Ketersediaan sumber energi alam, diantaranya batu bara, minyak bumi bahkan elpiji mulai menipis. Bilamana tidak ada upaya kongkrit secara dini untuk penghematan, maka krisis energi akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Perlu diberikannya pemahaman akan menipisnya sumber daya energi kepada masyarakat, sehingga masyarakat mau berhemat dalam penggunaannya. Selain itu juga diharapkan agar masyarakat mau usaha dengan menggunakan energi alternatif.
Untuk memfasilitasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Probolinggo menghelat acara Pelatihan Pembuatan Briket Plastik, yang diadakan di TWSL Kota Probolinggo, pagi tadi (15/10). Kegiatan ini ditujukan kepada Kelompok Tani tembakau Sumber Hidup dari Kelurahan Sumber Wetan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Dyah Sajekti, Kepala UPT. TWSL Badan Lingkungan Hidup, bahwa kegiatan ini untuk mensosialisasikan tentang manfaat, penggunaan, serta pembuatan briket arang agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan plastik yang diubah menjadi briket arang, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “ Salah satu bentuk pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik. Plastik dapat mencemari tanah, air, dan juga butuh proses yang lama dalam penguraiannya” ulas Dyah.
Agar lebih paham tentang bagaimana proses pembuatannya, Panitia mendatangkan narasumber dari ITS (Institut Teknologi Surabaya), Rachmat Boedusantoso. Sebelum Dosen IYS memjelaskan dengan detail proses pembuatannya, Budi Krisyanto, Kepala BLH memberikan arahan tentang peduli lingkungan dan pengolahan limbah. Di Kota Probolinggo sudah banyak dikembangkan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Komposting, energi alternatif kotoran ternak, energi alternatif gas methan dan banyak lagi lainnya. “Setiap limbah masih memungkinkan untuk dijadikan sumber energi alternatif, paling tidak dapat dijadikan sebagai tambahan ekonomi” terang Budi Kris. Selanjutnya Budi Kris memberikan bantuan alat pres briket kepada kelompok tani yang bersumber dari dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
Untuk pembuatan Briket, banyak bahan yang bisa digunakan, diantaranya serbuk kayu, bonggol pisang, bonggol jagung, kulit kop, bahkan plastik. Selain itu tepung kanji sebagai perekat, natrium nitrat dan bentonit. Tahap demi tahap dijelaskan oleh Rachmat, tampak para petani antusias mendengarkan dengan seksama. Sumber Berita
Untuk memfasilitasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Probolinggo menghelat acara Pelatihan Pembuatan Briket Plastik, yang diadakan di TWSL Kota Probolinggo, pagi tadi (15/10). Kegiatan ini ditujukan kepada Kelompok Tani tembakau Sumber Hidup dari Kelurahan Sumber Wetan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Dyah Sajekti, Kepala UPT. TWSL Badan Lingkungan Hidup, bahwa kegiatan ini untuk mensosialisasikan tentang manfaat, penggunaan, serta pembuatan briket arang agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan plastik yang diubah menjadi briket arang, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “ Salah satu bentuk pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik. Plastik dapat mencemari tanah, air, dan juga butuh proses yang lama dalam penguraiannya” ulas Dyah.
Agar lebih paham tentang bagaimana proses pembuatannya, Panitia mendatangkan narasumber dari ITS (Institut Teknologi Surabaya), Rachmat Boedusantoso. Sebelum Dosen IYS memjelaskan dengan detail proses pembuatannya, Budi Krisyanto, Kepala BLH memberikan arahan tentang peduli lingkungan dan pengolahan limbah. Di Kota Probolinggo sudah banyak dikembangkan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Komposting, energi alternatif kotoran ternak, energi alternatif gas methan dan banyak lagi lainnya. “Setiap limbah masih memungkinkan untuk dijadikan sumber energi alternatif, paling tidak dapat dijadikan sebagai tambahan ekonomi” terang Budi Kris. Selanjutnya Budi Kris memberikan bantuan alat pres briket kepada kelompok tani yang bersumber dari dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
Untuk pembuatan Briket, banyak bahan yang bisa digunakan, diantaranya serbuk kayu, bonggol pisang, bonggol jagung, kulit kop, bahkan plastik. Selain itu tepung kanji sebagai perekat, natrium nitrat dan bentonit. Tahap demi tahap dijelaskan oleh Rachmat, tampak para petani antusias mendengarkan dengan seksama. Sumber Berita
No comments:
Post a Comment