggo (K3 Pro) ini berlangsung di Puri Menggala Bhakti, Kantor Wali Kota.

Ratusan tukang becak mengikuti rembug ini. Mereka dibagi tiga kelompok diskusi yang masing-masing membahas sebuah permasalahan. Kelompok diskusi satu, dengan nama Bayuangga ini, membahas upaya tukang becak untuk menjaga atau merawat taman kota dan memelihara pohon penghijauan.

Sedang kelompok diskusi dua, Bestari, membahas konsep tukang becak menghindari atau mengurangi kebiasaan orang membuang sampah sembarangan. Untuk kelompok terakhir (Tiga) atau Bestari, membicarakan peran tukang becak dalam pencegahan pencemaran air sungai dan mata air.

Pimpinan diskusi, dipilih oleh anggota kelompok dari mereka sendiri, dengan dipandu beberapa petugas dari Badan Lingkungan Hidup. Mereka bebas berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk memecahkan atau mencari jalan keluar topik yang mereka diskusikan.

Seluruh peserta diskusi, diberi secarik kertas dan pulpen) untuk menuliskan berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan atau di wilayahnya, sesuai dengan topik yang dibahas di kelompoknya. Mereka juga diberi tugas untuk mencari sumber penyebab, akibat dan upaya menangani permasalahan yang dibahasnya.

Panitia penyelenggara utamanya pemandu, dibikin repot dan harus bekerja ekstra keras. Pihak pemandu harus menerangkan secara detail , agar peserta rapat kerka, benar-benar mengerti. Bahkan petugas lebih banyak menggunakan bahasa pengantar Madura, ketimbang bahasa Indonesia.

Berkali-kali pemandu dan pimpinan diskusi menyuruh peserta diskusi, menulis sumber masalah yang dihadapinya berikut upaya dan akibat yang ditimbulkannya, terkait topik yang sedang dibahasnya. Dari seratusan peserta, hanya sebagian kecil yang mengumpulkan tulisannya. “Sampean saja yang nulis pak. Bukannya saya gak bisa nulis, tapi ruwet mengungkapkan dalam tulisan. Lancaran ngomong langsung,” aku salah satu peserta.

Sang petugas pun menuliskan apa yang diungkapkan peserta diskusi tersebut. Tidak hanya itu, salah satu pemandu, terpaksa memanggil salah seorang temannya yang bisa menggunakan bahasa Madura. Ia kebingungan dengan penjelasan peserta diskusi yang tidak bisa bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa madura. Begitu juga sebaliknya, sang peserta sulit atau lama mengerti, jika si pemandu menggunakan bahasa Indonesia.

Kendati agak alot, diskusi yang dimulai pukul 10.30 wib itu, berlangsung suka cita. Pemandu sering terpingkal-pingkal, ketika mendengar jawaban dari peserfta diskusi. Mereka terkadang menjawab sekenanya, bahkan melenceng dari pertanyaan pimpinan dan pemandu diskusi. Bahkan penyampaiannya membuat orang yang melihat dan mendengarnya, tertawa.

Seperti yang terjadi di kelompok tiga, ada salah satu peserta yang menulis penyebab pencemaran air sungai, karena tukang becak membuang air besar dan sering kencing di sungai. Bahkan di kelompok yang sama ada salah satu peserta yang menulis sekenanya. Seperti contonya, Kalau dibuwang ke sugai Hairya buntu. Bahkan ada yang menulis bersih menjadi berse (Bahasa Madura).

Acara diskusi tersebut, ditutup sekitar pukul 13.00 wib. Kendati sudah bubar, para tukang becak tidak lantas pulang. Mereka diajak keliling kota,. Untuk melihat taman di sepanjang jalan ruas kota. Mereka praktek langsung memungut sampah yang berserakan di jalan dan mereka juga diajari merawat taman dan tanaman pinggir jalan.

Kepala BLH, Budi Kristanto, menjelaskan acara rembug ini, merupakan tindak lanjut dari kongres tukang becak sebelumnya. Jika kongres tukang becak sebelumnya membahas masalah pariwisata, perhubungan, koperasi dan ketenagakerjaaan dan lingkungan, rapat kerja tukang becak kali ini bahasannya lebih khusus. Yakni ruang lingkup pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.

Diharapkan, dengan rapat kerja seperti ini, tukang becak berperan aktif ikut menjaga dan merawat lingkungan kota. Karenanya, sebagai langkah awal, kepala BLH memberi gratis bak sampah ukuran kecil kepada tukang becak yang ditaruh di becaknya. “Agar penumpang becak tidak membuang sampah di jalanan. Tukang becaknya harus mengingatkan kalau penumpangnya membuang sampah sembarangan, pungkas Budi Kristanto. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Lestarikan lingkungan BLH Kota Probolinggo Gelar Kongres Gawe Abang Becak

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo menyelenggarakan Kongres Gawe Abang Becak untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Kongres yang digelar di Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota Probolinggo, Sabtu (3/11) diikuti oleh sekitar 200 perwakilan abang tukang becak se Kota Probolinggo.

Bertajuk 'Ku jaga Ku rawat Kotaku Probolinggo (K3Pro)' acara dibuka langsung oleh Wali Kota Probolinggo HM Buchori, dan dihadiri sejumlah pejabat daerah Kota Probolinggo, diantaranya Wakil Wali Kota Probolinggo Bandyk Soetrisno, Sekda Kota Probolinggo Johny Hariyanto dan Kepala BLH Kota Probolinggo Budi Krisyanto.

“Kelestarian lingkungan, baik lingkungan hidup seperti taman dan pepohonannya, maupun lingkungan kebersihan, ini merupakan tanggung jawab kita semua, bukan hanya tanggung jawab Pemkot Probolinggo tetapi tanggung jawab semua komponen masyarakat, termasuk Abang Tukang Becak, yang diperkirakan berjulah 5000 orang di Kota Probolinggo ini”, paparnya.

Wali Kota probolinggo juga menambahkan bahwa abang becak memberi sumbangsih yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan di Kota Probolinggo. Terbukti bahwa kongres tukang becak pertama pada tahun 2011 Kota Probolinggo mendapat anugerah Otonomi Award dari Jawa Pos.

Sementara itu Budi Krisyanto Kepala BLH Kota Probolinggo mengatakan bahwa keterlibatan abang becak sangat penting untuk melestarikan lingkungan Kota Probolinggo, yang hijau, bersih, asri dan terbuka. “Keterlibatan abang tukang becak, sangat penting untuk pelestarian lingkungan Kota Probolinggo yang hijau bersih dan terbuka,” ujarnya.

Budi Krisyanto juga menambahkan bahwa abang tukang becak dalam kongres akan membicarakan tentang pelestarian lingkungan diantaranya mengenai, bagaimana cara merawat taman, bagaimana menciptakan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan bagaimana abang becak memberikan sumbangsih kepada masyarakat untuk menjadi masyarakat yang sadar tentag lingkungan. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Di Kota Probolinggo Abang Tukang Becak Turut Lestarikan Lingkungan

Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, melibatkan abang becak untuk turut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Melalui Rembug Gawe Abang Becak yang digelar, Sabtu (3/11) di Kantor Wali Kota Probolinggo, Kecamatan Mayangan untuk mencapai tata kelola lingkungan perkotaan yang hijau dan bersih.

“Rembug Gawe Abang Becak ini bertujuan agar para abang becak turut memikirkan dan berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan Kota Probolinggo, supaya tetap berseri, bersih, asri, terbuka, dan hijau, dengan tema “Ku rawat Ku jaga Kota Probolinggo”, ujar Budi Krisyanto, Kepala Badan Lingkungan Hidup (LBH) Kota Probolinggo, Senin (5/11).

Budi Krisyanto menjelaskan bahwa dalam Rembug Gawe Abang Becak dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama akan membahas dan merumuskan bagaimana abang becak menjaga dan melestarikan lingkungan pertamanan yang ada di Kota Probolinggo, Kelompok kedua membahas dan merumuskan, bagaimana abang becak turut serta dalam menjaga kebersihan lalu lintas, jalan raya, dan sadar perlunya lingkungan yang bebas sampah, yang ketiga merumuskan bagaimana abang becak turut menjaga dan melestarikan kebersihan lingkungan sungai.

“Bahwa hasil dari rumusan atau rekomendasi sudah di plenokan, dan Para Abang Becak mereka berikrar akan melaksanakan apa-apa yang sudah dirumuskan bersama. Tentunya ini perlu bimbingan dan pemantauan dari Pemkot Probolinggo, agar program Rembug Gawe Abang Becak ini, bisa sukses sesuai dengan hasil rumusan,” pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Rapat Persiapan Piala Adipura tahun 2013 Tertibkan Kereta Kelinci dan PKL

Walikota H.M.Buchori didampingi Kepala BLH Budi Krisyanto, memimpin rapat persiapan Piala Adipura tahun 2013, di ruang Sabha Bina Praja, kemarin.

Dalam rapat kali ini hadir beberapa Kepala Satker terkait, seperti DPPKA, Dishub, Badan Pelayanan Perijinan, Diskopindag, Bagian Hukum, Satpol PP, serta Ketua Payuban PKL dan Ketua Paguyuban tukang becak, hasil dari konggres becak.

Kepala BLH Budi Krisyanto mengatakan bahwa, dasar pemikiran dari rapat persiapan Piala Adipura kali ini adalah, upaya menata kawasan alun-alun, untuk pemantauan Adipura tahap 1, serta pemantapan instruksi Walikota berkenaan dengan Car Free Day ( CFD ). "Sangat diharapkan masing-masing penanggung jawab titik pantau, ada kesiapan yang lebih untuk mengantisiasi nilai, " kata Kepala BLH.

Budi Kris mengatakan untuk kereta kelinci yang beroperasi di kota, perlu mendapat pengetahuan tentang rute biar tidak mengganggu yang lain, seperti lewat masjid Jamik waktu sholat, sehingga mengganggu kenyamanan.

Walikota H.M.Buchori mengatakan karena dirinya merasa mendapat amanah, untuk mengelola Kota Probolinggo, termasuk dari segi kebersihan, Walikota mengatakan akan melakukan tindakan tegas, biar tidak menjadi preseden buruk. "Berkaitan dengan keadaan kota yang nyaman, ada simpul-simpul tertentu yang masih mengganggu, misalkan pemasangan spanduk di Brak depan Rumdin, serta Randu Pangger, masih kelihatan semrawut dan tumpang tindih, " kata Walikota.

Suami dari anggota DPR RI Hj Rukmini ini juga mengoreksi, Sabtu dan Minggu parkir kereta kelinci masih rebutan tempat, dan PKL juga semrawut. "Saya sudah meminta Wawali bergerak, kereta kelinci hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu tolong di tertibkan, dan Kopindag sebagai pembina PKL supaya menjaga kebersihan," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini juga diungkapkan bahwa, Car Free Day sesuai instruksi Walikota akan dilakukan di Jalan Suroyo depan Kantor Pos, Timur Flora, serta barat perempatan dr Saleh. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

BLH Bondowoso Kunjungi Kota Probolinggo

Kurang lebih 20 orang dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bondowoso, melakukan kunjungan ke Kota Probolinggo. Hal tersebut dalam rangka mencari informasi tentang sekolah adiwiyata. Kunjungan BLH Bondowoso diterima oleh Sekretaris BLH Siti Masitoh dengan di dampingi Kepala UPT Informasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup (IPLH) Diah Sajekti Widowati di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL).

Menurut Kepala UPT IPLH Diah Sajekti Widowati, kunjungan kali ini adalah mencari informasi sekolah adiwiyata, walaupun Kabupaten Bondowoso sudah memiliki persiapan-persiapan, menuju sekolah adiwiyata.

"Tujuannya adalah mencari informasi tentang sekolah adiwiyata, walaupun Bondowoso sudah memiliki persiapan-persiapan menuju sekolah Adiwiyata ", kata Diah Sajekti.

Setelah dari TWSL tim dari BLH Bondowoso melakukan kunjungan ke 3 sekolah, diantaranya SMA N 1, SMK N 1 dan SMPN 1.Sementara itu perwakilan BLH Bondowoso mengucapkan terima kasih, karena mendapatkan masukan tentang kebijaksanaan masalah dalam lingkungan dan penunjang-penunjang, menuju sekolah Adiwiyata.

Tahun 2012 ini di Kota Probolinggo terdapat 12 sekolah adiwiyata nasional, diantaranya 6 sekolah dengan predika tingkat Nasional, dan 6 sekolah adiwiyata mandiri. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Energi Alternatif Briket Plastik

Ketersediaan sumber energi alam, diantaranya batu bara, minyak bumi bahkan elpiji mulai menipis. Bilamana tidak ada upaya kongkrit secara dini untuk penghematan, maka krisis energi akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Perlu diberikannya pemahaman akan menipisnya sumber daya energi kepada masyarakat, sehingga masyarakat mau berhemat dalam penggunaannya. Selain itu juga diharapkan agar masyarakat mau usaha dengan menggunakan energi alternatif.

Untuk memfasilitasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Probolinggo menghelat acara Pelatihan Pembuatan Briket Plastik, yang diadakan di TWSL Kota Probolinggo, pagi tadi (15/10). Kegiatan ini ditujukan kepada Kelompok Tani tembakau Sumber Hidup dari Kelurahan Sumber Wetan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Dyah Sajekti, Kepala UPT. TWSL Badan Lingkungan Hidup, bahwa kegiatan ini untuk mensosialisasikan tentang manfaat, penggunaan, serta pembuatan briket arang agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan plastik yang diubah menjadi briket arang, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “ Salah satu bentuk pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik. Plastik dapat mencemari tanah, air, dan juga butuh proses yang lama dalam penguraiannya” ulas Dyah.

Agar lebih paham tentang bagaimana proses pembuatannya, Panitia mendatangkan narasumber dari ITS (Institut Teknologi Surabaya), Rachmat Boedusantoso. Sebelum Dosen IYS memjelaskan dengan detail proses pembuatannya, Budi Krisyanto, Kepala BLH memberikan arahan tentang peduli lingkungan dan pengolahan limbah. Di Kota Probolinggo sudah banyak dikembangkan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Komposting, energi alternatif kotoran ternak, energi alternatif gas methan dan banyak lagi lainnya. “Setiap limbah masih memungkinkan untuk dijadikan sumber energi alternatif, paling tidak dapat dijadikan sebagai tambahan ekonomi” terang Budi Kris. Selanjutnya Budi Kris memberikan bantuan alat pres briket kepada kelompok tani yang bersumber dari dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.

Untuk pembuatan Briket, banyak bahan yang bisa digunakan, diantaranya serbuk kayu, bonggol pisang, bonggol jagung, kulit kop, bahkan plastik. Selain itu tepung kanji sebagai perekat, natrium nitrat dan bentonit. Tahap demi tahap dijelaskan oleh Rachmat, tampak para petani antusias mendengarkan dengan seksama. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Workshop Kota Probolinggo Sebagai Kota Berketahanan Terhadap Perubahan Iklim

Hari ini (10/10) Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo meghelat gawe besar, yaitu Workshop Mewujudkan Kota Probolinggo sebagai Kota Berketahanan Terhadap Perubahan Iklim.

Tidak tanggung-tanggung, cara tersebut mendatangkan narasumber dari Luar Negeri (Amerika Serikat) yaitu Omar Saraho yang merupakan Director Urban Development dan Climate Advisor lembaga Mercy Corp.

Workshop tersebut diawali dengan sambutan dari Budi Krisyanto, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Dalam sambutannya Budi Krisyanto menyampaikan bahwa bulan November mendatang aka nada 3 agenda besar yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup. “ada 3 kegiatan yang akan dihelat pada bulan November mendatang secara berurutan yaitu: tanggal 3 November ada kegiatan Raker Tukang Becak tentang Lingkungan Hidup, tanggal 4 November ada Sutjipto Widjojo yang akan memaparkan tentang Lingkungan Hidup, dan tanggal 5 November diadakan kegiatan Penanaman Pohon dalam rangka Hari Puspa dan Satwa” kata Budi Kris.

Acara itu dilanjutkan pemberian sambutan oleh perwakilan dari lembaga Mercy Corp, Omar Saraho. Dalam sambutannya Saraho memuji Indonesia yang telah mengambil langkah kongkrit untuk menghadang laju perubahan iklim.

“Indonesia adalah pionir terhadap penanggulangan perubahan iklim. Saat Amerika Serikat masih mempertanyakan apakah climate change itu nyata atau tidak, Indonesia sudah mengambil langkah kongkrit untuk menanggulanginya.” tegas Saraho.

Sebagai pamungkas adalah sambutan dari HM Buchori, Walikota Probolinggo. Dalam sambutannya, Buchori kembali menegaskan pentingnya peran serta masyarakat untuk dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pelestarian lingkungan semacam ini.

“Kegiatan untuk penanggulangan perubahan iklim ini hendaknya dapat merubah perilaku masyarakat. Harus ada upaya untuk mengikut sertakan masyarakat untuk merawat lingkungan hidup, sebagaimana merangkul tukang becak dan komunitas lainnya” tegas Buchori.

Workshop ini diharapkan akan membangun sebuah mindset dan mendorong langkah kongkrit untuk mewujudkan penanggulangan dampak serius atas terjadinya perubahan iklim. Semoga dapat terwujud. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Taman Wisata Study Lingkungan Kota Probolinggo Sedot Ribuan Pengunjung

Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo atau yang lebih akrab disebut Kebun Binatang Probolinggo, mampu menarik hingga ribuan pengunjung.

“Bila hari-hari libur, seperti hari minggu, atau hari-hari besar nasional, jumlah pengunjung yang datang ke TWSL Kota Probolinggo mencapai 1000 pengunjung, terdiri dari anak-anak dan oreng dewasa,” ujar Ratna Fatmawati mewakili pengelola TWSL.

TWSL merupakan kebun binatang mini, dalam management pengelolaannya berada dibawah naungan Pemerintah Kota Probolinggo. TWSL difungsikan sebagai paru-paru Kota probolinggo, karena sebagai kebun binatang satu-satunya di Kota Probolinggo. Koleksi fauna TWSL mencapai 240 jenis yang meliputi unggas, mamalia, ikan dan reptil.

TWSL menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Probolinggo, terlebih pada hari libur, dan hari-hari besar nasional lainnya. “Pengunjung TWSL terdiri dari anak-anak dan orang dewasa, dengan tarip murah dan terjangkau, anak-anak dikenakan tarip tiket Rp 2000 dan untuk dewasa Rp 3000,” ujar Ratna Jumat (5/10), di TWSL yang terletak di Kecamatan Mayangan.

Di TWSL juga menyajikan film-film animasi, yang bisa menarik perhatian anak-anak sekolah, terutama anak-anak SD dan SMP. “Film-film yang disajikan, biasanya film-film yang bertajuk kelestarian lingkungan hidup,” tutupnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Sudsidi Kompos 50 Persen Untuk Petani Kota

Pemkot melalui BLH, memberikan subsidi 50 persen untuk pupuk kompos, merek biokompos Bayuangga Lestari, buatan BLH yang sudah mengantongi sertifikat produk dari Kemenkumham, yaitu sertirikat merek tahun 2009.

Menurut Kepala BLH Budi Krisyanto, melalui Kepala UPT sampah dan limbah Dwi Agustin Pudji Rahayu, subsidi hanya diberikan kepada petani yang ada di Kota Probolinggo, untuk petani yang berada di luar Kota Probolinggo

"Kalau kota ada subsidi bayarnya hanya 50 persen, dari harga 750 rupiah per kilogram, petani kota hanya bayar 375 rupiah saja, kalau luar Probolinggo harga tetap, Kompos kita bermerek biokompos Bayuangga Lestari, yang sudah memiliki sertifikat produk dari Kemenkumham yaitu sertifikat merk tahun 2009, dan saat ini sedang kita daftarkan ijin edar di Kementan, dan sekarang masih uji mutu" Kata Yayuk panggilan akrabnya.

Perempuan berjilbab ini menjelaskan beberapa keuntungan kompos diantaranya, menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menurunkan aktifitas mikro organisme yang merugikan, menghemat pemakaian pupuk buatan, meningkatkan komposisi mikroorganisme tanah, media pertumbuhan mikroba, menurunkan dampak kekeringan, meningkatkan daya ikat tanah, juga mengurangi dampak negatif akibat pemakaian bahan kimia secara terus menerus.

"Keuntungannya buat tanaman adalah, menyediakan unsur hara, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi dan kualitas hasil produksi, serta menekan tingkat serangan penyakit dan menguatkan batang tanaman " Pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Tanam Pohon HUT TNI Ke 67

Kodim 0820 Wilayah Probolinggo dalam rangka memperingati HUT TNI KE 67 Tahun 2012 bekerja sama dengan BLH Kota Probolinggo melakukan penanaman pohon mangrove jenis tinjang sebanyak 1000 pohon di lokasi pantai wisata mangrove yang terletak disisi selatan Pelabuhan Pantai Perikanan Mayangan, Jum’at (28/09) baru-baru ini.

Hadir dalam acara penanaman pohon mangrove dalam rangka HUT TNI Ke 67 adalah Komandan Kodim (Dandim) 0820 Probolinggo Letkol. Inf Alfi Sahri Lubis, Wali Kota Probolinggo H.M. Buchori SH. Msi, Wakapolres Probolinggo Kota Kompol Suparyono SH, Komandan Kompi (Danki) Yon Zipur 10 Probolinggo, Kepala BLH Kota Probolinggo Ir. Budi Krisyanto, Asisiten Ekonomi dan Pembangunan Drs. Matalil, Kepala Dinas Pertanian Kota Probolinggo Ir. Yudha Sunantya, serta segenap Kepala SKPD terkait lainnya dilingkungan Pemkot Probolinggo.

Acara diawali oleh laporan Ketua Pelaksana Kapten ARM Suhartono yang melaporkan bahwa, kegiatan penanaman 1000 pohon mangrove Kodim 0820 dalam rangka memperingati HUT TNI Ke 67 tahun 2012 bekerja sama dengan BLH Kota Probolinggo dengan diikuti oleh 300 personil terdiri dari 125 personil anggota Kodim 0820, Bapras 20 personil, anggota GM FKPPI 25 personil, Pelajar SMAN 1 Probolinggo 25 personil, TNI AL 4 personil, anggota TNI Yon Zipur 10 Probolinggo 30 personil, stap dan karyawan BLH Kota Probolinggo 30 personil, serta dari instansi terkait sebanyak 50 personil . Dan jenis pohon mangrove yang ditanam dalam rangka HUT TNI Ke 67 ini adalah jenis tinjang.

Acara selanjutnya sambutan Komandan Kodim 0820 Letkol Inf. Alfi Sahri Lubis yang menyampaikan, bahwa dalam rangka memperingati HUT TNI Ke 67 tahun 2012 pihaknya beker sama dengan BLH Kota Probolinggo melakukan penanaman 1000 pohon mangrove jenis tinjang. Dandim juga menyampaikan apa yang menjadi kepentingan Pemerintah pihaknya akan komitmen dan membantu.

Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Alfi Sahri Lubis dalam sambutannya juga mengatakan, bahwa penanaman pohon mangrove ini juga merupakan perintah atasan dalam upaya menjaga Ketahanan Nasional. Kalau pohon mangrove ditepi pantai dalam kondisi tebal ini akan dapat mengganggu pandangan musuh kedalam pulau atau untuk masuk ke wilayah Negara Indonesia, ungkap Dandim.

Selain berfungsi untuk menjaga Ketahanan Nasional penanaman pohon mangrove juga bisa menjaga pantai dari abrasi, menjaga perubahan iklim global, serta penanaman pohon mangrove kodim 0820 dalam rangka HUT TNI Ke 67 tahun 2012 yang bekerja sama dengan BLH Koa Probolinggo ini juga dalam rangka ikut mensukseskan OBIT di Kota Probolinggo, terang Dandim.

Penanaman pohon mangrove juga merupakan upaya untuk menjadikan paru-paru dunia. Itulah yang menjadi alas an TNI sangat serius terhadap segala bentuk penghijauan, ini sudah menjadi konsen dan komitmen TNI, ujar Dandim diakhir sambutannya.

Sedang Wali Kota Probolinggo HM. Buchori dalam kesempatan nenyampaikan sambutannya mengatakan, bahwa tanaman pohon mangrove di lokasi Wisata Pantai Mayangan ini menjadi andalan Pemerintah Kota Probolinggo dalam menciptakan Wisata Mangrove. Disekitar Wisata Mangrove ini nanti juga akan dibangun bom-bom wisata hiburan anak-anak dan wisata laut. Dan perlu diketahui bahwa Kota Probolinggo mangrovenya paling tebal seluruh Jawa Timur, yang perlu kita lakukan sekarang pantai yang pohon mangrovenya tipis kita Tanami biar bisa tebal, ungkap Wali Kota.

Wali Kota HM. Buchori dalam sambutannya juga menyampaikan kalau dunia sekarang hanya mengandalkan hutan Negara Indonesia dan Brazil untuk menjaga paru-paru dunia. Oleh karena itu kami berharap agar TNI dan POLRI supaya koordinasi dengan Pemerintah setempat untuk melakukan penanaman pohon. Ini merupakan himbauan Presiden untuk mensukseskan penanaman 1 miliar pohon, tuturnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Teater Sadar Lingkungan

Hari ini (25/9) Badan Lingkungan Hidup menghelat gawe besar. Acara tersebut adalah Festival Teater bertema “Lingkungan” tingkat SLTP-SLTA se Kota Probolinggo. Acara ini merupakan rangkaian dari HUT Kota Probolinggo yang ke 653.

Mengawali kegiatan ini adalah sambutan dari Ketua Forum Kota Sehat Kota Probolinggo, Sukardi Mitho. Dalam sambutannya, Sukardi Mitho menekankan pentingnya kesadaran akan Lingkungan. “Kesadaran akan lingkungan tak dapat diberikan secara instan lewat iklan, tapi harus dididik sejak dini dan lewat berbagai media, termasuk teater..” Kata Sukardi Mitho

Acara yang berlangsung di Gedung Bioskop Regina itu dibuka oleh Johnny Haryanto, Sekda Kota Probolinggo. Dalam sambutannya, Johnnya memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan teater bertema lingkungan ini. “kegiatan berkaitan dengan lingkungan ini penting. Tidak hanya iklan tentang lingkungan lewat poster dan tulisan tapi harus diapresiasikan melalui aksi seperti teater ini..” tegas Johnny.

Acara festival teater ini diikuti oleh 14 tim dari SLTP-SLTA se Kota Probolinggo. Antusiasme pun terlihat dari padatnya ruangan yang dipakai sebagai tempat teater. Semoga saja generasi penerus ini mampu berbicara banyak lewat aksi teatrikalnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

BLH Probolinggo Gelar Lomba Kelurahan Berseri

Turut memperingati Hari Jadi Kota Probolinggo yang ke-653, Balai Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo dalam selama satu minggu menggelar lomba Kelurahan berseri, yang diikuti oleh 10 Kelurahan, mewakili 5 Kecamatan yang ada di Kota Probolinggo.

10 Kelurahan tersebut diantaranya, Kecamatan Kademangan di wakili oleh Kelurahan Ketapang dan Pilang, Kecamatan Wonoasih di wakili oleh Kelurahan Kedungasem dan Pakistaji, Kecamatan Mayangan di wakili Kelurahan Sukabumi dan Mangunharjo, Kecamatan Kanigaran di wakili oleh Kebonsari Kulon dan Curah Grinting, dan Kecamatan Kedopok di wakili oleh Kecamatan Sumberwetan dan Jrebeng Lor.

Menurut Kepala BLH Budi Krisyanto, latar belakang di gelarnya lomba bertajuk kampung hijau bersih ini adalah, karena kampung mempunyai potensi cukup besar, untuk bisa di wujudkan menjadi kampung yang hijau, bersih dan indah.

Mantan Kepala Bappeda ini juga menuturkan bahwa, partisipasi masyarakat perlu untuk terus di dorong, untuk mewujudkan kebersamaan, dalam menciptakan kampung yang hijau, bersih dan indah.

" Harapannya akan mempercepat terwujudnya kampung hijau, bersih dan indah dis eluruh Kota Probolinggo, mempercepat terwujudnya green city, menuju kota berkelanjutan " Kata Budi Krisyanto.

Sementara itu Kabid pelestarian, pengendalian, dan pengembangan kapasitas lingkungan hidup pada BLH Fitriawati mengatakan bahwa, karena masih baru pertama kali di gelar, tidak semua Kelurahan mendapatkan nilai yang bagus, untuk itu nantinya akan dilakukan pembinaan.

Rencananya, pemenangnya akan di umumkan, pada saat apel hari jadi Kota Probolinggo 18 September, dan pemenang lomba kampong berseri kali ini akan mewakili Kota Probolinggo, dalam ajang Kelurahan bersih dan lestari (berseri) Tingkat Propinsi Jatim. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Probolinggo Masuk 3 Besar Inovasi Management Perkotaan (IMP) Award 2012

Hari kamis tanggal 6 September 2012 kemarin, Kota Probolinggo mendapat tamu istimewa dari Jakarta, yaitu Tim Juri Nasional untuk Inovasi Management Perkotaan (IMP) Award 2012. Tim Juri Nasional tersebut beranggotakan 2 orang Juri dan seorang pendamping.

Diawali dengan sambutan dari Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, Bapak Drs. H. JOHNY HARYANTO, M.Si, yang berisi tentang ungkapan syukur bahwa Kota Probolinggo yang berjuluk “Kota Seribu Taman” ini telah masuk 3 besar dari 36 Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Dalam kunjungan ini lokasi-lokasi yang menjadi titik concern untuk ditinjau dari Tim Juri tersebut antara lain: Pokmas ‘Indah’ Kelurahan Sumber Taman, Pokmas Prasaja Mulya Kelurahan Kareng Lor, Ponpes Al-Badriyah (Eco Pesantren), SMA Negeri 2, Bank Sampah Pasar Baru, TPA Bestari, UPT Komposting dan Taman Wisata Study Lingkungan.

Secara umum Tim Juri menilai bahwa Kota Probolinggo tidak kalah dibandingkan dengan Kota besar seperti Surabaya. Hal ini disampaikan oleh Pak Sodiq (salah satu Juri) yang mengatakan bahwa jalan didalam hutan mangrove di Kota Surabaya adalah sepanjang 600 meter, sedangkan Kota Probolinggo mampu menyediakan 450 meter. Ini sebuah prestasi yang luar biasa dalam konteks konservasi lingkungan.

Pendapat positif juga disampaikan untuk upaya pengolahan sampah. Juri sepakat bahwa pengolahan sampah di Kota Probolinggo ini telah baik. Terlihat dari optimalisasi pemanfaatan sampah tersebut menjadi lebih ekonomis. Mulai dari pembuatan kompos, gas metan, bahan bakar dari plastik hingga rencana menjadikan pengolahan sampah menjadi sebuah BUMD.

Namun semua aspek positif tersebut bukan berarti tak memiliki kekurangan. Ada beberapa point yang disampaikan Tim Juri berkaitan dengan penilaian dan masukan agar Kota Probolinggo menjadi lebih baik. Kritik dan masukan tersebut antara lain pada Ponpes Al-Badriyah yang menjadi motor Eco-Pesantren sekaligus lokasi pengolahan limbah plastik.

Menurut Tim Juri, Ponpes yang dipimpin oleh Kyai Hafidz tersebut kurang memiliki ventilasi sehingga udara terasa pengab dan kurang sehat. Kemudian tanaman vertical yang berfungsi sebagai estetitka juga tidak ada. Kemudian kritik juga diberikan pada SMA Negeri 2. Menurut para Juri, pihak pengelola sekolah kurang terintegrasi dengan kegiatan baik lokal maupun nasional. Padahal kegiatan tersebut berfungsi untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa maupun guru.

Kunjungan kemudian dilanjutkan ke TWSL dan lokasi eco-wisata hutan mangrove. Menurut para Juri, pengelola hutan harus mulai mempelajari teknis pengaturan pasang surut air laut, sebab mangrove akan tumbuh dengan baik pada air payau (perpaduan air laut dan tawar).

Lokasi terakhir yang dikunjungi adalah UPT TPA dan Komposting, masukan yang diberikan antara lain mengenai rencana menjadikannya BUMD oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Menurut para Juri, untuk memenuhi aspek tersebut maka volume kompos harus 50 ton agar dapat memberikan nilai ekonomis berupa gas metan yang cukup untuk menggerakkan generator bertenaga metan yang mampu menghasilkan listrik hingga 0,3 Megawatt. Dengan demikian, maka nilai ekonomis yang didapat akan mampu menjadikan UPT Komposting mandiri secara financial, tak tergantung pada APBD yang merupakan prasayarat untuk naik menjadi BUMD.

Dari itu semua, diharapkan Kota Probolinggo dapat menyabet Juara Inovasi Management Perkotaan (IMP) Award 2012. Mengingat, saat ini tinggal 3 Kota dari 36 Kabupaten/Kota se-Indonesia yang bersaing dan salah satunya adalah Kota Probolinggo. Semoga. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Pelatihan Pembuatan Briket Bagi Pemulung

Walikota Probolinggo, H.M. Buchori, pagi ini (27/07) membuka secara resmi acara sosialisasi dan pelatihan daur ulang sampah dan penggunaan sumber energi alternativ (briket) di Puri Manggala Bhakti Pemerintah Kota Probolinggo yang diikuti oleh ratusan pemulung dari seluruh Kota Probolinggo.

Dalam laporannya, Kepala Pusat Informasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup BLH, Diah Sajekti, mengatakan bahwa tujuan sosialisasi pelatihan daur ulang sampah ini adalah untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan kepada pemulung tentang kegunaan dan manfaat daur ulang sampah, mengingat pemulung adalah pahlawan kebersihan tanpa tanda jasa. " Tujuan lainnya adalah mengurangi pencemaran tanah,air, dan udara serta menurunnya kualitas lingkungan, memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan bagi pemulung" kata Diah Sayekti.

Sementara itu Walikota H.M.Buchori dalam sambutannya mengatakan bahwa, untuk mengantisipasi terjadinya kerugian, baik bagi kesehatan maupun lingkungan, diperlukan upaya pencegahan dan antisipasi terhadap permasalahan sampah. " Upaya tersebut adalah 3R, yang pertama adalah Reduce adalah pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah, kedua adalah Reuse menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan, dan Recycle yaitu mengolah kembali dengan cara memanfaatkan barang bekas" terang Walikota. Lebih lanjut menurut H.M. Buchori, langkah di atas diharapkan mampu mengurangi, bahkan meminimalisir sampah yang masuk ke TPA.

Setelah pembukaan acara dilajutkan dengan sosialisasi, yang menghadirkan 3 (tiga) narasumber diantaranya duta lingkungan hidup Asia Pasifik Vanisa Santoso, yang menyampaikan materi daur ulang sampah, Deni Noviantoro dari CV Legra Godeo yang menyampaikan materi pemilahan plastik, dan narasumber ke tiga adalah Papesa (paguyuban peduli sampah) yang mengajari pemanfaatan komposer dalam pengelolan sampah.

Narasumber pertama yaitu duta lingkungan hidup Asia Pasifik, Vania Santoso, mengatakan bahwa barang daur ulang jangan sekedar asal buat, harus unik, berguna dan rapi, serta sesuai selera permintaan. " Sampah bisa kita olah lagi, dan mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat, jangan sia-siakan sampah, dan jangan sengaja membuang sampah untuk produk-produk yang akan kita buat" kata Vania. Sementara itu narasumber kedua, Deni Noviantoro, mengatakan bhawa setiap sampah plastik mempunyai nilai, dan narasumber ke tiga dari Papesa lebih banyak mengajarkan teknis memanfaatkan sampah, menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Konsultasi Publik Kerjasama GIZ Jerman

Berangkat dari kekhawatiran akan dampak perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terkahir ini, Pemerintah Kota Probolinggo kembali memperkuat kerjasamanya dengan pemerintah Jerman (baca: Tim Paklim GIZ) dalam wujud program Konsultasi Publik Rencana Aksi Perubahan Iklim Kota Probolinggo 2012.

Kegiatan yang dihelat Kamis lalu (12/8) di Aula Dinas Pendidikan sekitar pukul 8 pagi ini, dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Walikota Probolinggo, HM. Buchori SH. M.Si.Selain Walikota Buchori, tampak hadir pula Ketua Komisi C DPRD Kota Probolinggo, Haris Nasution, dan narasumber dari Paklim GIZ Jerman, Yoke

Selain sebagai sarana pemaparan kegiatan Pokja Paklim (Kelompok Kerja Dampak Lingkungan dan Iklim) Kota Probolinggo sejak melaksanakan kerja sama dengan GIZ, program ini juga dimaksudkan sebagai pendukung komitmen pemerintah pusat sebagai salah satu solusi perubahan iklim dengan rencana penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 18 % (Program Nasional sebesar 26%) pada tahun 2020 dan sebagai sarana sharing program aksi adapatasi dan mitigasi bersama dengan warga masyarakat Kota Probolinggo.

“Tujannya tentu saja adalah untuk semakin memantapkan komitmen Pemkot Probolinggo dalam hal kepedulian lingkungan. Khususnya membuka pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang pelestarian lingkungan yang bersumber pada 8 pokok metifasi (metigasi dan adaptasi, red.).” ujar Kepala BLH, Budie Krisyanto di sela-sela acara kepada Suara Kota.

Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 100 orang undangan (terdiri dari SKPD, perwakilan 5 Kecamatan, mitra BLH, media massa, perguruan tinggi, IUWASH dan AUSAID, perwakilan BLH Kabupaten Probolinggo, LPM Kecamatan, Forum Lalu Lintas, Gapoktan, dll.) ini merupakan kegiatan tindak lanjut (program intermediet) dari perjanjian kerjasama (MoU) antara Pemkot dan Paklim GIZ Jerman yang ditandatangani 13 Desember 2010 silam di Surabaya.

Tercatat, selain Kota Probolinggo, hanya 4 kota saja di Jawa Timur yang mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup untuk mendapatakan bantuan teknis terkait perubahan iklim, antara lain: Kota Malang, Kota Pasuruan dan Mojokerto. Dan di tahun 2012 ini, akan menyusul Pemerintah Kota Blitar.

“Kami (Pemerintah Kota Probolinggo, red.) menyadari bahwa kota, dalam hal ini wilayah perkotaan merupakan penghasil 2/3 emisi CO2 dan diperkirakan terus bertambah seiring degan bertambahnya jumlah penduduk, industri, transportasi, jumlah timbunan sampah, dll. Ini masalah. Ini permaslahan. Tapi sebagai kota yang berkelanjutan, sebagai sustainable city, kami sebagai pemerintah harus punya jalan keluar tentang bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi di masa mendatang,” papar Budie Kris di hadapan para undangan dan peserta yang hadir dalam kegiatan konsultasi publik pagi itu.

“Artinya adalah dengan memperbaiki atau mencegah kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan keadaan sosial,” imbuh pria yang dikenal sangat dekat dengan bawahannya ini.

Lebih lanjut Budie Kris menjelaskan bahwa perubahan iklim tidak bisa dicegah, tapi bagaimana masyarakat punya ketahanan yang tinggi terhadap perubahan iklim. “Membangun kota yang punya ketahanan tinggi terhadap perubahan iklim,” ungkapnya jujur.

Menimpali apa yang sudah disampaikan oleh Budie Kris, dalam sambutannya, perwakilan Paklim GIZ Jerman pun mengapresiasi tinggi dengan komitmen Pemerintah Kota Probolinggo, terutama komitmennya terhadap kelestarian lingkungan.

“Saya sangat mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Proboliggo untuk mengurangi efek kaca yang akan dibahas dan dirumuskan dalam rencana aksi pagi ini. Yakni 18% dari 26% level nasional. Ini langkah yang baik dan cukup berani bagi saya,” sambut Yoke antusias pagi itu.

Namun lebih lanjut Yoke juga mengungkapkan bahwa keberhasilan program ini bukan terletak pada komitmen belaka, tapi juga bagaimana pemerintah kota dapat mengkomunikasikan program dan komitmen tersebut kepada masyarakat untuk, dalam rangka meningkatkan kesadaran, dan menjadi wujud bersama yang nyata.

Dalam sambutannya di hadapan Walikota Buchori pun, Yoke berharap bahwa nantinya peserta dapat aktif memberikan sumbangan pemikirannya terhadap rumusan aksi yang akan digunakan sebagai dasar pijakan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam melaksanakan aksinya.

“Dan saya berharap para peserta, dapat memberikan kontribusi pemikiran secara aktif dalam forum yang digelar pagi ini,” harap Yoke dalam bahasa Inggris yang kemudian dialih bahasakan oleh penerjemah yang memang sudah disediakan oleh BLH, agar lebih mudah dipahami oleh para peserta rencana aksi.

Memang, dalam diskusi panel yang berlangsung setelah acara pembukaan tersebut, nantinya para peserta dibagi ke dalam 4 kelompok, dan masing-masing kelompok peserta akan dipandu oleh pemandu diskusi dalam membahas dan mengidentifikasi mengenai peran stakeholder terhadap aksi perubahan iklim di Kota Probolinggo, baik dari sektor transportasi, penguatan kapasitas kelmbagaan masyarakat, pengolahan sampah, konservasi sumber daya air dan ruang terbuka hijau serta penghematan energi.

Walikota Probolinggo sendiri, dalam sambutannya, berharap bahwa kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik.

“Saya berharap kegiatan ini dapat berlangsung baik dan lancar, serta dapat menghasilkan perubahan yang positif bagi Kota Probolinggo, khususnya bagi ketahanan masyarakat dalam menghadapi efek dari perubahan iklim yang terjadi saat ini.” harap Walikota Buchori.

Sebagai rencana tindak lanjut, kegiatan konsultasi publik rencana aksi perubahan iklim ini akan berlanjut pada aksi nyata dan workshop dengan tema “Bagaimana mewujudkan Probolinggo sebagai Kota Berketahanan terhadap Perubahan Iklim”. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Antisipasi Perubahan Iklim

Dalam rangka identifikasi stakeholder aksi perubahan iklim Kota Probolinggo, kemarin (12/7) Pemkot melalui BLH, menggelar diskusi panel di Aula Dispendik.

Diskusi panel di awali dengan pemaparan perubahan iklim oleh Kepala BLH Budi Krisyanto, menurut Kepala BLH ada 8 strategi terpadu perubahan iklim Kota Probolinggo. Di iantaranya menciptakan sistim tranportasi yang efektif dan efisien, meningkatkan pengendalian penggunaan energi pada bangunan Pemerintah terutama PJU dan air bersih, meningkatkan konservasi sumberdaya air dan hutan.

"Strategi lainnya adalah meningkatkan pengolahan sampah dan air limbah secara terpadu, meningkatkan produktifitas tanaman melalui pengendalian hama dan penyakit secara alami, serta meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat, dalam pengehematan energi," kata Budi Krisyanto.

Setelah pemaparan dari Kepala BLH, acara dilanjutkan dengan diskusi panel, yang di bagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok A, B, C, dan kelompok D. Masing-masing kelompok punya pembahasan yang berbeda, dan hasil dari diskusi panel, dalam waktu dekat direncanakan akan ada pertemuan, dengan ebberapa paguyuban diantarannya paguyuban abang becak, paguyuban PKL, dan setelah lebaran hasil dari diskusi panel akan di bawa ke dalam forum yang lebih besar, yaitu forum lokakarya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

SEMIPRO Gelar Kontes Bonsai Bertaraf Nasional

Dalam rangka berpartisipasi dalam event SEMIPRO (Seminggu di Kota Probolinggo), Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo bekerjasama dengan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Probolinggo menyelenggarakan kontes tanaman bonsai yang dilaksanakan mulai hari Sabtu (23/06) di Gedung Olah Raga Kedupok. Acara ini diselenggarakan untuk menumbuh kembangkan dan memasarkan seni bonsai kepada masyarakat ini diikuti oleh penggemar bonsai se-Jawa Timur. Adapaun klasifikasi penilaian yang ditetapkan oleh panitia meliputi segi penampilan, segi gerak dasar, segi keserasian dan segi kematangan. Dari klasifikasi tersebut akan dipilih 10 terbaik tanaman bonsai dan the best in show. Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia Cabang Probolinggo menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Probolinggo karena dengan diwadahinya /disupportnya kegiatan ini akan memperkenalkan dan menumbuhkan seni bonsai kepada masyarakat Kota Probolinggo. “Paguyuban sangat membutuhkan dukungan dari Pemerintah, baik dari segi pelatihan maupun bantuan peralatan,” terang Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia Cabang Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Lestarikan Lingkungan Melalui Lomba Mural

Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Mural merupakan sarana meningkatkan rasa cinta dan kebersamaan dalam memelihara serta melestarikan lingkungan. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dalam rangka menyemarakkan SEMIPRO 2012, menyelenggarakan lomba mural/lukis dinding tingkat pelajar SMP dan SMA/sederajat yang dilaksanakan pada hari Selasa 26 Juni 2012 bertempat di Gedung Olah Raga Kedupok.

Lomba Mural/Lukis Dinding tersebut mengambil tema lingkungan hidup dan bertujuan untuk memfasilitasi kreatifitas pelajar dalam kesenian khususnya seni lukis dan mengkampanyekan pentingnya lingkungan hidup bagi warga Kota Probolinggo.

Perlombaan ini diikuti oleh 22 kelompok dari target 80 kelompok. Adapun aspek yang dinilai oleh juri meliputi komposisi bentuk dan warna, indah dan artistik serta harmoni dalam rupa.

Event kali ini disediakan 8 (delapan) hadiah lomba berupa uang tunai beserta trophy dan piagam. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

''Tasyakuran ADIPURA ke-6 Merupakan Prestasi Gemilang'', HM. Buchori

Sebagai wujud syukur atas keberhasilan diraihnya penghargaan Adipura yang keenam kalinya oleh Kota Probolinggo, maka Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo Rabu (13/6) bertempat di Halaman depan BLH Kota Probolinggo menyelenggarakan tasyakuran penerimaan anugerah Piala Adipura tahun 2012. Tasyakuran ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, DPRD Kota Probolinggo, TP PKK, (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), Dharma Wanita, Pimpinan Unit Kerja di Lingkungan Pemkot Probolinggo, Kepala Sekolah penerima penghargaan Adiwiyata, Mitra BLH, dan pegawai BLH.

Iringan musik tampilan dari Bayuangga Band membuat suasana Tasyakuran lebih hidup yang dilanjutkan laporan pembuka yang dibacakan oleh Kepala BLH, Budi Krisyanto, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Walikota, HM Buchori sebagai undangan VIP yang didampingi Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno, dan Sekda, H. Johny Haryanto menempati podium yang telah disediakan.

HM. Buchori membagi wawasan dan ilmu tentang kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dilimpahkan Tuhan YME merupakan titipan kepada kita semua agar dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang, oleh sebab itu pemanfaatan hasil bumi serta pengelolahan lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama. Sehubungan dengan itu himbauan untuk bersama – sama melestarikan lingkungan hidup perlu terus digalakan dan laksanakan dalam kehidupan sehari – hari.

“Peringatan Hari Lingkungan Se – Dunia tahun 2012 dengan tema Green Economy : Does Include You yang disesuaikan dengan tema nasional menjadi Ekonomi Hijau Ubah Perilaku Tingkatkan Kualitas Lingkungan, telah membuahkan hasil berupa prestasi yang gemilang untuk Kota Probolinggo, diantaranya penghargaan Adipura ke – 6, Adiwiyata Mandiri, Adiwiyata Nasional, WTN (Wahana Tata Nugraha), WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), Pasar Terbaik Adipura (2011 – 2012), Terminal Terbaik Adipura (2011 – 2012), dan SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah) Terbaik Nasional. Semuanya itu tercapai atas kerja keras dari pemerintahan serta dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat Kota Probolinggo,”, ungkap HM. Buchori diselingi dengan tepuk tangan para undangan yang begitu antusias dan baggga sebagai masyarakat Kota Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Acara Tasyakuran Atas Diraihnya Adipura Ke-6 Kota Probolinggo di Halaman BLH

Atas keberhasilan diraihnya penghargaan ADIPURA yang keenam kalinya oleh Kota Probolinggo, maka Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo Rabu (13/6) bertempat di Halaman depan BLH Kota Probolinggo menyelenggarakan tasyakuran penerimaan anugerah Piala Adipura tahun 2012.

Tasyakuran ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, DPRD Kota Probolinggo, TP PKK, (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), Dharma Wanita, Pimpinan Unit Kerja di Lingkungan Pemkot Probolinggo, Kepala Sekolah penerima penghargaan Adiwiyata, Mitra BLH, dan pegawai BLH. Iringan musik tampilan dari Bayuangga Band membuat suasana Tasyakuran lebih hidup yang dilanjutkan laporan pembuka yang dibacakan oleh Kepala BLH, Budi Krisyanto, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Walikota, HM Buchori sebagai undangan VIP yang didampingi Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno, dan Sekda, H. Johny Haryanto menempati podium yang telah disediakan.

Walikota Probolinggo HM. Buchori SH. MSi memberikan wawasan dan ilmu tentang kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dilimpahkan Tuhan YME merupakan titipan kepada kita semua agar dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang, oleh sebab itu pemanfaatan hasil bumi serta pengelolahan lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama.

Sehubungan dengan itu himbauan untuk bersama-sama melestarikan lingkungan hidup perlu terus digalakan dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. “Peringatan Hari Lingkungan se-Dunia tahun 2012 dengan tema Green Economy : Does Include You yang disesuaikan dengan tema nasional menjadi Ekonomi Hijau Ubah Perilaku Tingkatkan Kualitas Lingkungan, telah membuahkan hasil berupa prestasi yang gemilang untuk Kota Probolinggo, diantaranya penghargaan Adipura ke-6, Adiwiyata Mandiri, Adiwiyata Nasional, WTN (Wahana Tata Nugraha), WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), Pasar Terbaik Adipura (2011-2012), Terminal Terbaik Adipura (2011-2012), dan SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah) Terbaik Nasional.

Semuanya itu tercapai atas kerja keras dari pemerintahan serta dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat Kota Probolinggo,”, ungkap HM. Buchori diselingi dengan tepuk tangan para undangan yang begitu antusias dan baggga sebagai masyarakat Kota Probolinggo. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Kirab Adipura 2012

Kota Probolinggo berpesta! Demikianlah ungkapan yang pantas terlontar untuk Kota yang berjuluk Kota Seribu Taman ini. Bergelimang prestasi secara bertubi-tubi bikin pemerintah dibawah pimpinan HM Buchori ini mengarak beberapa piala berkeliling kota (9/6). Kirab yang diikuti oleh ribuan warga masyarakat Kota Probolinggo ini, melibatkan segenap elemen masyarakat. Mulai dari pejabat, FKPD, guru dan siswa sekolah-sekolah Adiwiyata, Tim Pengerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan, kader lingkungan, komunitas sepeda onthel Zhoek Mbloezoek, PKL, tukang becak hingga satu pleton dari TNI dan Polri pun turut tumpah ruah mengarak piala bergengsi yang sudah enam kali berturut-turut diraih oleh Kota Mangga ini.

“Dengan ragam raihan prestasi ini, saya mewakili Pemerintah Kota Probolinggo, mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya terhadap dukungan seluruh warga masyarakat Kota Probolinggo. Yang sudah dengan segenap hati, dengan keringanan tangan, mendukung penuh segala program-program dan kebijakan Pemerintah.” Ujar Walikota Probolinggo HM. Buchori ketika memberi sambutan dalam apel pagi, yang dilaksanakan sesaat sebelum gelaran kirab dimulai.

Seperti yang disampaikan oleh Walikota Buchori, hari itu Kota Probolinggo tidak hanya mengirap piala Adipura semata, melainkan juga piala Wahana Tata Nugraha (WTN), 4 piala Adiwiyata Mandiri, 5 piala Adiwiyata Nasional , plakat untuk pasar dan terminal terbaik nasional, termasuk juga penghargaan Wajar Tanpa Perkecualian (WTP) yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Timur bulan lalu (7/5).

Ada lebih dari 12 kendaraan dengan bak terbuka yang dipakai untuk membawa seluruh piala. Walikota Buchori tampak berada di mobil terdepan bersama istri yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo, Hj. Rukmini Buchori, membawa dan memamerkan piala Adipura ke-6 yang berhasil diraih sejak tahun 2007 silam.

Di sepanjang rute yang dilalui oleh kepala daerah, Walikota Buchori dan Rukmini Buchori, mendapatkan sambutan yang luar biasa dari warga. Di belakang Walikota Buchori iring-iringan mobil yang ditumpangi oleh anggota FKPD, Wawali Bandyk Soetrisno dan istri, serta oleh kepala-kepala dinas. Begitu juga dengan sekolah-sekolah yang meraih Adiwiyata, mereka juga mengendarai mobil sembari memamerkan piala Adiwiyata yang diterimanya.

Kirab yang dimulai di Aloon-aloon ini melewati beberapa ruas jalan, di antarany: Jl. KH. Mansyur, Jl. Gatot Subroto, Jl. Pahlawan, Jl. Cokroaminoto, Jl. Slamet Riyadi, Jl. Kapuas, Jl. Brantas, Jl. Soekarno Hatta dan Jl. Panjaitan.

Gelaran kirab dan apel yang digelar sebagai wujud peringatan atas Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni), yang di tahun 2012 ini mengambil tema “World Environtment Day, Green Economy: Does it include you?”, dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur Pemkot Probolinggo atas prestasi yang telah dicapai di bidang lingkungan hidup, tata kelola transportasi dan akuntabilitas di pelaporan keuangan.

“Prestasi ini adalah buah kerja kita bersama, seluruh masyarakat Kota. Dan perstasi ini layak kita pertahankan di tahun-tahun mendatang,” pungkas orang nomor satu di Kota Probolinggo ini. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Wali Kota Ajak Tanam Pohon

Pemkot menggelar apel peringatan hari lingkungan hidup se-dunia tahun 2012, yang diikuti oleh hampir 600 peserta upacara, di Alun-Alun Kota Probolinggo. Bertindak sebagai inspektur upacara Walikota H.M.Buchori, dengan komandan upacara Kabid Lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) Dishub Budi Harjanto.

Apel diikuti oleh Ketua TP PKK yang juga anggota DPR RI Hj. Rukmini Buchori, Wawali Bandyk Soetrisno beserta istri Hj Kusmiyati Bandyk Soetrisno, Sekda Johny Hariyanto, seluruh Kepala SKPD, anggota forum koordinasi pimpinan daerah, anggota Kodim dan Yon Zipur, anggota kepolisian, pelajar sekolah adiwiyata, karyawaan dan karyawati Pemkot, serta mitra BLH.

Dalam laporannya Kepala BLH Budi Krisyanto mengatakan, maksud dan tujuan dilaksanakan apel ini adalah memperingati hari lingkungan hidup se-dunia tahun 2012, yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. "Apel ini juga sebagai ungkapan rasa syukur bahwa Kota Probolinggo, telah memperoleh penghargaan dari Presiden baik itu Adipura dan Adiwiyata, serta serta mengubah perilaku untuk hidup sehat" Kata Budi Krisyanto.

Sementara itu Walikota H.M.Buchori dalam sambutannya mengatakan bahwa, sehat dan bugar ada 5S, diantaranya makan sehat, lingkungan, aktivitas, berfikir dan lingkungan sehat. "Sehari-hari harus ada tindak lanjut terhadap lingkungan, ajak semua masyarakat untuk menanam pohon, sesuai dengan intruksi Bapak Presiden, ayo menanam pohon kita gaungkan setiap hari di Kota Probolinggo," kata Buchori. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Adipura Dikirab Keliling Kota

Sekitar pukul 06.30 WIB, kirab Adipura dilakukan dengan mengambil start dan finish di depan stasiun Kota Probolinggo. Kirab Adipura tahun 2012 kali ini mengambil rute alun-alun, Jl Kyai Mansyur, dr Sutomo, Gatot Subroto, Pahlawan, Cokroaminoto, Slamet Riyadi, Kapuas, Brantas, Soekarno Hatta, Jalan Panjaitan dan finish kembali di Alun-alun.

Urutan kirab diawali dengan mobil patwal, disusul mobil suara kota, pasukan pembawa bendera merah putih, mobil piala adipura yang di naiki oleh Walikota H.M.Buchori beserta istri Hj Rukmini Buchori, mobil piala Adiwiyata yang dinaiki oleh Wawali beserta istri Hj Kusmiyati Bandyk Soetrisno, mobil piala Wahana Tata Nugraha (WTN) yang dinaiki oleh Sekda Johny Hariyanto beserta Asisten Perekonomian Matalil dan Kadishub Sunardi, mobil piala Wajar tanpa pengecualian yang dinaiki oleh Asisten Administrasi Didik Sunaryoto beserta Kepala DPPKA Imam Suwoko, forum koordinasi pimpinan daerah, Kepala SKPD, Kabid, Kepala UPT serta Kasubid BLH, petugas lapangan BLH, dan terakhir adalah karyawaan dan karyawati Pemkot, PKK, Dhaarma Wanita ( Kelurahan, Kecamatan, Kota ) dan terakhir adalah perusahaan.

Adipura yang didapat Kota Probolinggo tahun 2012 kali ini, merupakan Adipura yang ke-6 kalinya secara beruntun, dan 9 sekolah tercatat meraih piala adiwiyata. Tercatat 4 sekolah yang mendapatkan Adiwiyata Mandiri diantaranya, SDN Sukabumi 6, SDN Mangunharjo 6, SMPN 4, serta SMAN 4. Sementara SDN Mangunharjo 12, SDN Sumberwetan 2, SMPN 10, SMAN 1, dan SMAN 3 meraih Adiwiyata Nasional, serta pelakat pasar dan terminal terbaik kategori kota sedang Nasional, sertaa dokumen status lingkungan hidup daerah (SLHD) 6 besar Nasional. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Tekan Emisi, Siswa Ajak Menanam Pohon

Siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Kedungasem 4 Kota Probolinggo Jawa Timur, Selasa (5/6/2012) ini membagi-bagikan bibit tanaman kepada para pengguna jalan.Ini dilakukan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di daerah itu. Mereka mengajak orang untuk menanam pohon demi keles tarian lingkungan. "Kami membagikan bibit tanaman untuk mengajak orang menanam pohon . Kalau banyak pohon, udara akan segar dan lingkungan menjadi sehat," ujar Dias, siswa Kelas 6 SDN Kedungasem 4.

Agus Lithanta, Kepala Sekolah SDN Kedungasem 4 menuturkan bahwa aksi bagi-bagi bibit tanaman itu, merupakan upaya sekolah untuk mengajak siswa melakukan gerakan nyata pelestarian lingkungan. "Pelestarian lingkungan jangan hanya berbentuk teori. Aksi ini menjadi praktik langsung bagi siswa untuk bisa mengajak orang lain menanam pohon," ujar Agus.

Dengan menanam pohon, menurut Agus, emisi gas rumah kaca yang mennyebabkan suhu udara tinggi dari waktu ke waktu bisa ditekan. Pertumbuhan emisi gas rumah kaca di Kota Probolingo diyakini cukup tinggi dari waktu ke waktu. Dinamika masyarakat seperti pertumbuhan penduduk dan ekonomi di kota itu, cukup tinggi dari waktu ke waktu. "Ini menjadi salah satu faktor penyumbang tingginya pertumbuhan emisi gas rumah kaca di Kota Probolinggo," tutur Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Budi Krisyanto.

Penduduk Kota Probolinggo mencapai 217.062 jiwa, pada sensus tahun 2010. Adapun laju pertumbuhan penduduka rata-rata sebesar 1,26 persen setahun. Sementara pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dari sektor industri 2,26 persen serta perdagangan, hotel dan restoran pertumbuhannya mencapai 9,67 persen di tahun 2010. "Emisi gas rumah kaca terbesar di Probolinggo disumbang dari lingkup masyarakat dan lingkup pemerintah," ujar Budi. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Tak Berizin, Saluran Limbah Ditutup Warga

Warga Perumahan Kademangan Asri, Kota Probolinggo, menutup saluran pembuangan limbah pabrik keramik Paolo. Pasalnya, pembuangan limbah tersebut mengakibatkan sedimentasi (endapan) pada saluran drainase sekaligus mengakibatkan banjir pada musim hujan.

Warga bersama Ketua RT 03/RW IV Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Moch Subiantopan, sejak Minggu (3/6), menutup saluran pembuangan limbah Paolo. Saluran drainase di Jl. Brantas yang mengalir ke arah utara itu mereka bendung dengan endapan dari pabrik. Selain itu warga juga bergotong royong mengeruk endapan pada saluran drainase sepanjang sekitar 200 meter di sebelah utara pabrik.

Warga sebenarnya tidak mempermasalahkan bertetangga dengan pabrik. "Tetapi, kalau limbahnya mengganggu lingkungan sekitar, ya kami jelas keberatan," ujar Subiantopan, Senin (4/6) malam. Awalnya Paolo hanya membangun show room di Jl Brantas. Sedangkan keramik hias seperti tabung air minum, asbak, dan hiasan rumah tangga itu diproduksi di pabriknya (workshop) di Jl Prof HAMKA, Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. "Belakangan, sekitar setahun lalu, ternyata bukan show room yang pindah ke sini, tetapi pabrik," terang Subiantopan.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo melalui Kasubid Pengembangan Peraturan dan Penegakan Hukum Lingkungan, Taufiq Hidayat, Selasa (5/6) mengatakan, hasil investigasi pihaknya ke perusahaan Paolo mendapatkan fakta bahwa IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah) pabrik itu tidak sesuai dengan standar. Selain itu, Paolo belum memiliki IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair). "Sepertinya IPAL yang ada itu hanya sekadarnya saja. Padahal untuk itu harus menyesuaikan dengan kapasitas produksi yang ada. Untuk itulah akan terus dilakukan penanganan dan pemantauan," kata Taufiq. "Dalam waktu dekat kami akan mengundang pihak perusahaan agar segera mempresentasikan produksinya berikut bahan baku serta hal lainnya yang menyangkut masalah lingkungan," lanjutnya.

Christ Paulus selaku pemilik pabrik mengatakan sebenarnya sudah ada pengolahan limbah cair di pabriknya. "Ada sejumlah kolam penampungan air limbah kok, setelah air jernih baru dibuang ke saluran drainase," ujarnya. "Kita secara rutin juga mengeruk endapan di saluran drainase. Kalau tidak salah setiap minggu dikeruk, masak masih dikeluhkan masyarakat, sehingga terjadi penutupan," ujarnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

SDN Mangunharjo 12 Kota Probolinggo Raih Adiwiyata Nasional

SDN Mangunharjo 12 berhasil meraih juara pertama dalam penghargaan Sekolah Adiwiata Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan pada sekolah yang telah memenuhi syarat dengan memiliki budaya lingkungan yang baik.

Kepala Sekolah SDN Mangunharjo 12, Tri Kartin Marhaendrawati mengungkapkan bahwa pada awalnya untuk mengejar Sekolah Adiwiata Nasional ditargetkan 4 tahun, tetapi ini bisa diraih dengan waktu 2 tahun.

Terdapat 4 indikator penilaian Adiwiata, yaitu komponen kebijakan kepala sekolah yang berhubungan dengan budaya lingkungan, kurikulum sekolah yang mengatur tentang lingkungan, partisipasi warga sekolah dalam hal pelestarian lingkungan, dan sarana prasarana pendukung untuk menciptakan suasana sekolah yang berbudaya lingkungan.

“Kita melihat di SD kita ini ada peluang ke arah Adiwiata Nasional tentunya dengan tahapan-tahapan adiwiata, setahun pertama kita usahakan Adiwiata Bestari tingkat Kota Probolinggo, kemudian kita usahakan Sekolah Adiwiata tingkat provinsi, berkat kerjasama semua pihak dalam kurun waktu 1 tahun kita bisa raih semua itu, dan dalam jangka 2 tahun kita bisa meraih adiwiata tingkat nasional,” jelasnya.

“Kita meraih penghargaan Adiwiata tingkat nasional pada 5 Juni 2012, dari Kementerian Lingkungan hidup di Jakarta, untuk saat ini kita terus komunikasikan untuk sekolah-sekolah Adiwiata di Kota Probolinggo ini terutama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo, kita targetkan ada 10 sekolah binaan Adiwiata,” ujarnya.

“Kita lakukan sosialisasi-sosialisasi kepada seluruh kepada sekolah yang ada di Kota Probolinggo, untuk menjadikan sekolah yang sadar dan berbudaya lingkungan,” pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Adiwiyata Bisa Menjadi Nilai Jual Sekolah



Seperti yang diketahui bersama, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Internasional (5 Juni), perwakilan 5 sekolah-sekolah peraih Adiwiyata Nasional diundang secara khusus ke Jakarta untuk menerima piala Adiwiyata Nasional langsung dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Perwakilan 5 sekolah antara lain SDN Mangunharjo 12, SDN Sumber Wetan 2, SMPN 10, SMAN 1 dan SMAN 3. Di balik kesuksesan Adiwiyata Nasional 2012 yang berhasil diraih lima sekolah tersebut rupanya terkandung usaha tak bisa dibilang mudah. Ada kemantapan tekad, tanggung jawab dan kerja keras yang dilakukan sekolah-sekolah ini.

“4 pilar atau yang kali ini dikatakan sebagai 8 komponen ini kami persiapkan terlebih dahulu,” ungkap Ngatman, Kepala Sekolah SMPN 10, salah satu sekolah peraih Adiwiyata Mandiri.

Delapan komponen yang dimaksud, mempersiapkan KTSP (Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan) dan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah), mempersiapkan kompetensi tenaga pendidik termasuk peserta didiknya mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan, melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang terencana, menjalin kemitraan, ketersediaan sarana dan prasarana (Sarpras) ramah lingkungan dan terakhir, peningkatan kualitas pengelolan dan pemanfaatan sarana prasara tersebut.

Beberapa program tersebut diimplementasikan dalam beragam kegiatan diantaranya Jum’at bersih, Samu Sanga (Satu Murid, Satu Bunga)dan Sagu Sanga (Satu Guru, Satu Bunga), pemanfaatkan limbah bekas, pengelolaan sampah (komposting) serta pengolahan tanaman khas sekolah menjadi produk unggulan sekolah.

Beragam kendala tak luput dihadapi oleh sekolah-sekolah ini. Dari kelima sekolah tersebut sepakat bahwa yang tersulit adalah partisipatif warga sekolah. “Yang tersulit adalah melibatkan partisipatif warga sekolah. Sebab memang susah merubah konsep atau kebiasaan warga masyarakat. Dari yang semula bukan sekolah Adiwiyata menjadi sekolah Adiwiyata bahkan sekarang adalah sekolah Adiwiyata Nasional,” terang Didik Hermi, Kepala Sekolah SDN Sumber Wetan 2.

Didik pun tidak menampik bahwa prestasi ini juga akan meningkatan prestige sekolah. Terutama bagi sekolah-sekolah yang selama ini dianggap sebagai sekolah pinggiran, seperti Sumber Wetan 2 dan SMAN 3. “Sebuah kebanggaan pastinya. Sekolah pinggiran kan bukan berarti terpinggirkan, kan?,” ujar Zainal Arifin kepala sekolah yang sejak 2008 memimpin di SMAN 3 ini.

“Mungkin kalau diibaratkan penjahit, kami ini adalah penjahit yang diberi kain yang jelek. Tapi ya gimana caranya, mengolah kain yang jelek itu untuk bisa dibuat pakaian yang bagus,” lanjut Zainal.

Adiwiyata merupakan buah dari proses kerja keras yang dilakukan selama kurang lebih 2 tahun terakhir. Dan tentunya ini bukan persoalan gengsi semata tapi juga wujud kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan.

“Patut dipahami bahwa Adiwiyata bukan sekedar penghargaan tapi lebih kepada komitmen kepedulian kita terhadap lingkungan. Penyelamatan Lingkungan,” tegas Endro Suroso, Kepala Dinas Pendidikan Kota Probolinggo, saat ditemui Suara Kota di tempat kerjanya, Rabu lalu (13/6).

“Dan pastinya saya bersyukur kalau dengan raihan Adiwiyata ini, sekolah-sekolah yang mendapat Adiwiyata, gengsinya semakin naik. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah-sekolah ini bertambah,” lanjut Endro.

Peningkatan tingkat kepercayaan masyarakat ini bisa dilihat dari jumlah peningkatan peseta didik. “Di sekolah kami yang semula jumlah total peserta didiknya hanya 60 siswa, dengan adanya raihan Adiwiyata Bestari, jumlah siswa melonjak tajam menjadi 130 siswa,” ujar Kepala SDN Mangunharjo 12 Sri Kartin.

Bagaimana dengan prestasi akademis? “Belum ada penelitian atau data valid yang dapat menjelaskan mengenai korelasi antara raihan Adiwiyata dengan peningkatan prestasi siswa. Namun secara kasat mata dapat dilihat, dengan adanya Adiwiyata, sekolah menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk dihuni. Dibuat belajar. Pastinya, kalau lingkungan sekolahnya nyaman, suasana belajarnya akan jadi menyenangkan dan pastinya prestasi para peserta didik akan meningkat,” imbuh Endro Suroso.

“Keberhasilan 5 sekolah dalam Adiwiyata Nasional 2012, adalah keberhasilan semua pihak. Baik dari Dinas Pendidikan sendiri, BLH beserta tim teknisnya yang tak lelah untuk terus membina lembaga pendidikan. Semangat dan kerja keras kepala sekolah dan managemen sekolah untuk menerapkan pemahaman akan lingkungan hidup. Kepedulian dan budaya lingkungan serta motifasi dan binaan dari sekolah-sekolah yang berhasil lebih dulu sehingga di tahun 2012 ini Kota Probolinggo kembali meraih penghargaan Adiwiyata terbanyak di tingkat nasional,” sambung Endro Suroso penuh rasa bangga.

Endro berharap dengan diraihnya penghargaan ini, sekolah-sekolah yang telah meraih Adiwiyata Nasional tidak lantas berpuas diri. Tetap terus mengolah lingkungan sebaik-baiknya. Maju terus sampai (Adiwiyata, red.) Mandiri.

Ditanya secara angka, Endro menjawab minimal ada 2 atau 3 sekolah lagi yang tahun depan meraih Adiwiyata Nasional. “Minimal kalau mungkin UPT Pendidikan Lingkungan (TWSL) tambah dua atau 3 sekolah lagi,” pungkasnya mengakhiri wawancara pagi. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Kota Probolinggo Raih Piala Adipura

Kabupaten Lumajang dan Kota Probolinggo kembali meraih penghargaan Adipura untuk kategori kota sedang. Penghargaan Adipura itu akan diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa, 5 Juni 2012, di Istana Presiden kepada seluruh kepala daerah di Indonesia yang meraih penghargaan tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang Sulsum Wahyudi mengatakan ini ketujuh kalinya Kabupaten Lumajang menerima penghargaan Piala Adipura. Untuk tingkat nasional, ada 34 kota sedang yang meraih penghargaan Piala Adipura ini. Sedangkan untuk tingkat Provinsi Jawa Timur, ada sembilan kota dan kabupaten yang meraihnya.

Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar akan menerima langsung penghargaan tersebut di Istana Presiden di Jakarta pada Selasa, 5 Juni 2012. "Piala tersebut akan dikirab di Lumajang," kata Sulsum.

Dari hasil pengumuman Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Lumajang berada di urutan ketiga dalam daftar penerima penghargaan Piala Adipura untuk kategori kota sedang tingkat nasional. Kabupaten Lumajang di bawah Kabupaten Jombang dan Jepara. Untuk Adipura Kencana yang nilainya lebih tinggi daripada Adipura, kata Sulsum, berhasil disabet Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya.

Penilaian Adipura berdasarkan perkantoran, fasilitas umum, pasar, perumahan, puskesmas hingga rumah sakit, jalan, sungai, dan permukiman penduduk. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Realisasikan Green Map Dan RTH Baru

Bertempat di Hall Matahari Hotel Ratna Kota Probolinggo, Rabu (30/5) lalu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Probolinggo menggelar sosialisasi dan kampanye publik “Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) serta Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Green Map Kota Probolinggo 2012”.

“P2KH adalah salah satu langkah nyata Pemerintah Pusat bersama Pemprov, termasuk (pemerintah, red.) kabupaten/kota guna memenuhi ketetapan UUPR 26/2007, utamanya terkait RTH (Ruang Terbuka Hijau, red.) Publik sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia,” jawab Ketua Tim Swakelola Program Pengembangan Kota Hijau Yoyok Imam kepada Suara Kota.

Menurutnya, pengembangan kota hijau bukan berarti hanya kotanya saja yang harus hijau termasuk manusianya juga. Program ini dapat diartikan sebagai pembangunan manusia di daerah perkotaan yang penuh inisiatf dalam melakukan perubahan lingkungan.

Dalam mewujudkan Kota Hijau terdapat 8 atribut yang harus dipenuhi, yaitu: Green Planning and Green Design, Green Open Space, Green Community, Green Water, Green Waste, Green Energy, Green Building dan Green Transportation.

“Dari 8 atribut tersebut, Green Commnunity merupakan atribut yang krusial. Karena keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat, yang utamanya dijaring melalui forum-forum atau komunitas, akan menjadi motor penggerak utama gerakan hijau di kawasan perkotaan serta menjamin keberlanjutan program Kota Hijau di masa yang akan datang,” ungkap pria berkaca mata ini.

Lebih lanjut Yoyok Imam menyinggung bahwa terbentuknya Green Commnunity tidaklah mudah, terlebih bila kesadaran masyarakatnya masih kurang. “Terutama untuk menyadarkan masyarakat akan manfaat RTH. Secara general, masih banyak masyarakat yang menyalahgunakan keberadaan RTH. Bahkan dialihfungsikan sebagai pemukiman, tempat pembuangan sampah dll,” keluh Imam.

Hanya 13 daerah di Jatim, termasuk Kota Probolinggo, yang mendapat kehormatan, ditunjuk oleh Pemerintah Pusat dalam pengembangan program P2KH. Dan prestasi ini tentunya tak terlepas dari komitmen bersama antara Walikota Probolinggo HM. Buchori dan Dirjen Pekerjaan Umum di bidang lingkungan hidup awal tahun ini.

“Jadi boleh dibilang bahwa P2KH merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Dan dalam P2KH ini, ada beberapa output yang harus dicapai. Salah satunya adalah terbentuknya RTH baru,” tegas Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Probolinggo ini.

RTH yang tahun ini akan segera diwujudkan oleh Bappeda adalah RTH Marasmis. RTH yang terletak di Jl. Maramis (sebelah timur SMAN 4 Probolinggo).

Tak hanya soal komitmen dan pengelolaan RTH, acara yang dihadiri oleh sekitar 50 orang, yang terdiri dari Tim Swakelola (satker), green community (masyarakat peduli lingkungan), forum masyarakat peduli tata ruang dan paguyuban kader lingkungan, juga kembali menggagas soal terbentuknya Green Map (Peta Hijau) Kota Probolinggo.

Diketahui, Peta Hijau adalah sebuah sisem pembuatan peta yang menampilkan sumber daya lingkungan (Green Open Space – RTH) dan budaya yang telah dilakukan di banyak negara. Peta hijau merupakan peta lingkungan yang dilengkapi dengan tanda-tanda (ikon) untuk membantu pemakainya mengenali lingkungan dengan ikon alam, sosial dan budaya yang ada di salah satu daerah (kawasan).

“Beda dengan peta konvensional pada umumnya, peta hijau adalah peta yang digagas oleh komunitas hijau. Oleh Green Community. Jadi bukan dari tenaga ahli atau peta keluaran pemerintah daerah,” jelasnya. Berbeda lagi dengan peta teknis, peta hijau itu sifatnya gaul. Peta yang disertai dengan tanda-tanda dan ikon-ikon khusus. Anak kecil yang belum sekolah dan belum mengenal baca tulis pun bisa membaca peta hijau tersebut.

Hasil green map ini, merupakan informasi penting bagi masyarakat Kota Probolinggo, dan juga masyarakat intenasional, tentang keberadaan potensi-potensi yang dimiliki oleh Kota Probolinggo. “Sebab kita tahu bersama bahwa green map adalah program jejaring internasional di bidang lingkungan hidup,” pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Walikota Probolinggo Launching Green Barter Sampah

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkot Probolinggo pada Kamis (24/5) baru-baru ini bertempat dihalaman Gedung Musium jalan Soeroyo Kota Probolinggo melakukan Launchinng Green Barter Dan Sosialisasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan yang diikuti oleh segenap kelompok Paguyuban Pengolahan Sampah (Papesa) se-Kota Probolinggo, Tim Penggerak PKK sekota Probolinggo, seluruh RW dan elemen masyarakat.

Acara tersebut dihadiri oleh Wali Kota Probolinggo HM. Buchori, Wakil Wali Kota H. Bandyk Soetrisno, sekretaris Daerah H. Johny Haryanto, Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) setempat, anggota DPRD setempat, seluruh Kepala SKPD dilingkungan Pemkot Probolinggo, serta Camat dan Lurah sekota Probolinggo. Launching Green Barter Dan Sosialisasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan tersebut dibuka secara resmi oleh Wali Kota Probolinggo HM. Buchori.

Kepala BLH Kota Probolinggo Ir. Budi Krisyanto selaku Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, Melaporkan anggaran pelaksanaan kegiatan dari anggaran APBD Pemkot Probolinggo dari pos BLH,dan Dasar pelaksanaannya adalah atas petunjuk Wali Kota Probolinggo. penyelenggaraan Gren Barter ini dengan tujuan bagaimana agar supaya sampah yang selama ini masih dibiarkan atau hanya dibakar maka dengan melalui Green Barter sampah bisa ditukar dengan Kompos, atau bibit pohon untuk penghijauan, maka diharapkan agar semua elemen masyarakat bisa lebih peduli kepada kebersihan lingkungan, Dilaporkan juga oleh BUDI KRIS, terkait unsur penggeraknya adalah, Tim Penggerak PKK, Papesa, Unsur Pengolah sampah, dan unsur pengusaha sampah se-Kota Probolinggo, juga POKMAS, lebih lanjut Budi Krisyanto dalam laporannya menyampaikan dalam hal ini Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan pengusaha sampah serta adanya penemuan alat pengolahan sampah plastik yang bisa dibuat menjadi bahan bakar minyak, terang Budi Kris dalam laporannya.

Wali Kota Probolinggo HM. Buchori SH.MSi, dalam sambutannya menyampaikan launching Green Barter Dan Sosialisasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan ini juga masih merupakan rangkaian dari Gerakan Peduli sadar lingkungan (GP Darling) yaitu gerakan untuk melatih pada masyarakat/kita semua untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sedang kalau kita berbicara masalah sampah kita harus mengawali dari sumbernya, yaitu masyarakat. Kalau ada sampah dibiarkan berarti iman kita perlu dipertanyakan, karena kalau sampah sampah dibiarkan akan menjadi masalah di kota ini, Dalam sambutannya HM. Buchori juga menyampaikan Tahun 2012 ini verifikasi adipura ditiadakan dan ada beberapa daerah yang akan mendapat anugerah Adipura. Kota Probolinggo tahun 2012 ini masuk nominasi Adipuara Kencana, bahkan direksi penilai adipura pusat meminta kepada daerah kota/kabupaten lain supaya bisa dan mau mencontoh Kota Probolinggo, ungkap Wali Kota. Selain adipura Insya Allah Kota Probolinggo tahun ini juga mendapat anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN), karena Kota Probolinggo sudah 6 (enam) kali mendapat anugerah WTN. Dan tahun ini pula ada 5 (lima) lembaga pendidikan di Kota Probolinggo yang bakal mendapat anugerah Adiwiyata, terang HM. Buchori. HM. Buchori juga bersyukur karena dalam semester ke 1 (satu) tahun 2012 ini Pemkot Probolinggo mendapat penilaian dari LPH, Kota Probolinggo mendapat nilai tertinggi WTT. Menyinggung masalah penyelenggaraan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) tahun 2012 yang pelaksanaannya dijadwalkan pada 24 s/d 31 –Juni mendatang HM. Buchori menyampaikan dalam Semipro nanti juga akan diadakan penilaian Musium se-Jawa Timur, dan dalam Semipro nanti berharap adanya tampilan Seni yang berkwalitas, harapnya.

Dalam kegiatan Semipro 2012 ini nanti menurut HM. Buchori, juga akan digelar kegiatan Potensi Daerah yang akan dihadiri oleh tamu dari 11 (sebelas) Negara melalui Konsulat di Jatim, dan para tamu dari 11 negara tersebut nanti juga akan ikut menyaksikan/melihat kegiatan Seminggu Di Kota Probolinggo (Semipro), Jelas Wali Kota Buchori. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Green Barter, Inovasi Terbaru Kota Probolinggo

Sukses dengan dilaunchingnya Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan (GP Darling), diawal tahun 2012 lalu, kembali Pemerintah Kota Probolinggo menggelar gerakan guna peningkatan lingkungan di Kota Probolinggo. Hari kamis lalu (24/05), Green Barter dan Sosialisasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan dihelat di halaman Museum Kota Probolinggo.

Kegiatan yang dimaksudkan agar sampah-sampah yang ada di Kota Probolinggo, yang selama ini masih dibiarkan, bahkan dibuang lebih-lebih dibakar. Maka melalui kegiatan Green Barter, diharapkan ada upaya peduli lingkungan. “Kertas, koran, botol dan plastik bisa ditukar dengan kompos hasil unit komposting atau ditukar dengan bibit pohon untuk penghijauan” terang Budi Kris dalam laporannya. Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan agar semua elemen masyarakat lebih terpanggil, lebih peduli dan lebih sadar untuk mewujudkan Kota Probolinggo semakin ramah lingkungan dan semakin asri. Dengan mengundang TP-PKK, Papesa, Pengurus RW se-Kota Probolinggo, dan pengolah sampah tingkat kawasan juga pengusaha serta seluruh unsur, diharapkan akan lebih cepat dalam mewujudkan Kota berkelanjutan.

“Posko Green Barter dibuka didepan Kantor Walikota pada hari Selasa dan Kamis, jam 08.00 WIB sampai dengan selesai. Mengenai Sosialisasi, disebelah sana ada alat. Teman-teman BLH sudah mencoba mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. Mulai dari kelas diatas minyak tanah dan sampai mendekati premium. Ini terus kami kembangkan” jelas Kepala BLH.

Dalam sambutan Walikota Probolinggo, H.M Buchori menginformasikan kepada undangan yang hadir siang itu, bahwa Kota Probolinggo masuk dalam nominator Adipura Kencana. Dan langsung disambut tepuk tangan undangan yang hadir. Kemudian H.M. Buchori menceritakan bahwa seminggu yang lalu, Walikota Probolinggo beserta beberapa daerah, diundang oleh Kementrian dan diajak untuk berdiskusi oleh salah seorang direktur.

“Saat itu disampaikan bahwa daerah-daerah yang hadir termasuk daerah yang tidak diundang agar banyak belajar dari Kota Probolinggo karena kota ini banyak inovasinya” ujar H.M. Buchori. “Ketika saya ditanya tentang kegiatan lingkungan terbaru Kota Probolinggo, saya jawab GP Darling pak. Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan. Ada-ada saja inovasi Kota Probolinggo ini. Begitu kata Pak direktu” terang Walikota sambil disambut tepuk tangan dan tawa undangan yang hadir.

“Kegiatan siang ini adalah untuk melatih kita semua karena kalau kita bicara sampah, kita harus bekerja mulai dari sumbernya yaitu masyarakat. Dan perjuangan yang sangat berat dalam mempertahankan prestasi ini, yakni penghargaan Adipura” tutup H.M. Buchori

Selanjutnya dilakukan Sosialisasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan, dengan moderator Anton, salah satu warga Kota Probolinggo yang peduli akan lingkungan. Bersama Trihandoko Muji Wibowo, seorang penemu alat pengolah sampah plastik menjadi minyak. Sosialisasi ini menarik, karena alat tersebut merupakan salah saru solusi penanganan sampah plastik yang terlalu lama untuk diurai oleh tanah. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Undang Kasek, Kenalkan Green Barter

Dalam rangka mendukung GP Darling (Gerakan Peduli Sadar Lingkungan) tahun 2012, Badan Lingkungan Hidup (BLH) meluncurkan program Green Barter, yang diawali dengan mengundang seluruh Kepala Sekolah se-Kota Probolinggo, di Aula BLH Jum'at (11/5) kemarin.

Sosialisasi dipimpin oleh Kepala UPT PSL BLH Dwi Agustin Pudji Rahayu, dengan didampingi Kabid P3KLH BLH Fitriawati, serta Kepala UPT IPLH BLH Diah Sayekti. Dalam pemaparannya, Kepala UPT PSL (Pengolahan Sampah dan Limbah) Dwi Agustin Pudji Rahayu mengatakan bahwa, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan, dan khususnya persampahan serta mendukung GP Darling 2012, Pemkot melalui BLH akan mendirikan Posko "Green Barter" (Pertukaran Hijau ).

"Maksud dari Green Barter ini adalah, sebagai media pembelajaran bagi masyarakat, dan seluruh stake holder, pelaku industri, untuk sadar dan peduli terhadap lingkungannya, melalui kegiatan pengolahan sampah," kata Dwi Agustin.

Dwi menambahkan bahwa sasaran dari Green Barter adalah seluruh masyarakat, unsur sekolah, industri, hotel, restoran serta kantor pemerintah. Program ini akan dilaunching mulai 24 Mei mendatang, hingga 23 Juni. "Penukaran akan dilayani setiap Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00, bertempat di depan kantor Walikota Probolinggo," lanjutnya.

Menurut Dwi Agustin, harga disesuaikan dengan jenis dan kondisi sampahnya, yaitu plastik campur dihargai 500,-/kg, Gelas Alamo, Aqua dll 2.000 - 3.000,-/kg, botol air mineral 1.000 - 2.000,-/kg, serta kardus, koran, HVS 1.000 - 1.300,-/kg.

"Ketentuannya, penukaran sampah diberikan dalam bentuk kompos atau bibit bukan berupa uang; pengunjung/penukar dapat memilih produk sesuai dengan yang diinginkan, dan sesuai berat sampah yang ditukar; serta sampah anorganik yang ditukar harus dipilah, sesuai jenisnya,” tandasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Kota Probolinggo Segera Punya RTH Baru

Pemkot Probolinggo tahun ini dipastikan bakal mempunyai RTH ( Ruang Terbuka Hijau) baru, yang berlokasi di Jalan Maramis, selatan Perum Asabri KOta Probolinggo.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan ) H. Sanusi Sapuwan, melalui Kabid Fisik dan Prasarana Yoyok Imam kemarin. Menurutnya, RTH yang akan dibangun tahun ini, memiliki luas sekitar 0,6 Ha Yoyok menambahkan, untuk menunjang rencana itu, kemarin, pihaknya menggelar rakor persiapan pelaksanaan sosialisasi dan kampanye publik, program pengembangan kota hijau (P2KH ) tahun 2012.

Dalam Rakor kemarin beberapa SKPD terkait diundang diantaranya, Bappeda, BLH, Dinas Pertanian, PU, serta Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset ( DPPKA ) melalui Bagian Aset, karena lahan yang di tempati RTH baru merupakan lahan Aset Pemkot.

" Unsur masyarakat juga kita undang, diantaranya forum masyarakat peduli tata ruang, paguyuban kader lingkungan, serta forum sekolah Adiwiyata," kata Yoyok Imam.

Yoyok juga mengatakan bahwa, RTH baru ini difasilitasi oleh Pemerintah pusat, sebagai bentuk penghargaan dari Kementerian PU melalui Dirjen Tata Ruang, yang menganggap Kota Probolinggo, layak mendapat fasilitas untuk RTH baru. "Intinya dari Rakor kemarin adalah, membicarakan bagaimana masukan program ini dapat tercapai, khususnya masyarakat hijau, artinya masyarakat yang peduli kepada lingkungan hidup, biar mereka tau ada program pengembangan kota hijau," ujarnya.

Yoyok juga mengatakan bahwa, intinya Pemkot melalui Peperintah Provinsi dan Pemerintah pusat, mau membangun RTH baru.

"Setelah Rakor ini akan ada sosialisasi dan kampanye publik, yang direncanakan 21 dan 22 Mei mandatang, dan harapannya RTH yang sudah terbangun nantinya, bisa menjadi wahana bagi masyarakat yang punya aktifitas lingkungan hijau," tandasnya.

Saat ini Kota Problinggo juga sudah memiliki beberapa RTH diantaranya, Alun-Alun, RTH Kedopok, TWSL ( Taman Wisata Studi Lingkungan ) serta taman Manula. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Probolinggo Akan Gelar Program GP Darling

Berbagai program lingkungan hidup dan komitmen antara pemerintah dan masyarakat, berhasil mendorong Kota Probolinggo meraih banyak penghargaan dan menjadi percontohan daerah di Indonesia. Selama lima tahun berturut-turut, kota yang dikenal dengan kota mangga ini mendapat penghargaan bergengsi di bidang lingkungan, yaitu Adipura.

Mendukung penghargaan tersebut, salah satu big program yang masih terus digalakkan sampai detik ini, adalah penanaman pohon. Selama tujuh tahun terakhir sebanyak 304.983 pohon telah ditanam di atas lahan seluas 90,04 hektar.

“Penanaman pohon menjadi salah satu kegiatan yang kami lakukan di setiap ada momen. Menanam pohon bisa meminimalisir dampak kerusakan lingkungan. Selain mudah, tidak perlu banyak biaya dan bisa dilakukan siapa saja,” ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Ir Budi Krisyanto, M.Si.

Tahun lalu Kota Probolinggo menggondol penghargaan di bidang lingkungan yaitu Adipura, Adiwiyata mulai jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK, penghargaan Wali Kota Probolinggo sebagai Pembina Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Timur, penghargaan peringkat 2 penyusunan status lingkungan hidup daerah (SHLD) Provinsi Jawa Timur.

Seorang warga kota Mukhlis juga memperoleh penghargaan kategori perintis lingkungan (Kalpataru) peringkat 3, penghargaan juara I lomba cipta lagu mars Adiwiyata kepada SMAN 4 dan penghargaan Jawa Pos Otonomi Award bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Meskipun sudah banyak meraih penghargaan dan punya program, bukan berarti BLH tidak bergerak melakukan inovasi. Tahun 2012-2013 ini Pemkot Probolinggo bakal berupaya memperkuat kegiatan lingkungan hidup dengan cara menggelar sebuah program yang bertajuk Gerakan Peduli Sadar Lingkungan (GP Darling).

Budi Krisyanto menambahkan, penghargaan-penghargaan tersebut merupakan bukti dari program penghijauan, kebersihan serta pelestarian lingkungan berhasil dilaksanakan. Bercerita tentang penghargaan SHLD yang diperoleh, dalam SHLD itu berisi dokumen tentang langkah-langkah Pemkot untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

Selangkah Lagi Menuju Adipura Kencana

Selama dua hari mulai senin (30/4) hingga selasa (1/5) tim penilai Adipura, yang berasal dari BLH Propinsi Jatim, berada di Kota Probolinggo, untuk melakukan penilaian P2 Adipura tahun 2012. Sebanyak 70 titik di nilai oleh tim Adipura, mulai dari ruas jalan, salter, terminal, tiap-tiap komponen isntansi, termasuk sekolah, SD, SMA serta kantor-kantor swasta. Menurut Kabid Kebersihan BLH Abdul Rachman, kantor BLH Kota Probolinggo, juga tidak luput dari penilaian tim juri, yaitu sebagai eco office, yaitu kantor yang peduli terhadap lingkungan, yang ada kaitannya dengan GP Darling, dan Probolinggo Bestari. " Setalah ini dua minggu lagi akan diadakan verifikasi, dilaporkan ke pusat , kemudian pusat akan mengecek kebenarannya " Kata Kabid Kebersihan Abdul Rachman.

Tim juri Adipura mengunjungi salah satu sekolah yaitu SMKN 1 Kota Prooblinggo, yang pada tahun 2011 lalu mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, dari Presiden RI. Tim di pandu langsung oleh Kasek SMKN 1 SUnardi, untuk melihat secara langsung kondisi sekolah, serta berbagai keunggulan dari SMKN 1. Salah satu yang menyedot perhatian tim penilai adalah proses pembuatan pupuk kompos, serta pembuatan pupuk cair dari bahan limbah. Kasek SMKN 1 Sunardi, secara gamblang menjelaskan kepada tim penilai, mulai dari proses pembuatan pupuk kompos, hingga bisa di pasarkan melalui BLH, serta kebersihan kamar mandi siswa di SMKN 1.

Di temui usai acara tim Erwin salah satu tim penilai mengatakan bahwa, dibanding dengan 38 daerah lain yang ada di Jawa Timur, Kota Probolinggo, termasuk kota yang memiliki banyak inovasi, seperti GP Darling ( gerakan peduli dan sadar lingkungan ), serta barter green, yaitu masyarakat membawa sampah akan di tukar dengan pupuk kompos yang sudah jadi. Ketika di singgung apakah Kota Probolinggo mempunyai peluang besar untuk mendapatkan Adipura Kencana tahun ini, Erwin mengaku belum tahu. " Kita belum tahu cuma inovatifnya luar biasa, yang jelas Probolinggo sudah banyak inovasi, dari yang kami nilai semua sudah bagus, cuma perlu peningkatan lagi " Kata Erwin.

Sementara itu Kasek SMKN 1 Sunardi, mengaku untuk penilaian kali ini pihaknya tidak melakukan persiapan apapun, karena memang kebiasaan sehari-hari sudah seperti itu. " Kita tidak ada persiapan apapun karena memang setiap hari seperti ini, penilai datang kapanpun kita sudah siap, karena rutinitas saya tiap pagi keliling mengontrol kebersihan " Kata Sunardi. Dihubungi terpisah Kepala BLH Budi Krisyanto mengatakan bahwa, Mei ini BLH akan meluncurkan Green Barter, untuk mendukung perolehan Adipura Kencana. " Persiapan utama untuk P2 kali ini, bertitik tolak dari hasil penilaian P1, yang banyak kelemahan dan yang sudah bagus " Kata Budi Krisyanto. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

6 Sekolah Ikut Adiwiyata Tahun Ini

Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dan diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif. Maka pada hari selasa lalu (10/04), Pemerintah Kota Probolinggo kedatangan tamu dari tim penilai sekolah adiwiyata, yang diterima di BLH.

Tim Penilai dari provinsi Jawa Timur, terdiri dari Sri Aminah dari Guru SMPN 4 Gresik, Siti Fatonah dari SDN Kandangan 3 Surabaya, Asri Widjiastuti dari Unesa, Masud Affendi dari Kaliandra, dan dari BLH Provinsi adalah Diah Larasayu, Gigih Pratiwi, serta Zainal Fatoni.

Mengenai sekolah yang mendaftarkan diri dalam penghargaan Adiwiyata tahun 2012 terdiri dari SDN Sumber Wetan 2, SDN Curahgrinting 3, SDN Mangunharjo 12, SMPN 10, SMAN 3 dan SMAN1. Persiapan sekolah untuk mengikuti Adiwiyata sudah cukup matang, itu terlihat dengan bagusnya dan tertatanya sarana prasarana pendukung lingkungan di sekolah masing – masing. Barang bekas didaur ulang dan dimanfaatkan dengan baik. Pot bunga, kerajinan dan pernak – pernik hiasan sekolah, memanfaatkan barang bekas.

Untuk tinjauan lapangan, tim dibagi menjadi 3 kelompok, karena jadwal tinjauan satu hari selesai. Di SDN Curahgrinting, sekolah sudah tertata rapi, walaupun sekolah ini tidak luas, namun dapat memanfaatkan ruang kosong yang ada. Pot bunga dari barang bekas tertata dan tersusun dengan rapi. Dan tampak tim penilai senang melihat kreatifitas siswa di SD ini. “ini bagus, potnya dibuatkan rak. Jadi kelihatan tambah rapi” ujar Siti Fatonah, salah satu tim penilai Adiwiyata. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...

BLH Terangkan Perda Retribusi Sampah

Pemerintah kota melalui BLH menggelar sosialisasi retribusi layanan persampahan dan kebersihan sesuai dengan Perda Kota Probolinggo Nomor 3 tahun 2011 tentang retribusi jasa umum. Sosialisasi dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Matalil, didampingi Kepala BLH Budi Krisyanto, yang dihadiri oleh seluruh Kepala dinas, badan dan kantor di lingkungan pemerintah kota.

Dalam laporannya Kepala BLH mengatakan bahwa sosialisasi ini adalah rangkaian dari kegiatan GP Darling '12 ( Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan tahun 2012 ). Lebih lanjut dia mengatakan, retribusi kebersihan sebenarnya merupakan salah satu wujud dari tanggung jawab dan kepedulian masyarakat pelaku usaha terhadap upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

Oleh karena itu Pemerintah Kota Probolinggo telah menetapkan sejumlah kebijakan dan aksi nyata perihal tersebut. Salah satunya adalah retribusi kebersihan yang di atur di dalam Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2011, tentang retribusi umum. " Kebijakan ini tidak akan berarti tanpa dukungan masyarakat luas, untuk itu diperlukan motivasi kuat dari Pemkot, untuk mendorong semua pihak yang berkepentingan untuk bersama mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan" Pungkasnya. Sumber Berita
Baca Selengkapnya...
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.