BLH Kota Probolinggo    "SI JUPPE"   S emangat,  I novatif,  J u jur,  P rofesional,  P e duli

Pacet, Bromo dan TWSL Diserbu Wisatawan

Tahun Baru 2012, Minggu (1/1) kawasan wisata pegunungaan di Kab. Mojokerto dibanjiri pengunjung. Sepanjang 3 Km jalan menuju Ubalan – Padusan Air Panas, Pacet selama 3 jam dipenuhi kendaraaan yang membuat arus berjalan padat merayap. Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Samirin ketika dikonfrmasi Minggu (1/1) sore mengatakan, untuk mengurai kemacetan itu polres Mojokerto memberlakukan system buka tutup kendaraaan. Selain itu, kendaraan besar seperti bus dilarang masuk kawasan Padusan Air Panas. Yang diperbolehkan hanya mobil pribadi dan motor saja. Libur Tahun Baru 2012 kemarin para pengunjung masih menjadikan kawasan wisata pegunungan di Pacet menjadi lokasi pilihan mereka dalam merayakan tahun baru.

Kondisi ini membuat jumlah pengunjung di berbgai tempat wisata pegunungan di Pacet dipadati pengunjung baik dari alam dan luar Mojokerto. Suripto (32) wisatawan domestik dari Benjeng Kab. Gresik mengatakan, dia bersama keluarga mengisi liburan di Pacet karena, lokasi wisata Pacet yang terletak di lereng Gunung Welirang dan Arjuno di Kabupaten Mojokerto ini, dinilai masih cukup alami. Hal ini, menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam dan luar Mojokerto seperti Gersik, Surabaya, Lamongan sampai Kalimantan Barat. Selain itu, udara di Pacet masih segar dan sejuk. “Ini yang membuat kami senang berlibur ke sini. Kami datang ke Pacet Minggu pagi hari, pulang malam. Agar tak terjebak macet,”katanya.

Sementara, dari Probolinggo dilaporkan, momen pergantian tahun 2011-2012 mendongkrak tingkat kunjungan objek-objek wisata di Probolinggo. Sisi lain, jalur wisata menuju Bromo di Kabupaten Probolinggo sedikit terganggu material proyek plengsengan. Gunung Bromo memang masih menjadi objek wisata favorit bagi mereka yang ingin merayakan momen pergantian tahun. Tercatat, hingga Minggu (1/1) siang, sebanyak 1.568 wisatawan masih bertahan menikmati panorama Gunung Bromo. “Sebagian besar didominasi wisatawan domestik, 1.535 orang ditambah sebanyak 33 wisatawan mancanegara,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo, Senin (2/1) pagi tadi.

Lalu lintas menuju Bromo sempat merambat di ruas Sukapura-Ngadisari (15 Km). Pemicunya, ada timbunan material proyek plengsengan jalan di dua titik sepanjang masing-masing sekitar 200 meter. Lalu lintas merambat karena kendaraan yang hendak turun dan naik Bromo berpapasan di ruas jalan sempit dan berkelok-kelok itu. “Untunglah, arus lalulintas yang merambat itu hanya berlangsung satu jam, pukul 09.00-10.00,” ujar Tutug.

Meski tidak seterkenal Bromo, Pantai Bentar di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo diserbu ribuan pengunjung. Sabtu (31/12) jumlah pengunjung pantai di pinggir jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu didatangi 650 orang. Pada Minggu (1/1) siang, jumlah pengunjung membeludak luar biasa. “Sekitar 4.700 orang mengunjungi Pantai Bentar,” ujar Tutug. Bahkan tempat-tempat wisata yang selama ini sepi pun terimbas momen pergantian tahun. Ranu Segaran di Kecamatan Tiris dikunjungi sebanyak 212 orang, Minggu (1/1), padahal sehari sebelumnya hanya 43 pengunjung.

Dari sekian tempat wisata di Probolinggo ternyata Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) di Jl. Basuki Rachmat, Kota Probolinggo memecahkan rekor jumlah pengunjung. Tempat wisata yang populer dengan sebutan Bonbin (kebun/kebon binatang) itu dikunjungi sekitar 8.000 orang, Minggu (1/1). ”Kami menyiapkan 5.000 tiket ternyata habis terjual. Kami kemudian mengeluarkan tiket dengan nomor seri 5.001-8.000,” ujar Diah Sajekti Widowati, Kepala Unit Pelaksana Teknis Informasi Pendidikan Lingkungan Hidup, yang mengelola TWSL. Meski tempat-tempat wisata diserbu pengunjung, arus lalulintas secara umum lancar. Hingga Senin (2/1) pagi tadi arus wisatawan dari Bali pun tidak terlihat peningkatan berarti. ”Syukurlah jalur Probolinggo-Pasuruan tidak macet lagi seperti Senin-Selasa (26-27/12) lalu. Mungkin yang pulang dari Bali usai tahun baruan bergelombang,” ujar seorang personel polisi lalulintas di Pos Ketapang, Kota Probolinggo. Sumber Berita

No comments:

Post a Comment

Informal Meeting Forum (IMF)
Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB)
Forum Jaringan Manajemen Sampah (FORJAMANSA)
Paguyuban Eco Pesantren
Paguyuban Kader Lingkungan (PAKERLING)
Paguyuban Putri Lingkungan (PUTLING)
Kelompok Masyarakat Pemilah Sampah (POKMAS)
Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA)
Penyandang Cacat Peduli Lingkungan Kota Probolinggo (PECEL KOPROL)
Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (KOMTARI KEHATI)
Paguyuban Penarik Gerobak Sampah Cekatan Riang Inovatif Amanah (PGS CERIA)
Paguyuban Abang Becak Peduli Lingkungan (ABPL)

Pencarian Artikel

Jumlah Kunjungan

About Me

My photo
By the middle of 2005, the management of environment in Probolinggo city was implemented by 2 (two) units which were subdivision for public cleaning services and parks of Public Works Agency of Probolinggo City and the Office of Environment of Probolinggo City. But in August 2005, considering to the aspects of effectiveness in administration, coordination, budget management dan program operations, then those two units were merged into 1 (one) new governmental institution namely the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City. Then, in accordance to the institutional restructure of central and regional government, on July 1st 2008, the Agency of Public Cleaning Services and Environment (DKLH) of Probolinggo City was changed into the Environment Agency (BLH) of Probolinggo City.