Bagian Humas Pemkab Wonogiri bersama sejumlah wartawan yang bertugas di Wonogiri, selama dua hari Minggu (26/6) dan Senin (27/6), melakukan studi banding di Pemkot Probolinggo, Jatim. Rombongan melihat proses pengolahan sampah milik Pemkot. Sampah yang bau busuk, setelah diolah tidak berbau. Berikut catatan Reporter Joglosemar Eko Sudarsono, yang ikut studi banding tersebut. Rombongan studi banding dari Humas Pemkab Wonogiri dipimpin Kabag Humas Waluyo. Saat tiba di Probolinggo, rombongan diterima Kabag Humas dan Protokol Pemkot Probolinggo Gatot Wahyudi, Kepala Bappeda Budi Tris dan Kabag Umum Rey Suwigtio. Gatot Wahyudi saat menyambut menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan dari Wonogiri. Kemudian, penjelasan lebih lanjut disampaikan Kepala Bappeda Budi Tris. Ia menjelaskan seputar Pemkot Probolinggo dan sistem pengelolaan sampah. Kata dia, pengelolaan sampah telah berlangsung dengan baik. Bahkan, para abang becak yang menukar sampah dengan sembako ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), untuk selanjutnya diolah. “Pemkot Probolinggo terdiri dari lima kecamatan dan 29 kelurahan. Dengan pendapatan asli daerah kurang lebih Rp 60 miliar. Dan anggaran kas daerah sebesar Rp 567 miliar. Dengan jumlah penduduk 217.000 jiwa,” terangnya.
Sampah Ditukar Sembako
Kata dia, penanggulangan kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan reformasi birokrasi menjadi visi Pemkot yang dipimpin Walikota HM Buchori dan Wakil Walikota Bandyk Soetrisno. “Penanggulangan kemiskinan salah satu upaya dengan pengajuan pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan dana dari Kementerian Perumahan Rakyat. Kini sudah ada dua rumah susun yang ditempati sekitar 98 KK. Dan akan terus kami upayakan,” katanya. Kemudian mengenai pengelolaan sampah, kata dia, memiliki tempat pengolahan yang sama sekali tidak berbau. Terkait abang tukang becak yang menukar sampah dengan sembako dijelaskan Budi, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar. Sampah-sampah ini nantinya akan dipilah, baik dengan bantuan pemulung maupun dengan alat pemilah sampah organik dan sampah anorganik yang ada di TPA di wilayah Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. Setelah memperoleh penjelasan, rombongan kemudian melihat TPA yang dimaksud.
TPA yang menempati areal seluas empat hektare ini dipergunakan baik untuk pengolahan dan tempat pembuangan. Sebelum ditumpuk, pada bagian dasar dilapisi dengan terpal. Sampah yang sudah diratakan lantas diuruk dengan tanah. Pipa dari area TPA disalurkan ke dua bak penampung air hasil fermentasi sampah. Untuk selanjutnya diolah sehingga aman saat dibuang. Proses inilah yang membuat sampah di sana kering, sehingga bau busuk yang kerap ada di TPA tidak terjadi di sana. Kepala Bidang Penanggulangan Dampak Pencemaran Kantor Lingkungan Hidup, Abdul Rachman mengatakan luas total area TPA sekitar 10 hektare, namun baru 4 hektare yang gunaannya karena masih ditempati warga. “Pelan-pelan kami minta untuk pindah, karena area yang ditempati milik Pemkot. Tapi tentu lama, tidak bisa begitu saja diminta untuk pindah,” jelasnya. Kemudian mengenai bidang humas yang ada di Pemkob Probolinggo, diakui Rey, tiap tahun menganggarkan Rp 3,2 miliar untuk kegiatan wartawan. Pemkot memberikan penghargaan bagi media yang meliput kegiatan Pemkot.. Sumber Berita
Sampah Ditukar Sembako
Kata dia, penanggulangan kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan reformasi birokrasi menjadi visi Pemkot yang dipimpin Walikota HM Buchori dan Wakil Walikota Bandyk Soetrisno. “Penanggulangan kemiskinan salah satu upaya dengan pengajuan pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan dana dari Kementerian Perumahan Rakyat. Kini sudah ada dua rumah susun yang ditempati sekitar 98 KK. Dan akan terus kami upayakan,” katanya. Kemudian mengenai pengelolaan sampah, kata dia, memiliki tempat pengolahan yang sama sekali tidak berbau. Terkait abang tukang becak yang menukar sampah dengan sembako dijelaskan Budi, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar. Sampah-sampah ini nantinya akan dipilah, baik dengan bantuan pemulung maupun dengan alat pemilah sampah organik dan sampah anorganik yang ada di TPA di wilayah Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. Setelah memperoleh penjelasan, rombongan kemudian melihat TPA yang dimaksud.
TPA yang menempati areal seluas empat hektare ini dipergunakan baik untuk pengolahan dan tempat pembuangan. Sebelum ditumpuk, pada bagian dasar dilapisi dengan terpal. Sampah yang sudah diratakan lantas diuruk dengan tanah. Pipa dari area TPA disalurkan ke dua bak penampung air hasil fermentasi sampah. Untuk selanjutnya diolah sehingga aman saat dibuang. Proses inilah yang membuat sampah di sana kering, sehingga bau busuk yang kerap ada di TPA tidak terjadi di sana. Kepala Bidang Penanggulangan Dampak Pencemaran Kantor Lingkungan Hidup, Abdul Rachman mengatakan luas total area TPA sekitar 10 hektare, namun baru 4 hektare yang gunaannya karena masih ditempati warga. “Pelan-pelan kami minta untuk pindah, karena area yang ditempati milik Pemkot. Tapi tentu lama, tidak bisa begitu saja diminta untuk pindah,” jelasnya. Kemudian mengenai bidang humas yang ada di Pemkob Probolinggo, diakui Rey, tiap tahun menganggarkan Rp 3,2 miliar untuk kegiatan wartawan. Pemkot memberikan penghargaan bagi media yang meliput kegiatan Pemkot.. Sumber Berita
No comments:
Post a Comment