BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Probolinggo Kota Terkotor, Itu Masa Lalu...

Keberhasilan Kota Probolinggo meraih Adipura pada 1997, disusul 2007 dan 2008 seperti telah membalik keadaan. Pada periode 1986 hingga awal-awal 1990-an, Kota Probolinggo justru terkenal dengan julukan "menyakitkan": Kota Terkotor. Predikat kota terkotor itu masih terekam kuat hingga kini di benak sebagian warga Kota Probolinggo. Simak saja perbincangan sekumpulan anak muda yang tergabung dalam blog arekprobolinggo.net. Blog ini jadi arena cuap-cuap arek-arek Probolinggo yang sebagian besar kini tinggal di daerah lain, bahkan di negara lain. Suatu saat dalam sebuah perbincangan di blog tersebut mereka membicarakan tentang kondisi kebersihan Kota Probolinggo.

Seseorang berjuluk anaskoe menulis :
Wingi pas aku moleh terakhir, aku geleng2 (kagum) pas aku tas ngelewati lampu merah ketapang sepanjang jalan mlebu kota ndhek kiri dalan ono taman sing terawat, anyar kethok e, yen jare Ibuk ke iku sing ngawe para instansi n sekolahan. OK juga ne gebrakannya pak Wali, padahal aku mbiyen ga percoyo mbok mosok tukang becak dipilih dadi mimpin Kota... ternyata, bener yo yen dipimpin karo arek lokal rasa kepemilikinnya gedhe, aku iso ndhelok perubahan ne probolinggo saiki... Mbalek nang taman pinggir dalan, aku mikir e waktu iku iki pasti anget2 telek petek seneng mbangun trus males ngerawat e...Eit ternyata tuduhan ku salah sesok e pas aku mlaku2 kate ngolek ketan aku ndhelok onok mobil pemadam sing nyirami taman ndhek alon2 hehehehee... kisinan n kagum! Teruskan Pak Wali kiprah ne sampean mbangun probolinggo, ben ga cuman bromo sing dikenal teko monco negoro tapi probolinggo ne pisan... (Kemarin ketika aku terakhir pulang, aku geleng-geleng kagum saat melintasi lampu merah Ketapang. Sepanjang jalan masuk kota di sisi kiri jalan ada taman yang terawat. Baru rupanya. Kata ibuku, itu dibikin instansi-instansi dan sekolahan. OK juga gebrakannya Pak Wali. Padahal aku dulu nggak percaya, masak tukang becak dipilih mimpin kota. Ternyata benar ya kalau dipimpin arek lokal, rasa kepemilikannya besar. Aku bisa melihat perubahannya Probolinggo sekarang... Kembali ke taman pinggir jalan, aku piki waktu itu pasti ini hangat-hangat tahi ayam, senang membangun terus malas merawat. Eit, ternyata tuduhanku salah. Esoknya waktu aku jalan-jalan hendak mencari ketan, aku lihat ada mobil pemadam yang nyirami taman di alun-alun. He he he...malu dan kagum! Teruskan Pak Wali kiprahnya membangun Probolinggo. Supaya tidak cuma Bromo yang dikenal sampai ke mancanegara, tapi Probolinggo-nya juga...)

Selanjutnya, seseorang berjuluk oka ikut nimbrung. Dia menulis:
Yo wis mugo2 ae cak, probolinggo terusan dipimpin ambe pemimpin sing amanah. Saiki iku sing susah kan nyekel amanah iku.. bener jare sampeyan, sak umur uripku sing jenenge taman iku pasti anget2 telek petek, gak tau awet. Biasane yo cuma digawe pas ono acara opo,kunjungane sopo.. Yen acara n kunjungane rampung, yo wis buyar pisan tamane... (Ya mudah-mudahan saja Cak, Probolinggo terus dipimpin oleh pemimpin yang amanah. Sekarang itu yang susah kan memegang amanah. Benar kata sampeyan. Seumur hidupku yang namanya taman itu pasti hangat-hangat tahi ayam. Tidak pernah awet. Biasanya cuma dibuat ketika ada acara apa begitu, ada kunjungan siapa begitu. Kalau acara kunjungannya selesai, tamannya juga bubar.)

Berikutnya, seorang berjuluk andriku menimpali:
Ha ha ha..ono sing iso upload fotone ga? Aq pingin nontok fotone jaran...mmmmm kuda....nang taman arep mlebu Probolinggo iku (aq ga ngerti dinas endi, tp koyokane apik..).Karo ono sing lucu..patung e nyamuk, sik ono ga nyamuk e? tolong yen ono sing iso upload di gowo nang AP yo..aq pingin nonton (Ha ha ha...ada yang bisa upload fotonya nggak? Aku ingin lihat foto kuda di taman jelang masuk Probolinggo. Aku nggak ngerti dinas mana, tapi kelihatannya bagus. Dan yang lucu patung nyamuk. Masih ada nggak ya nyamuknya. Tolong kalau ada yang bisa upload dibawa ke AP ya, aku pingin lihat...)

Lalu, yang berjuluk inoex135 membenarkan:
Yup probolinggo emang tambah keren cak... aku salut banget keadaane tambah resik n pemandangane penak banget dilihat...(Yup, Probolinggo memang tambah keren, Cak. Aku salut sekali. Keadannya semakin bersih dan pemandangannya sangat enak dilihat.)

Terakhir, yang berjuluk luci menggumam:
He he...jaman th 90 an probolinggo terkenal sebagai "shit town" itu jarene wong wong jogja sing mandu turis turis lho, waduh aku dadi ngenes. mugo mugo ae rek probolinggo berubah citra, trus ndek jaman kuliah poltek malang, biyen aku dipoyoki lek prob kena anugrah kota terkotor, ngenes maneh aku. (He he...Zaman tahun 90-an Probolinggo terkenal sebagai "shit town". Itu kata orang-orang Jogja yang memandu turis lho. Waduh aku jadi prihatin. Semoga saja Rek, Probolinggo berubah citra. Terus waktu zaman kuliah di Poltek Malang dulu aku digojloki bahwa Probolinggo dapat anugerah kota terkotor, prihatin lagi aku.)

Probolinggo mendapat predikat Kota Terkotor memang fakta. Predikat itu diberikan pada 1986 lalu. Pada saat kota ini dipimpin Wali Kota Latief Anwar. Sang wali kota tentu juga tak menginginkan predikat itu. Maka dalam ceritanya, begitu dapat predikat tersebut, semua yang bertanggung jawab terhadap kebersihan kota saat itu langsung diamuk habis-habisan oleh wali kota. Namun, itu cerita masa lalu. Kota Probolinggo terus berbenah. Pada 1997, kota ini sudah membalik keadaan. Ditandai dengan keberhasilan meraih piala Adipura. Tapi, rasa kepemilikan terhadap kebersihan, hijau dan indahnya kota belum menyebar rata. Bau pesing terminal Bayuangga masih terkenal.

Memasuki era 2000-an, pemerintah kota ini setel kenceng melakukan gerakan-gerakan kebersihan. Melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH), pemerintah kota mengajak seluruh komponen warganya membenahi kebersihan lingkungan. Setelah sempat macet karena peralihan kekuasaan, pada 2006 program Adipura kembali digeber. Saat itu Adipura digelar bak lomba semata. Kota/kabupaten yang ingin dapat Adipura ya harus mendaftar. Tapi mulai 2008, Adipura bukan lagi sekedar lomba, melainkan kewajiban. "Daftar nggak daftar, semua kota/kabupaten di Indonesia pasti dinilai untuk program Adipura," kata Rey Suwigtyo, Kabid Kemitraan dan Diseminasi DKLH.

Hasil kerja keras pemerintah dan semua komponen masyarakat di Kota Probolinggo mulai menunjukkan hasil. Pada 2006 Kota Probolinggo ibarat sudah ancik-ancik di ajang Adipura. Kota ini meraih poin total 67,09. Adipura belum didapat. Kota ini semakin terpacu. Alokasi anggaran untuk program kebersihan digenjot. Program kebersihan dengan melibatkan semua komponen masyarakat semakin intens digelar. Mulai dari bikin taman di tepi jalan -yang sampai bikin arek-arek dalam komunitas blog arekprobolinggo.net terkesima-, melombakan taman di lingkungan RW, meminiaturkan lomba Adipura untuk tingkat kelurahan, mengajak masyarakat ramai-ramai melakukan penghijauan, bersih-bersih saluran air, dan seterusnya.

Akhirnya, pada 2007, Kota Probolinggo berhasil meraih piala Adipura. Penilaian didasarkan pada kondisi fisik dan non fisik. Pada tahun itu, peraih Adipura harus bisa mengumpulkan poin minimal 71. Sedangkan Kota Probolinggo berhasil mengumpulkan poin akhir 73,44. Keberhasilan itu masih ditambah dengan sukses SMAN 2 Kota Probolinggo meraih piagam Adiwiyata. Ini penghargaan nasional untuk sekolah yang memiliki budaya dan kepedulian lingkungan. Dan 2008 ini, Kota Probolinggo berhasil meraih lagi piala Adipura. Tahun ini peraih Adipura harus mengumpulkan poin minimal 73. Sedangkan Kota Probolinggo dari tiga tahap penilaian (penilaian 1, penilaian 2, dan verifikasi) berhasil meraih poin akhir 74,71.

Dengan raihan nilai tersebut, tahun ini Kota Probolinggo bertengger di posisi ke 8 di antara kota/kabupaten se-Jawa yang meraih Adipura untuk kategori Kota Sedang. Sedangkan di antara kota/kabupaten se-Indonesia peraih Adipura untuk Kota Sedang, Kota Probolinggo berada di posisi ke-13. Di saat bencana alam belakangan kerap menimpa negeri ini -yang di antaranya disebabkan perusakan alam oleh manusia- keberhasilan meraih penghargaan Adipura menjadi prestise tersendiri. Penghargaan ini menjadi ganjaran sekaligus pengingat bahwa masalah kebersihan, masalah lingkungan kini harus semakin serius ditangani. Sebab, semakin lingkungan tak diurus, bahkan dirusak, semakin besar bahaya mengancam di masa depan.

Tapi, kegembiraan meraih Adipura tidak boleh melenakan. Masalah lingkungan tidak boleh jadi satu-satunya hal yang diurusi serius oleh kota ini. Sekretaris DPC PKB Kota Probolinggo yang baru jadi anggota dewan, Abdullah Zabut, mengingatkan hal itu."Warga Kota Probolinggo harus sehat secara dhohir dan batin. Lingkungan bersih harus diimbangi dengan hidup sejahtera. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat bisa meningkat, itu juga harus diseriusi," katanya. Sumber Berita

No comments:

Post a Comment

Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.