Ketersediaaan sumber energi alam yang semakin defisit membutuhkan pemahaman dan juga upaya konkrit dari pemerintah dan masyarakat untuk menghematnya, sehingga dampak negatif dari krisis energi dapat diantisipasi secara dini. Untuk upaya itulah, maka Selasa(26/10) bertempat di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL), Jalan Basuki Rahmat No. 62 Probolinggo, Pemerintah Kota Probolinggo cq. Badan Lingkungan Hidup (BLH), mengajak masyarakat untuk memanfaatkan limbah terbuang, utamanya limbah terbuang dari sisa usaha penggergajian untuk diolah menjadi briket yang pemanfaatannya dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk aktivitas memasak pada rumah tangga melalui Pelatihan Pembuatan Briket sebagai Energi Alternatif.
Acara dibuka oleh Wakil Walikota Probolinggo, Drs. H. Bandyk Soetrisno, M.Si. sekitar pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh para Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. Peserta acara tersebut terdiri dari 100 orang yang berasal dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Kader Lingkungan pada kelurahan-kelurahan di Kota Probolinggo. Mengawali sambutannya, Wawali Bandyk Soetrisno menyampaikan sejarah kebijakan pemerintah dalam penggunaan minyak tanah (mitan) menjadi elpiji. Dimana keterbatasan ketersediaan bahan bakar migas khususnya mitan dan juga semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia, mau tidak mau, mengharuskan pemerintah untuk menarik subsidi terhadap mitan itu sendiri. “Minyak tanah itu bukannya tidak ada. Ada, tapi harganya sudah sangat mahal. Untuk saat ini, per liternya, harganya bisa mencapai Rp 7.000,- sampai Rp 8.000,-. Karena itu tadi (melonjaknya harga minyak mentah dunia, red.), pemerintah menarik subsidi untuk minyak tanah tersebut. Kalau diterus-teruskan, pemerintah menyokong pemberian subsidi dalam APBN-nya, maka anggaran negara untuk kegiatan yang lain, bidang pendidikan misalnya, pastinya tidak dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan tujuannya,” jelas Bandyk.
Dalam kesempatan tersebut, Wawali juga mengingatkan kepada para peserta pelatihan agar informasi yang diterima dalam pelatihan kali ini, selain berguna bagi diri sendiri, juga dapat diajarkan dan berguna pula bagi warga masyarakat di lingkungan sekitar para peserta pelatihan. Narasumber dalam pelatihan ini adalah Ketua KIM Le Ollena Kota Probolinggo, Drs. Puguh Priyo Sudibyo, sosok yang pernah turut andil mengharumkan nama Kota Probolinggo dengan meraih prestasi gemilang sebagai juara umum dalam Pekan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) tahun 2009 di Malang. Sedang moderatornya adalah penerima Kalpataru 2010 kategori Pembina Lingkungan, Endang Sulistyoningsih, yang juga masih aktif bekerja di Dinas Pendidikan sebagai guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Kota Probolinggo.
Setelah paparan secukupnya dari narasumber, peserta langsung diajak untuk praktek dengan aneka bahan dan alat yang sebelumnya sudah disediakan oleh panitia. Dalam kegiatan tersebut, seluruh peserta tampak sangat antusias untuk mengikuti pelatihan yang diadakan. Metode sersan (serius tapi santai) khas Puguh Sudibyo saat memberi pelatihan rupanya sangat diminati oleh para peserta pelatihan. Bahkan tak jarang, gurauan segar nan menghibur dan informatif tersebut disambut oleh peserta dengan gelak tawa. “Ini memang program tahunan yang diselenggarakan oleh dinas, tapi tidak melulu pelatihan pembuatan briket saja. Kita menggelar pelatihan tiap tahunnya, yang disediakan bagi masyarakat dan juga kader lingkungan. Pastinya nanti pelatihan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi aktual yang ada,” jelas Ir. Fitriawati, MM, Kepala UPTD Informasi & Pendidikan Lingkungan Hidup.
Acara pelatihan tersebut berakhir sekitar pukul 13.00 WIB. Para peserta mendapatkan kompor briket dan contoh briket arang yang sudah jadi dari panitia. Sumber Berita
Acara dibuka oleh Wakil Walikota Probolinggo, Drs. H. Bandyk Soetrisno, M.Si. sekitar pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh para Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Probolinggo. Peserta acara tersebut terdiri dari 100 orang yang berasal dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Kader Lingkungan pada kelurahan-kelurahan di Kota Probolinggo. Mengawali sambutannya, Wawali Bandyk Soetrisno menyampaikan sejarah kebijakan pemerintah dalam penggunaan minyak tanah (mitan) menjadi elpiji. Dimana keterbatasan ketersediaan bahan bakar migas khususnya mitan dan juga semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia, mau tidak mau, mengharuskan pemerintah untuk menarik subsidi terhadap mitan itu sendiri. “Minyak tanah itu bukannya tidak ada. Ada, tapi harganya sudah sangat mahal. Untuk saat ini, per liternya, harganya bisa mencapai Rp 7.000,- sampai Rp 8.000,-. Karena itu tadi (melonjaknya harga minyak mentah dunia, red.), pemerintah menarik subsidi untuk minyak tanah tersebut. Kalau diterus-teruskan, pemerintah menyokong pemberian subsidi dalam APBN-nya, maka anggaran negara untuk kegiatan yang lain, bidang pendidikan misalnya, pastinya tidak dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan tujuannya,” jelas Bandyk.
Dalam kesempatan tersebut, Wawali juga mengingatkan kepada para peserta pelatihan agar informasi yang diterima dalam pelatihan kali ini, selain berguna bagi diri sendiri, juga dapat diajarkan dan berguna pula bagi warga masyarakat di lingkungan sekitar para peserta pelatihan. Narasumber dalam pelatihan ini adalah Ketua KIM Le Ollena Kota Probolinggo, Drs. Puguh Priyo Sudibyo, sosok yang pernah turut andil mengharumkan nama Kota Probolinggo dengan meraih prestasi gemilang sebagai juara umum dalam Pekan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) tahun 2009 di Malang. Sedang moderatornya adalah penerima Kalpataru 2010 kategori Pembina Lingkungan, Endang Sulistyoningsih, yang juga masih aktif bekerja di Dinas Pendidikan sebagai guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Kota Probolinggo.
Setelah paparan secukupnya dari narasumber, peserta langsung diajak untuk praktek dengan aneka bahan dan alat yang sebelumnya sudah disediakan oleh panitia. Dalam kegiatan tersebut, seluruh peserta tampak sangat antusias untuk mengikuti pelatihan yang diadakan. Metode sersan (serius tapi santai) khas Puguh Sudibyo saat memberi pelatihan rupanya sangat diminati oleh para peserta pelatihan. Bahkan tak jarang, gurauan segar nan menghibur dan informatif tersebut disambut oleh peserta dengan gelak tawa. “Ini memang program tahunan yang diselenggarakan oleh dinas, tapi tidak melulu pelatihan pembuatan briket saja. Kita menggelar pelatihan tiap tahunnya, yang disediakan bagi masyarakat dan juga kader lingkungan. Pastinya nanti pelatihan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi aktual yang ada,” jelas Ir. Fitriawati, MM, Kepala UPTD Informasi & Pendidikan Lingkungan Hidup.
Acara pelatihan tersebut berakhir sekitar pukul 13.00 WIB. Para peserta mendapatkan kompor briket dan contoh briket arang yang sudah jadi dari panitia. Sumber Berita
No comments:
Post a Comment