BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Mitra


Mitra Kerja Peduli LingkunganPembentukan Mitra Kerja BLH Kota Probolinggo selain sebagai upaya untuk menjalankan amanat Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) juga mengingat bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah milik semua lapisan masyarakat di semua strata pendidikan dan status sosial, termasuk organisasi kemasyarakatan, sosial dan keagamaan, lembaga swadaya masyarakat dan unsur-unsur masyarakat lainnya. maka sebagai upaya untuk memberikan wadah serta ruang bagi masyarakat untuk dapat turut serta dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup dan sekaligus juga untuk mensinergikan berbagai potensi yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan, BLH Kota Probolinggo telah melakukan fasilitasi, pendampingan dan pembinaan mulai dari proses pembentukan hingga pelaksanaan kegiatan mitra-mitra kerja peduli lingkungan. Berikut ini profil singkat mitra-mitra kerja peduli lingkungan:

Informal Meeting Forum (IMF) Adalah forum diskusi pelaku industri di Kota Probolinggo yang bertujuan menggalang sinergi kebersamaan diantara pelaku industri untuk menciptakan keserasian lingkungan alam binaan dan mewujudkan lingkungan kota yang hijau dan bebas polusi dengan mengupayakan pencegahan pencemaran, mewujudkan kawasan industri ramah lingkungan dan mendorong kecintaan masyarakat terhadap lingkungan. Hasil nyata kegiatan ini adalah penataan lingkungan didalam kompleks dan disekitar perusahaan, CSR terhadap masyarakat disekitar perusahaan, fasilitasi terbentuknya kawasan hijau perkotaan yang berfungsi sebagai rest area, sarana rekreasi dan pendidikan lingkungan hidup, fasilitasi penyediaan RTH (Ruang Terbuka Hijau), dan sosialisasi serta konsultasi pembuatan dokumen UKL/UPL. Seruan dan himbauan yang dilakukan oleh IMF terbukti juga sangat berpengaruh pada perubahan perilaku para pelaku industri sehingga mereka menjadi lebih peduli dan konsisten dalam menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati di sekitarnya.

Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB) Adalah wadah dialog bagi masyarakat untuk berpartisipasi memberikan saran, ide dan gagasan dalam penyusunan konsep dan proyeksi kedepan penyelenggaraan pembangunan Kota Probolinggo yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Peran dan fungsi DPB adalah memfasilitasi pertemuan-pertemuan dalam upaya penjaringan aspirasi masyarakat, pembahasan permasalahan lingkungan hidup terkait dengan upaya pencegahan dan penanggulangan dampak pencemaran lingkungan akibat aktifitas industri dan limbah domestik perkotaan, serta penjajakan solusi bagi pencegahan dan penanganan permasalahan pencemaran lingkungan melalui audiensi dengan berbagai pelaku industri, dinas dan instansi terkait maupun dengan pihak DPRD. Berbagai saran, ide dan gagasan yang berhasil dijaring DPB dari kegiatan tersebut selanjutnya juga akan dipergunakan sebagai masukan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Probolinggo karena DPB juga termasuk salah satu elemen yang turut dilibatkan dalam kegiatan Musrenbang Kota Probolinggo.

Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA) Merupakan wadah bagi aktifis lingkungan khususnya pemerhati masalah persampahan untuk memberikan masukan dan gagasan dalam tataran kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah. Forum yang jaringan kepengurusannya dibentuk mulai dari tingkat kota sampai tingkat kelurahan ini berfungsi untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait materi-materi peraturan daerah maupun peraturan yang bersifat nasional tentang persampahan. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan Forjamansa antara lain melaksanakan sosialisasi program-program pengelolaan persampahan kepada masyarakat Kota Probolinggo melalui berbagai media (cetak, elektronik dan penyuluhan langsung), memberikan pembinaan kepada kelurahan percontohan mengenai teknis pengelolaan persampahan, melaksanakan kegiatan pelatihan dan pemberdayaan pengurus Forjamansa di tingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan serta melaksanakan kegiatan studi banding dalam upaya menambah informasi mengenai sistem dan teknis pengelolaan persampahan di daerah lain.

Paguyuban Eco Pesantren Merupakan Wadah bagi pondok pesantren untuk memasyarakatkan dan membudayakan pesantren yang peduli dan berbudaya lingkungan. Pembentukan Paguyuban Eco Pesantren dilatar belakangi pentingnya peran Pondok Pesantren sebagai sarana pendidikan bagi kaum muda generasi bangsa yang diharapkan mampu mengemban tongkat estafet pembangunan umat yang seutuhnya. Pemberdayaan pondok pesantren juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat baik di lingkungan ponpes maupun disekitar ponpes. Program yang telah dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo bekerjasama dengan Paguyuban Eco Pesantren adalah sosialisasi kepada pondok-pondok pesantren di Kota Probolinggo untuk mengubah paradigma pengelolaan lingkungan di pondok pesantren, pengolahan sampah organik menjadi kompos, pemanfaatan sampah non-organik menjadi benda yang memiliki nilai ekonomis, serta fasilitasi sarana prasarana demi terwujudnya lingkungan pondok pesantren yang hijau, bersih dan berwawasan lingkungan.

Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING) Merupakan wadah bagi para Kader Lingkungan serta elemen-elemen/pelaku pendidikan di Kota Probolinggo untuk turut menunjukkan kiprah serta kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan hidup. Paguyuban Kader Lingkungan (Pakerling) membuat suatu gerakan penyadaran terhadap masyarakat melalui gerakan siswa-siswa sekolah se-Kota Probolinggo yang turun langsung ke pasar-pasar maupun terminal untuk melakukan pembersihan sampah. Pada tahun 2010 gerakan tersebut dikemas dengan nama PCF (Probolinggo Clean And Fair), sedangkan pada tahun 2011 dikemas dengan nama ABBLP (Ayo Bersih-Bersih Lingkungan Bersama Pakerling). Gerakan ABBLP dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2011, berlangsung di tiga tempat, yaitu di Perumahan Kopian, Lapangan Perumahan Bromo dan Terminal Bayuangga. Dalam kesempatan itu, selain dilaksanakan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan dan saluran terbuka (salter) juga dilakukan kegiatan penghijauan melalui penanaman sebanyak 50 pohon jenis perdu di masing-masing lokasi kegiatan ABBLP.

Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING) Pembentukan Paguyuban Putri Lingkungan Kota Probolinggo berawal dari kegiatan Pemilihan Putri Lingkungan yang bertujuan untuk menjaring generasi muda yang mempunyai pengetahuan dan wawasan tentang pelestarian dan kepedulian lingkungan untuk dipersiapkan sebagai front liner kampanye lingkungan. Kegiatan tersebut digelar pertama kali pada tahun 2007 dan kemudian berlanjut dengan pembentukan Paguyuban Putri Lingkungan. Harapan dari digelarnya Pemilihan Putri Lingkungan adalah agar generasi muda berwawasan lingkungan tersebut nantinya akan dapat menjadi duta-duta lingkungan yang berperan dalam memberikan penyadaran tentang arti, fungsi dan manfaat lingkungan yang dikelola dengan baik demi kelestarian lingkungan hidup di masa depan dan demi kepentingan generasi mendatang. Untuk itu Paguyuban Putri Lingkungan sering dilibatkan dalam upaya mensosialisasikan, mempromosikan dan menyemarakkan berbagai kegiatan Pemerintah Kota terutama kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang Lingkungan Hidup.

Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS) Pemerintah kota menyediakan layanan pengolahan sampah bagi warga masyarakat dengan syarat/kesepakatan bahwa untuk mendapatkan pelayanan pengolahan sampah tersebut maka masyarakat harus membentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan melakukan pemilahan serta pengumpulan sampah di masing-masing rumah tangga. Pokmas terdiri dari 10 s/d 15 KK (Kepala Keluarga) yang dengan sukarela memilah sampah sejak dari sumber sampah (rumah tangga), setelah terkumpul dan terpilah sampah plastik maupun sampah organik sebanyak kurang lebih 5 sak, maka Pokmas dapat menghubungi petugas pelayanan pengambilan sampah UPT. PSL. Sampah plastik akan dibeli secara langsung oleh pihak UPT. PSL sedangkan sampah organik akan diproses menjadi pupuk organik. Pupuk organik hasil produksi UPT. PSL tersebut kemudian dikembalikan ke Pokmas sebagai reward dengan perbandingan 70% untuk Pokmas dan 30% untuk UPT. PSL. Hingga tahun 2014 setidaknya telah terbentuk 53 Pokmas yang keberadaannya tersebar di seluruh wilayah Kota Probolinggo.

Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA) Papesa dibentuk pada tanggal 12 Juni 2006 oleh Kelompok - Kelompok Masyarakat (POKMAS) yang mengorganisasikan diri dalam satu paguyuban dengan tugas dan fungsinya antara lain adalah untuk mensosialisasikan program/kegiatan yang telah dijalankan oleh Pokmas-Pokmas kepada masyarakat yang lain. Tujuan utama dibentuknya paguyuban yang memiliki slogan Olah Sampah Jadi Berkah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan berbagi kiat-kiat (best practice) kepada masyarakat dalam pemanfaatan beragam potensi persampahan rumah tangga, menumbuhkan kepedulian serta menciptakan wadah kegiatan bagi masyarakat untuk turut berperan-serta dalam proses pengelolaan sampah rumah tangga. Berbagai program kegiatan telah dilaksanakan PAPESA untuk memanfaatkan potensi lokal pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis antara lain melalui pemilahan dan pengumpulan sampah organik untuk diolah menjadi kompos serta fasilitasi pengolahan sampah non-organik menjadi berbagai barang kerajinan yang memberikan nilai ekonomis.

Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL) Pelibatan para penyandang cacat di Kota Probolinggo dalam kegiatan pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilaksanakan untuk pertama kalinya dalam sebuah kegiatan bertajuk Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo, atau disingkat dengan “PECEL KOPROL”. Kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan diselenggarakannya Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) pada tanggal 7 Juli 2013 bertempat di TPA Bestari Kota Probolinggo. Dalam kegiatan PECEL KOPROL ini peserta terdiri dari perwakilan penyandang cacat dari setiap kelurahan sebanyak 2 orang ditambah dengan para peserta yang berasal dari Paguyuban Penyandang Cacat Kota Probolinggo. Maksud dari diadakannya kegiatan tersebut adalah sebagai wahana untuk mengekspresikan talenta dan kreatifitas para penyandang cacat di Kota Probolinggo khususnya yang berkenaan dengan lingkungan hidup. Di mana diakhir kegiatan diisi juga dengan penandatanganan dan pembacaan Ikrar Penyandang Cacat Kota Probolinggo Peduli Terhadap Lingkungan.

Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI) Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI) adalah sebuah komunitas yang mempunyai kegiatan utama melakukan pendampingan kepada kelompok tani wanita dan masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dalam rangka pengembangan usaha-usaha pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat serta melakukan aktiitas-aktifitas yang bersifat ramah lingkungan dalam bentuk kegiatan penanaman pohon untuk memaksimalkan lahan tidur, Komunitas yang diketuai oleh Ibu dra. Endang Sulistyowati ini secara rutin juga melaksanakan kegiatan konsolidasi dan penyusunan jadwal penanaman untuk program rutin tahunan. Dalam kiprah dan aktifitasnya, komunitas tersebut juga sering terlibat dalam berbagai kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, diantaranya pada kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi bagi kelompok wanita tani tembakau di kelurahan -kelurahan.

Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA) Berawal dari sebuah kegiatan sarasehan pemberdayaan komunitas penarik gerobak sampah yang bertujuan untuk mewujudkan manajemen pengangkutan sampah skala RT/RW di tiap-tiap kelurahan secara optimal, maka dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013 bertempat di TPA Kota Probolinggo tersebut digagas pula pembentukan Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan, Riang, Inovatif dan Amanah atau disingkat dengan PGS Ceria. Pada rapat pleno, paguyuban yang beranggotakan sebanyak 229 orang penarik gerobak sampah ini juga telah membentuk formatur kelembagaan dan melaksanakan pemilihan pengurus untuk menjalankan aktifitas peran serta mereka dalam upaya pengelolaan persampahan dan berkomitmen untuk melanjutkan agenda berikutnya yang akan segera dilaksanakan yaitu mengagendakan pertemuan untuk penyusunan Visi, Misi dan Rencana Kerja, melaksanakan pembekalan dan peningkatan SDM melalui pelatihan-pelatihan dan melaksanakan penguatan peran paguyuban.

Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL) Cikal bakal terbentuknya Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan adalah dibentuknya Paguyuban Bestari Abang Becak Kota Probolinggo pada tanggal 11-12 Pebruari 2011 dalam sebuah kegiatan Kongres Abang Becak Merencanakan Pembangunan (ABMP) bertempat di Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota Probolinggo. Kegiatan tersebut kemudian berlanjut dengan Rembug Gawe Abang Becak dengan tema Kujaga, Kurawat Kotaku Probolinggo (K3-Pro) pada tanggal 3 Nopember 2012. Jika kongres tukang becak sebelumnya membahas tentang masalah pariwisata, perhubungan, koperasi dan ketenagakerjaaan maka dalam rapat kerja tukang becak kali ini bahasannya lebih khusus, yakni ruang lingkup pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup. Penguatan peran Paguyuban Abang Becak di bidang pengelolaan dan pelestarian lingkungan terus berlanjut dengan dilaksanakannya Lomba Kelompok Penarik Becak Peduli dan Ramah Lingkungan (Klompen Capir) Tingkat Kota Probolinggo Tahun 2013 bertempat di RTHKP Kedopok.
Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.